Silaturahmi Pengurus DPD I MHTI Sumbar Dengan Ketua Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPr&KB) Sumbar
HTI Press. Sumbar. Kamis, 24 Oktober 2013, pengurus DPD I MHTI Sumbar melakukan Silaturahmi kepada Ratna Wilis A.Pi M.si, di kantor beliau BPPr&KB, Jalan Khatib Sulaiman Padang. Rombongan DPD I MHTI Sumbar terdiri dari Ratna Hijriyah, Siska Resti, Silvia handayani dan Rahmiyati.
Pertemuan berlangsung hangat, setelah saling menanyakan kabar, Ratna Wilis mengajukan pertanyaan terkait partisipasi MHTI dalam pemilihan kepala daerah (PILKADA) di kota Padang. Jangan sampai orang non muslim yang memimpin” ungkap Ratna Wilis. Beliau menjelaskan mekanisme pengambilan keputusan dalam sistem demokrasi. “Ketika tidak ditemukan kemufakatan, maka akan dilakukan voting. Jika muslim secara kuantitas mendominasi, maka kebijakan yang lahir akan selaras dengan kepentingan Islam,” tambah Ratna Wilis.
Ratna Hijriyah menanggapi dengan memaparkan fakta kebobrokan sistem demokrasi. “Anggota parlemen saat ini mayoritas muslim, namun faktanya kebijakan yang dihasilkan tidak selaras dengan kepentingan umat”. Ratna pun kemudian menimpali dengan mengatakan iya, ini bisa dilihat dari produk-produk UU seperti UU bermuatan gender. Beliau menunjukkan buku yang diterbitkan oleh Komnas Perempuan terkait Peraturan Daerah (PERDA) Sumbar yang dianggap diskriminatif terhadap perempuan. Beliau sangat tidak setuju dengan apa yang dituliskan dalam buku tersebut. Ratna mengaku pernah diundang menghadiri seminar terkait sosialisasi tulisan komnas perempuan tersebut. Dalam seminar, Ratna mengkritisi secara tajam konten buku yang menurutnya bertentangan dengan Islam dan justru akan merugikan perempuan. Akibatnya, beliau tidak pernah diundang untuk ke acara-acara yang diselenggarakan Komnas Perempuan.
Siska mengapresiasi sikap kritis Ratna Willis terhadap isi dokumen Komnas Perempuan. Kemudian mempertegas bahwa itulah fakta ketika memperjuangkan Islam dalam sistem demokrasi. “Alih-alih akan menerapkan syariat Islam secara kaffah, perda syariah saja digugat,” ungkap Siska. Siska mengatakan tidak terlibatnya anggota HT dalam pemilu sistem demokrasi saat ini, karena Hizbut Tahrir memilih untuk memperjuangkan tegaknya sistem Islam melalui perjuangan di luar parlemen. Jalan perubahan yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Sebelum mengakhiri diskusi, siska mengatakan bahwa kesadaran umat tentang kebobrokan sistem demokrasi dan pengkhianatan penguasa semakin hari semakin meningkat. Contoh kasus di sumbar, hasil wawancara yang dilakukan oleh tim harian umum Padang Ekspres sebelum PILKADA sumbar. Wawancara dilakukan kepada beberapa orang warga kota Padang. Hasilnya menunjukkan masyarakat telah cerdas dan kritis dalam menggunakan hak pilih mereka. Sebagian pemilih mengatakan tidak akan menggunakan hak pilihnya karena tidak percaya lagi pada janji-janji pemimpin mereka yang hanya manis sebelum menduduki jabatan pemerintahan dan kebijakan yang lahir tidak pro rakyat. Sementara disisi lain, hasil survey yang berskala internasional seperti Pew Research Center memaparkan fakta bahwa kesadaran umat agar diterapkannya syariat Islam sebagai undang-undang resmi negara semakin meningkat. “Syariah dan khilafah bukan lagi isu lokal namun telah menjadi perbincangan di seluruh dunia. Tuntutan penerapan syariah dan khilafah kini bukan lagi pilihan HT tapi telah menjadi pilihan umat,” tegas Siska.
Ratna Wilis mendengarkan dengan seksama tanpa menyela pemaparan. Siska melanjutkan, berbagai agenda publik yang diselenggarakan oleh HT, terbukti disambut dengan antusias oleh para intelektual, ulama, pengusaha, remaja, ibu-ibu, dan elemen masyarakat lainnya. Siska kemudian memaparkan beberapa agenda berskala nasional dan internasional yang telah diselenggarakan HT. Ratna Wilis sesekali menimpali dengan menanyakan jumlah peserta, pembicara dan respon peserta terkait acara yang diselenggarakan HTI khususnya. “Semuanya adalah pilihan, memilih untuk terjebak pada kebohongan dan utopia demokrasi atau memilih berjuang untuk mengembalikan Islam sebagai pengatur kehidupan. Janji Allah SWT dan bisyarah Rasulullah SAW akan tegaknya Islam sebagai negara adidaya penguasa dunia insya Allah sudah di depan mata” ungkap Siska. “Amin, Insya Allah,” tutur Ratna Willis mengakhiri pertemuan. Diskusi diakhiri dengan foto bersama. []