Para ahli purbakala telah meminta pemerintah untuk melindungi berbagai situs kuno dan masjid-masjid di Makkah karena pentingnya nilai agama dan sejarah situs-situs itu.
Talal Al-Sharif, seorang ahli benda-benda purbakala Islam, mengatakan bangunan-bangunan itu termasuk masjid-masjid yang dibangun selama periode Ummayya dan rumah Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad (Saw).
Situs ini berada di alun-alun dan dekat dengan Bukit Marwa.
Dia mengatakan wilayah tempat rumah itu berdiri harus dilindungi sebagai sebuah situs arkeologi dan tidak digunakan sebagai tempat tempat beribadah Masjidil Haram. Dia mengatakan penting untuk memiliki sebuah pintu masuk, dan yang dikenal sebagai rumah Nabi (Saw).
Al-Sharif mengatakan perlindungan terhadap masjid-masjid ini akan membantu melestarikan sejarah Islam di negara itu. Dia mengatakan para peneliti telah mengidentifikasi beberapa situs arkeologi penting yang besar di Makkah. Dia mengatakan berbagai lembaga telah mulai melestarikan situs ini, termasuk Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Purbakala.
Dia mengatakan Masjid Al-Jinn dimodernisasi di bawah pemerintahan Saudi. Dia mengatakan Masjid Al-Baiah masih ada dan merupakan peninggalan zaman Abu Ja’far Al-Mansur, dan pemerintahan Abbasiyah. Masjid itu dimodernisasi dengan perluasan selama zaman pemerintahan Mamluk dan Ottoman.
Fawaz Al-Dahhas, profesor sejarah Arab, pengawas museum di Ummul Qura University, dan anggota komite penasihat pada situs sejarah Islam, mengatakan suku Yatsrib bertemu Nabi (saw) di Masjid Al-Baiah ketika Quraisy menentang beliau.
Dia mengatakan bahwa Islam dimulai dari Al-Baiah Masjid, yang digunakan sebagai sebuah jurang di antara pegunungan, yang dikenal sebagai Jurang Al-Ansar.
Hal ini dilakukan pada saat Al-Abbas, paman Nabi, masih hidup. Dia mengatakan jurang itu tetap utuh hingga awal periode Abbasiyah. Abu Jafar Al-Mansour membangun masjid itu setelah Al-Abbas berjanji untuk menghidupkan kembali menyegarkan kembali ingatan terhadap kakeknya. Al-Mustansir Billah merenovasi masjid itu tahun 1232.
Dia mengatakan situs lain termasuk Masjid Al-Rayah, di pintu masuk Makkah dari sisi Al-Ghazah, yang diberi nama demikian karena Nabi (Saw) menancapkan tiang bendera di sana. Ada juga Masjid Al-Jinn di sebelah Al-Muallah, yang diberi nama demikian karena Nabi (Saw) dilaporkan mengatakan kepada para sahabat, ketika mereka melihat beliau keluar dari masjid itu, bahwa beliau mengajar jin tentang Islam. Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Al-Haras (Masjid Pengawal) karena para penjaga kota Makkah terdahulu menggunakannya untuk bertemu di sana. (rz/http://www.arabnews.com/news/468970)