HTI Press, Purwokerto. Ahad, 27 Oktober 2013. Terdapat lebih dari 80 orang peserta yang terdiri dari kalangan intelektual, pengusaha dan tokoh ulama, hadir memadati Aula Kementerian Agama Kabupaten Banyumas dalam rangka mengikuti acara Halqoh Islam dan Perdaban (HIP) yang diselenggarakan oleh DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kab. Banyumas.
Acara HIP kali ini membawa tema “Quo Vadis APEC: Indonesia Untung Atau Buntung ?” dengan menghadirkan tiga orang pembiacara, di antaranya adalah (1) Dr. Ade banani, MS (Pembantu Dekan 3 FE UNSOED), (2) Dr. Ir. Edhy Sutanto, MM (Kakanwil Koperasi & UKM periode 2001-2004), dan (3) KH. Muhammad Ichsan Abdul Jalil (DPP HTI).
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Ade Banani, MS. Beliau menitikberatkan pembahasannya kepada dampak APEC terhadap keberlangsungan UMKM di Indonesia yang pada hakikatnya adalah sangat merugikan, mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang masih rapuh serta kondisi internal dari para pelaku UMKM sendiri yang menurut beliau masih lemah dalam beberapa aspek manajerial dan sumber daya manusianya, ditambah lagi dengan kondisi perpolitikan di Indonesia yang sangat buruk, semakin menambah keterpurukan industri UMKM yang ada, dan pada akhirnya beliau menegaskan bahwa pada hakikatnya negara ini selain dijajah oleh asing, para elite politik pun juga tidak ketinggalan semakin memperburuk keadaan.
Lain halnya dengan apa yang disampaikan oleh Dr. Ir. Edhy Sutanto, MM. Beliau lebih menekankan bahwa sesungguhnya akar dari semua problem penjajahan asing baik itu melalui APEC dan lain-lain, adalah karena diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme yang notebenenya merupakan sistem yang dibentuk oleh Yahudi. “Sistem ini adalah sistem yang rusak yang sengaja dirancang oleh zionis yahudi semenjak disahkannya protocol of zion” ungkap beliau kepada audiens, sehingga beliau menyarankan untuk segera menghempaskan sistem ini secepat mungkin. Pernyataan Dr. Ir. Edhy tersebut diperkuat oleh KH. Muhammad Ichsan Abdul Jalil, yang menyatakan bahwa memang kapitalisme lah penyebab dari semua keterpurukan ekonomi di dunia sekarang ini, dan islam jelas sangat mengkritik keras akan praktik-praktik dari kapitalisme. “Sebagai bukti bahwa Indonesia telah dijajah, kita bisa melihat pengakuan para agen CIA yang ditugaskan untuk melobi para kepala negara yang dituju, dimana semua pengakuan tersebut dapat dibaca secara jelas dalam buku yang berjudul the confession of the economic hitman” pungkas beliau.
Sebagai penutup, KH Muhammad Ichsan mengajak peserta yang hadir dan umat islam pada umumnya untuk sama-sama mengganti sistem yang sudah kian rusak ini, yaitu tiada lain dengan syariat islam dalam bingkai negara Khilafah Islamiyah. Beliau pun mengajak para peserta untuk marah dan ikut berjuang dalam rangka menyudahi semua kerusakan yang ditimbulkan oleh kapitalisme, tentunya dengan cara islam. sebagaimana Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan “barang siapa yang tidak marah setelah ditampakan fakta-fakta kerusakan di hadapan dia, maka dia tidak ubahnya seperti himar (keledai), dan barang siapa yang tidak ada niatan untuk ikut berjuang dalam rangka menyudahinya/memperbaikinya, maka sesungguhnya dia adalah syaithon”. Terlihat para peserta pun sangat antusias pada saat para pembicara memaparkan materi-materinya. [] MI HTI Banyumas