Testimoni Hanaa Hasan: Kedok Pemberdayaan Perempuan ala Pendidikan Barat
HTI Press. Bogor. Sebagai penyemangat para peserta yang berjumlah sekitar 200 orang, acara diawali dengan pemutaran video testimoni dari Hanaa Hasan, Student of Economics of The School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London, seorang pemudi Muslimah Hizbut Tahrir Britain.
Ia menyatakan bahwa perempuan dituntun untuk percaya bahwa dengan mengenyam pendidikan akan membuka peluang yang lebih besar untuk memiliki karir yang pada gilirannya akan mengarahkan pada kehidupan yang serba tercukupi bahkan lebih dan salah satunya adalah mandiri secara ekonomi dari laki-laki. Tetapi kenyataan mengisahkan cerita yang berbeda.
Dalam 100 tahun terakhir, di bawah penerapan sistem demokrasi sekuler, semakin banyak perempuan yang telah dipaksa untuk meninggalkan peran utama mereka sebagai pengasuh rumah tangga dan ibu karena menjadi pencari nafkah; semuanya berkedok istilah pemberdayaan. Sistem ini tidak memandang pendidikan dari perspektif manusia, yakni hak dasar setiap individu, tetapi dari standar para kapitalis, yaitu apa yang lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi.
Sistem kapitalisme tidak memandang pendidikan dari perspektif manusia, yakni hak dasar setiap individu, tetapi dari standar para kapitalis, yaitu apa yang lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, kurikulum sistem pendidikan Barat mempromosikan nilai-nilai liberal sekuler yang berbahaya yang telah menyebabkan krisis sosial.
Ini jelas bukan model yang harus kita tiru. Sebaliknya, kita harus melirik kepada Islam, yang telah menjamin pemenuhan hak-hak perempuan selama lebih dari 1400 tahun. Di bawah penerapan sistem Islam, seorang perempuan mengenyam pendidikan. [nin]