Setelah kudeta Mesir tanggal 3 Juli dan pertumpahan darah penduduk Muslim yang dilakukan oleh tentara, muncul beberapa indikator yang menyatakan dengan jelas bahwa Arab Saudi terlibat secara langsung. Mereka (Arab Saudi) tidak hanya memberikan dukungan keuangan baik bagi kelompok sekularis untuk memprotes Presiden Morsi [1] maupun kudeta [2] dengan dana miliaran dolar, namun mereka juga mendukung tindakan keras terhadap para demonstran oleh tentara dan peradilan; dengan bersumpah untuk melanjutkan bantuannya bahkan jika bantuan Amerika senilai $ 13 milyar terganggu [3]. Sementara banyak spekulasi media yang menunjuk ke masalah-masalah lain, secara historis telah diketahui bahwa Kerajaan Arab Saudi (Kingdom of Saudi Arabia-KSA) telah dan terus memberikan banyak dana bagi proyek-proyek kontroversial yang diprakarsai oleh AS, untuk mendukung hegemoninya di seluruh negeri-negeri Muslim. Berikut adalah beberapa contoh proyek-proyek itu yang telah melayani tujuan besar AS dan korban penduduk Muslim setempat.
Afghanistan – 1975-1998
Meskipun tidak ada catatan sejarah yang atas keterlibatan KSA, umum dikenal di Afghanistan bahwa Raja Faisal dari KSA dan Raza Shah Iran [4] memungkinkan Uni Soviet (USSR) bersama KGB-nya untuk menyerbu Afghanistan. Mereka mengeluarkan cek kosong kepada Presiden Afghanistan Mohammad Dauod, yang dikondisikan untuk mengurangi hubungannya dengan Uni Soviet, dan mengusir semua penasehat mereka. Ini adalah salah satu dari banyak kegiatan CIA yang dirancang untuk memancing Uni Soviet untuk menginvasi negara itu. Namun, bantuan tersebut tidak pernah diterima, Afghanistan kemudian terlempat ke dalam perang yang mengakibatkan jutaan orang mati, cacat, negara dengan jumlah pengungsi tertinggi kedua di dunia, dan hancurnya seluruh infrastruktur negara. Selama perlawanan Afghanistan melawan Uni Soviet dan rezim sosialis Afghanistan, satu-satunya negara yang melampaui bantuan Amerika sebesar $ 3 milyar adalah KSA, dengan jumlah yang tidak diketahui . [5] Setelah kekalahan Uni Soviet dan rezim boneka di Afghanistan, KSA memainkan peran utama dalam hal pendanaan bagi perekrutan penuh, dengan mempersenjatai, dan membentuk kekuatan baru di negeri itu yang bernama Taliban pada tahun 1994. Dana ini berlanjut hingga tahun 1998 sebelum Taliban memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan Amerika Serikat karena mengamankan transfer gas Asia Tengah oleh UNOCOL. [6]
Perang Irak – 1991 dan 2003
Setelah kekalahan di Afghanistan dan di ambang kehancurannya, Uni Soviet kehilangan posisi globalnya sehingga tidak terelakkan bagi AS untuk memulai kembali era kolonialisme militernya. Justifikasi yang diberikan adalah invasi Kuwait oleh Saddam Hussain. Namun, bagaimanapun beban keuangan di pundak Amerika sangat sedikit. Laporan-laporan mengindikasikan bahwa seluruh biaya perang hanya US $ milyar, sementara sisa biaya perang itu ditutupi oleh KSA ($ 36 milyar) dan Jepang dan Jerman ($ 16 milyar) . [7] Dengan kata lain, AS memperoleh banyak keuntungan dengan biaya yang minimal bagi dirinya sendiri. Selain hal ini untuk memungkinkan AS untuk menyerang Irak dari Kuwait dan membangun pangkalan militer permanen di negeri itu. Demikian pula, ketika George W. Bush memutuskan untuk menyerang Irak, sekali lagi mereka memiliki hak istimewa yang sama. Namun, biaya yang ditanggung oleh rakyat Irak adalah diatas 4 juta jiwa, termasuk 500.000 anak-anak yang mati kelaparan, tidak terhitung individu yang luka-luka dan cacat, kemiskinan, kehancuran negara, dan pembersihan etnis. [8]
Menantang Pengaruh Regional Rusia
Setelah Uni Soviet bubar sebagai akibat kekalahannya di Afghanistan, pewaris utama kekuatan global, dominasi dan pengaruhnya adalah Federasi Rusia, yang mempertahankan cengkeramannya di negara-negara Asia Tengah. Untuk menahan munculnya kembali kekuatan global Rusia, AS mencoba untuk menantang Rusia dalam lingkup pengaruhnya [10], dengan menggunakan sentimen Islam rakyat di wilayah itu. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa ada krisis lain, di mana KSA secara aktif terlibat dalam pendanaan kelompok-kelompok regional di bawah slogan menyebarkan Islam dan mempersanjatai kelompok militan? [11]
Berkaitan dengan Revolusi Suriah
Telah menjadi bencana bagi rakyat Suriah, yang telah mengorbankan ratusan ribu anggota keluarganya dan jutaan orang lagi tinggal di kamp-kamp pengungsi, tanpa mendapatkan kemerdekaan atau perubahan yang nyata. Alasan utama atas fenomena ini adalah kenyataan bahwa Amerika Serikat dan Rusia, meskipun ada perbedaan keduanya, telah berusaha untuk menjaga elemen-elemen utama rezim untuk menghentikan munculnya kembali Islam. Untuk mendukung Pemerintah Suriah, Rusia harus menyediakan banyak persenjataan yang dibutuhkan dan suku cadang untuk peralatan militer mereka, sementara AS telah memungkinkan pasukan (syiah) milisi dari Iran, Irak dan Lebanon untuk masuk ke Suriah [12], untuk menjaga rezim agar tidak runtuh.
Di sisi lain, untuk mencegah pasukan pejuang membentuk kesatuan apapun dan berdiri mendapat dukungan rakyat, AS telah menggunakan pelayanan KSA dalam mempengaruhi/ membeli Koalisi Nasional Suriah dan mengurangi peran Inggris yang dibentuk melalui Qatar. Di samping itu juga untuk membantu AS mengarahkan aliran senjata kepada kelompok-kelompok yang mendukung Amerika Serikat. [13]
Salah satu perkembangan terbaru menunjukkan bahwa peran KSA adalah penting dalam memecahkan perbedaan kunci satu-satunya dalam hal sikap antara Rusia dan Amerika Serikat. Sejak awal , sikap AS adalah untuk terjadinya transisi politik, yang berhasil dilaksanakan di Yaman, dengan mempertahankan rezim secara utuh dan dengan mengganti Bashar Al Assad saja. Sikap Rusia pada Bashar sendiri yang merusak kepentingan Amerika di kawasan itu membuat transisi politik menjadi mustahil, karena pihak oposisi tidak akan menerimanya untuk alasan apapun. Namun, setelah pengumuman terbaru atas intervensi militer Amerika , yang sudah dinyatakan tidak bertujuan untuk mengganti rezim [14], ada nada lunak yang terlihat dalam respon Rusia [15]. Sesungguhnya, dokumen-dokumen yang bocor menunjukkan bahwa kesepakatan minyak KSA dengan Rusia atas konflik Suriah mungkin telah memainkan perannya. Jika benar, hal itu mengindikasikan kepada fakta bahwa berdasarkan pelayanan yang lebih baik yang diberikan oleh KSA kepda AS di masa lalu, perannya menjadi diperluas hingga ke tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Perang Melawan Teror
Ini adalah fakta terbuka bahwa yang dulu dikenal sebagai pasukan pejuang kemerdekaan oleh AS, yakni para pejuang Afghanistan dan Arab kini telah dicap sebagai ‘ teroris ‘ di seluruh dunia. Namun, pembentukan dan kemudian perang melawan kelompok-kelompok militan ini telah menjadi permainan ganda, suatu permainan yang merupakan spesialisasi KSA Sebagaimana dinyatakan di atas, peran KSA adalah kunci di setiap wilayah. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana KSA bekerja sama dengan dinas rahasia AS dalam perang ini selain pendanaan atas departemen anti – teror PBB [16] . Hal ini termasuk perang melawan kelompok-kelompok militan yang didanai sendiri di Bosnia dan Somalia. [17]
Sebagai kesimpulan, pendanaan dari Raja Saudi atas Pemerintah Sekuler dan Militer baru Mesir adalah sangat penting bagi hegemoni AS, dimana dana miliaran dolar bukan merupakan peristiwa pertama. Sejumlah peristiwa sebelumnya menunjukkan bahwa KSA selalu memainkan peran utama dalam pembiayaan dan untuk mempertahankan hegemoni AS di negeri-negeri Muslim.
Uang Rezim Saudi yang seharusnya digunakan untuk membantu orang-orang miskin di perbatasan negaranya sendiri, malah dimanfaatkan untuk mengeksploitasi dan mengorbankan umat Islam seperti domba-domba dalam rangka mempertahankan dan memperkuat kepentingan global AS. Dana ini juga telah dikategorikan yang digunakan terhadap kaum Muslim lainnya untuk melemahkan, membongkar ke akarnya dan menghilangkan setiap kesempatan untuk melayani kaum Muslim yang berjuang melalui Islam politik, serta menjauhkan mereka dari kebebasan dan kehidupan yang bermartabat. (rz/ www.revolutionobserver.com)
[1]http://www.upi.com/Top_News/World-News/2013/07/30/Saudi-activist-says-money-given-to-Egyptian-general-to-oust-Morsi/UPI-53881375183115/
[2]http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/saudiarabia/10178117/Saudi-Arabia-re-emerges-as-powerful-Middle-East-player.html
[3]http://video.msnbc.msn.com/newsnation/52794226/
[4]http://www.us-uk-interventions.org/Afghanistan.html
[6]http://globalresearch.ca/articles/MAD201A.html
[7]http://people.psych.cornell.edu/~fhoran/gulf/GW_cost/GW_payments.html
[8]http://www.iraqbodycount.org/
[9]http://www.theguardian.com/world/2002/apr/22/warcrimes.comment
[10]http://www.ceps.eu/book/russia-central-asia-old-history-new-challenges
[11]http://globetrotter.berkeley.edu/people2/Rashid/rashid-con4.html
[12]http://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/view/irans-foreign-legion-the-role-of-iraqi-shiite-militias-in-syria
[13]http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/saudiarabia/10178117/Saudi-Arabia-re-emerges-as-powerful-Middle-East-player.html
[14]http://news.nationalpost.com/2013/08/27/goal-not-regime-change-white-house-insists-as-reports-syria-strike-just-days-away/
[15]http://rbth.ru/international/2013/08/27/russia_will_not_fight_with_anyone_over_syria_29247.html
[16]http://www.globalpost.com/dispatch/news/afp/130808/saudi-arabia-donates-100-mn-un-anti-terror-centre
[17]http://www.fbi.gov/news/testimony/middle-east-and-central-asia-saudi-arabia-and-the-fight-against-terrorism-financing