Musyawarah Besar Mahasiswa Se-Jabodetabek
HTI Press. Bogor. Bogor, 27/10/2013, Tepatnya di Ruang besar HPT IPB Baranangsiang. Sejumlah Aktivis Mahasiswi seJabodetabek, diantaranya IPB, UI, UIN Jakarta, UNJ, UNTIRTA, IAIN Serang dan Perguruan Tinggi Swasta se-Jabodetabek. Mereka berkumpul dalam satu pemikiran dalam agenda Musyawarah Besar dalam Momentum Kebangkitan Pemuda.
Musyawarah Besar yang dihadiri kurang lebih 170 peserta Mahasiswi Aktivis dari berbagai lembaga kampus ini, mengangkat Tema sesuai fakta yang terjadi dalam lingkup pendidikan Pemuda Indonesia yakni “ Pendidikan Pemudi dalam Sistem Kapitalisme Demokrasi: Pencerdasan atau Pembodohan?”.
Selama sesi diskusi berlangsung, para mahasiwi begitu antusias dalam menanggapi materi yang disampaikan oleh Nara sumber Ibu Fika M. Komara, anggota Central Media Office of Hizb-Ut Tahrir. Dalam diskusinya Beliau menerangkan bahwa 13 tahun Pendidikan Indonesia dalam Malepetaka munculnya fenomena pemimpin-pemimpin muda tanpa integritas pada Politik dan pemimpin-pemimpin yang menggadaikan negerinya, diperas dan dijajah oleh penjajah asing demi untuk memperkaya dirinya dan keluarga.
Menurut peserta Mubes yakni Fatma, Mahasiswi aktivis BEM dari Universitas Negri Jakarta. Saat dimintai tanggapannya mengenai pendidikan dalam Sistem Demokrasi-Kapitalisme “Saya sebagai salah satu mahasiswa UNJ, bertempat di jantung negeri bahwa Pendidikan saat ini hanya berorientasi pada Materi, para mahasiswa hanya dididik sebagai komoditas penghasil materi yang nantinya akan menguntungkan para pengemban Demokrasi. Kebanyakanan mahasiswa kehilangan identitasnya. Ketika kita bergaul, mereka sibuk sendiri, menjadi individualis, tidak peduli. Dari tahun ke tahun saya melihat adik-adik kelas dijadikan omset yang semakin tahun semakin mahal.” Ujarnya.
Acara Mubes yang ditutup dengan penanda tanganan pernyataan “Ikrar Muslimah Muda Indonesia: Menolak Kapitalisme Demokrasi dan Memperjuangkan ISLAM” dari seluruh perwakilan Universitas seJabodetabek. Hal ini membuktikan bahwa pemudi memiliki kontribusi besar dalam membangun negeri ini menuju perubahan. Pemuda mampu mendobrak kejahatan berantai kapitalisme yang membuat jati diri pemuda semakin bobrok dan merosot. Pendidikan yang semakin lama justru membodohi generasi muda dan menjadikan generasi muda tak sekedar komoditas materialisme yang di manfaatkan pemimpin negri ini untuk kepentingan asing. []