Situs surat kabar “asy-Syarq al-Awsath” mempublikasikan berita sebagai berikut: “Penjaga Dua Masjid Suci (khadimul haramain asy-syaririfai), Raja Abdullah bin Abdul Aziz, kemarin di istananya di Jeddah, menjamu Raja Yordania, Abdullah al-Tsani bin Hussein, Syaikh Jenderal Muhammad bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi, sekaligus Deputi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata di Uni Emirat Arab (UEA). Pertemuan ini membahas sejumlah peristiwa secara keseluruhan, dan perkembangan yang terjadi di pentas dunia Islam, Arab dan internasional, serta prospek kerja sama antara Arab Saudi, Yordania dan UEA.”
*** *** ***
Trio penguasa thaghut pengkhianat ini tidak akan melakukan pertemuan untuk kebaikan Islam dan kaum Muslim. Kepentingan Islam dan kaum Muslim adalah hal lain yang mungkin saja mereka para penguasa ruwaibidhah (bodoh) pengkhianat ini akan memikirkannya, dan bahkan mereka tidak akan pernah memikirkannya sama sekali.
Dan selama mereka mengklaim bahwa pertemuan mereka adalah untuk membahas perkembangan di pentas dunia Islam dan Arab, maka itu berarti bahwa pertemuan mereka ini tidak lebih hanya sebuah konspirasi terhadap kaum Muslim, karena ada kepentingan tuan mereka, kaum kafir Barat, yang ingin mereka wujudkan, serta kebijakan yang akan mereka terapkan; mereka juga punya agenda konspirasi pengkhianatan yang didiktekan kepada mereka oleh tuannya agar mereka bertemu untuk membahas mekanisme penerapannya.
Mungkin masalah yang paling menonjol yang membentang di depan mereka, dan masalah yang paling penting dimana mereka akan berkonspirasi adalah masalah revolusi Syam yang diberkati, masalah waktu dan agenda pengkhianatan yang tengah mereka bahas bagaimana menerapkannya, yaitu mempromosikan Konferensi Jenewa 2 yang dihantui nasib buruk dan kegagalan, serta berkontribusi dalam penyelenggaraannya, dan apa yang bisa didapat di saat berhasil mempertahankan rezim penjahat Basyar pengusun ideologi sosialis Ba’ats—namun Allah tidak akan membiarkannya—, atau di saat berhasil membentuk suatu pemerintahan transisi yang mengkhianati Allah, Rasul-Nya serta kaum Muslim pada umumnya, dan khususnya rakyat Syam; juga di saat berhasil membuat boneka kaum kafir Barat untuk menjaga pengaruh Amerika di Suriah, dan mengokohkan hegemoninya di kawasan Timur Tengah. Selanjutnya, mencegah masuknya Islam ke tampuk kekuasaan dan pendirian negara Khilafah Islam, yang akan menandakan jatuhnya kekuasaan trio penguasa thaghut tersebut, dan juga yang akan memprediksi runtuhnya singgasana mereka, serta para penguasa ruwaibidhah (bodoh) lainnya di tengah kaum Muslim Arab dan non-Arab.
Mereka menyadari bahwa jika revolusi Syam berhasil mendirikan Khilafah Rasyidah kedua yang berdasarkan metode kenabian, maka mereka sama sekali tidak akan memiliki dampak pada peta politik di negeri-negeri Muslim, dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Khalifah kaum Muslim atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap Islam dan kaum Muslim. Karena itulah mereka berkonspirasi dan membuat makar melawan revolusi Syam, namun semua akan kembali pada diri mereka sendiri. Mereka membuat makar (tipu daya), sementara Allah akan membalas makar mereka, dan Allah sebaik-baik pembalas atas mereka yang membuat makar. Sungguh, saat jatuh dan tumbangnya mereka sangat dekat, bahkan lebih dekat dari perangkap sepatu mereka sendiri. Allah SWT berfirman:
وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS. Al-Anfal [8] : 30). [Abu Dajanah]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 28/10/2013.