“Politisi: Antara Harapan dan Realita”
HTI Press. Semarang. Sabtu 26 Oktober 2013 Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD 1 Jawa Tengah mengadakan Diskusi Politisi Muslimah bertempat di RM Salam Laos Semarang. Diskusi yang mengangkat tema “Politisi antara Harapan dan Realita”, dihadiri 13 peserta dari perwakilan partai politik maupun intelektual. Banyaknya kasus politisi bermasalah menjadikan masyarakat semakin apatis terhadap politik dan memandang politik sebagai sesuatu yang ‘terkesan kotor’. Tentu kondisi ini mengakibatkan penyelesaian masalah umat menjadi terabaikan.
Pengantar diskusi disampaikan oleh Ratih Respatiyani, (Ketua MHTI DPD I Jawa Tengah). Ratih menyampaikan tentang urgensi politik dalam pengaturan masyarakat. Ketika politik berpengaruh besar terhadap kehidupan umat maka penting bagi muslimah untuk memahami makna politik, cara yang tepat untuk penyelesaian problem masyarakat serta peran politisi bagi kebaikan masyarakatnya. Dalam Islam politik dimaknai sebagai pengaturan urusan umat, dengan menggunakan aturan – aturan Allah, Sang Maha Pencipta. Dari sini Aktivitas politik merupakan aktivitas yang melekat pada diri setiap muslim. Baik dia sebagai rakyat, penguasa maupun menjadi anggota partai politik
Tanggapan dari peserta cukup beragam. Feno, Peserta dari Partai Hanura mengungkapkan kondisi umat yang memang sudah mulai luntur rasa kepedulian terhadap kerusakan yang terjadi di tengah mereka, sehingga diperlukan keteguhan untuk terus mengubah kondisi ini. Lebih jauh lagi diperlukan bekal yang cukup untuk beraktivitas politik agar tidak terjerumus kedalam tindakan yang justru merusak, tambah Arini dari Partai Bulan Bintang, Arinipun menanyakan bekal-bekal apa saja yang diperlukan politisi agar tidak terjerumus pada praktik politik yang kotor. Sementara itu kurangnya kualitas politisi muslimah dirasakan oleh Weny Eka dari Magister Ilmu Politik UNDIP, bahwa kuota 30 persen perempuan di parlemen tidak diimbangi dengan peningkatan kualitasnya.
Menanggapi pertanyaan maupun komentar dari peserta, Ratih menegaskan bahwa sebagai muslim harus mempunyai tujuan yang benar dalam beraktivitas politik, mempunyai visi yang benar sehingga akan membawa pada pemahaman politik yang benar juga. Tentunya sebagai muslim, Islam sebagai aturan kehidupan harus menjadi landasan dalam beraktivitas politik, demikian pula penerapan aturan Allah menjadi sesuatu yang diupayakan di tengah masyarakat.
Diskusi diakhiri dengan keinginan para peserta untuk terus mengadakan diskusi – diskusi lanjutan melihat problem di tengah masyarakat yang sedemikian kompleks dan harus segera diselesaikan sebelum bertambah rusak. []