HTI Press. Hari senin tanggal 04 November 2013 atau bertepatan dengan 29 Dzulhijjah 1434 H, Hizbut Tahrir Indonesia Kota Samarinda menyelenggarakan acara Muhasabah Akhir Tahun & Dzikir bersama dengan tema “Semangat Hijrah : Semangat Mengubah Dunia Menuju Khilafah”.
Kegiatan ini diadakan dalam rangka menyambut tahun baru Islam 01 muharram 1435 H. yakni dengan mengadakan muhasabah atau renungan akhir tahun serta dzikir dan do’a bersama.
Tidak kurang dari 700-an kaum muslimin dan muslimat memadati Masjid Darun Nikmah sejak ba’da ashar hingga berakhirnya sholat isya’ secara berjama’ah.
Acara di buka dengan membacakan lantunan ayat suci al qur’an surat Ali Imran. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Ustadz Abu Hadin Rudi Harianto S.Pd.
Ustadz Abu Hadin membandingkan bagaimana masih sulitnya kaum muslimin untuk dapat hadir ke dalam mejelis ‘ilmu seperti acara muhasabah akhir tahun yang diselenggarakan, dimana berbanding terbalik 180 derajat dengan acara tahun baru agama masehi dimana mereka sudah jauh-jauh hari mempersiapkan untuk dapat memeriahkan moment tersebut. Ini menandakan bahwa umat masih banyak yang harus di sadarkan betapa pentingnya kembali berfikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Islam, bukan dengan nilai-nilai barat.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan tausiyah singkat oleh Ustadz Syaifullah Abu zahro, Ust Hamdhani Abu Ridha, dan Ustadz Muhammad Yusli Abu Dhiya.
Ustadz Syaifullah Abu Zahro memaparkan bagaimana keterpurukan umat Islam tanpa adanya khilafah. Predikat khoiru ummah hanya predikat tanpa bukti. Keterpurukan itu menimpa di berbagai lini mulai dari social, pendidikan, politik, hokum, budaya dan sebagainya..
Kemudian dilanjutkan oleh ustadz Hamdhani Abu Ridha yang memaparkan potensi kaum muslimin dari segi sumber daya alam, potensi jumlah kaum muslimin serta potensi militer kaum muslimin di seluruh dunia.
Adapun tausiyah renungan terakhir disampaikan oleh Ustadz Muhammad Yusli yang memaparkan 3 kesedihan akibat ketiadaan khilafah kesedihan pertama adalah tidak diterapkannya lagi hukum-hukum Islam secara kaffah pasca runtuhnya khilafah pada 28 Rajab 1342 H atau pada 03 Maret 1924 M. kesedihan kedua adalah umat Islam menjadi tercerai-berai nya umat Islam menjadi lebih dari 50 negara. Sedangkan kesedihan ke tiga adalah tidak adanya seseorang yang dibait untuk menjadi khalifah yang mengurusi seluruh kaum muslimin di dunia.
Acara kemudian dilanjutkan dengan dzikir bersama yang dipimpin oleh Imam Masjid Darun Nikmah serta buka puasa bersama shaum sunnah Senin, kemudian sholat Maghrib berjama’ah, dilanjutkan dengan tausiyah ba’da maghrib oleh Imam Masjid hingga di tutup dengan sholat Isya’ berjama’ah.[]Adi Victoria/infokom HTI Samarinda.