Amnesty Internasional menuduh Mesir menahan dan mendeportasi ratusan orang pengungsi asal Suriah, yang kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan orang tua.
“Alih-alih menawarkan bantuan dan dukungan bagi pengungsi Suriah, pemerintah Mesir menangkap dan mendeportasi mereka. Ini merupakan penghinaan bagi standar hak asasi manusia,” kata pimpinan Amnesty Internasional Sherif Elsayed Ali, dalam sebuah pernyataan.
Menurutnya, Mesir gagal memenuhi kewajiban internasional untuk melindungi para pengungsi.
Dalam laporannya, Amnesty Internasional menyatakan angkatan laut Mesir telah mencegat 13 kapal pengungsi yang membawa sekitar 950 orang pengungsi, yang hendak menuju Eropa.
Mengutip keterangan badan pengungsi PBB, UNHCR , otoritas Mesir disebutkan telah menangkap 946 orang pengungsi asal Suriah, serta 724 orang diantaranya telah ditahan.
Laporan organisasi pemantau hak asasi manusia itu juga menyebutkan, 36 orang yang umumnya pengungsi Palestina dari Suriah dideportasi ke Damaskus awal bulan ini.
Mengenaskan
Saat ini mereka diyakini ditahan di unit-unit intelijen militer Suriah di Damaskus, lanjut laporan itu.
Pengungsi Suriah dan Palestina, demikian laporan itu menyebutkan, acap dituduh mendukung Ikhwanul Muslimin Mesir.
Dalam bagian lain laporannya, Amnesty Internasional juga menyebutkan, kondisi pengungsi Suriah di Mesir dalam kondisi mengenaskan
Mereka mengatakan, puluhan anak-anak Suriah yang ditahan, tanpa didampingi orang tuanya. Kondisi penampungan pengungsi Suriah disebutkan pula tidak sehat, tanpa makanan atau bantuan medis yang memadai.
Pihak berwenang Mesir belum menanggapi temuan Amnesty Internasional. Mesir mengalami kekacauan politik semenjak penggulingan Presiden Hosni Mubarak pada Februari 2011 lalu. (bbc, 17/10/2013)