Oleh Abed Mustafa
Pada tanggal 5 November 2013, para pejabat Amerika menawarkan beberapa konsesi atas taktik mata-mata yang dilakukannya di luar negeri. Hal ini mencakup beberapa perubahan pada bagaimana pemerintah AS melakukan program pengawasan telepon dan internet selama mereka tidak merusak efektivitas program itu, kata para pejabat AS kepada sebuah dewan pengawasan privasi.
Komentar :
“Hampir tidak bisa dimengerti dan lebih dari tragis bahwa hubungan yang bertentangan semacam ini ada antara pemerintah dan masyarakat; dimana ketakutan dan ketidakpercayaan berkuasa dan kebijakan dan tindakan pemerintah meruntuhkan fondasi Konstitusi bangsa itu. Dan jika hal ini jatuh kedalam kegelapan totalitarianisme maka hal inipun tidak bisa dibatalkan, lalu Amerika akan menjadi neraka hidup.” – Michael Payne
Dalam beberapa hari ini pengungkapan mengenai sejauh mana operasi mata-mata yang dilakukan AS baik di dalam negeri maupun di luar negeri menjadi berita utama di seluruh dunia. Di dalam negeri National Security Agency (NSA) telah memata-matai jutaan orang Amerika dengan cara menyapu metadata, dan menekan pusat data perusahaan Amerika terkemuka seperti Google. Eric Schmidt, CEO Google menyerang praktek-praktek NSA dan mengatakan, “Ini benar-benar keterlaluan bahwa National Security Agency sedang mengamati pusat-pusat data Google, … Langkah-langkah dimana organisasi bersedia lakukan tanpa pertimbangan yang baik untuk mengejar misinya dan berpotensi melanggar privasi orang adalah hal yang tidak bisa diterima.”
Namun, pernyataan Schmidt tidak membebaskan perusahaan-perusahaan Amerika dari skandal mata-mata ini. Sebaliknya, keberadaan program PRISM yang terkenal itu, yang mengumpulkan komunikasi internet bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi seperti AS seperti Google, Yahoo dan Microsoft, melecehkan pernyataan Schmidt. Selain itu, PRISM adalah satu sumber data intelejen dasar yang digunakan untuk laporan analitik NSA, dan merupakan 91 % dari lalu lintas Internet yang diperoleh NSA di bawah undang-undang Foreign Intelligence Surveillance Act (FISA) bab 702. Hal ini menempatkan perusahaan-perusahaan teknologi Amerika di garda depan upaya mata-mata digital.
Skala dan besarnya operasi mata-mata yang dipimpin oleh NSA di luar negeri mengejutkan banyak orang. Misalnya, hal ini diklaim bahwa antara tanggal 10 Desember 2012 hingga 8 Januari 2013 NSA memata-matai 70.300.000 panggilan telepon di Perancis. Di Spanyol, NSA diam-diam melacak 60 juta panggilan telepon dalam satu bulan. Badan ini juga telah memata-matai setidaknya 35 pemimpin asing dan profil tertinggi yang menjadi korban adalah Angela Merkel yang teleponnya disadap selama setidaknya 10 tahun. Presiden Brasil Dilma Rousseff membatalkan kunjungan ke AS sebagai protes, dan pernyataan atas nama Merkel mengatakan, ” Di antara teman-teman dekat dan mitra … tidak boleh ada monitoring komunikasi kepala pemerintahan.” Pernyataan itu juga mengatakan bahwa Merkel telah mengatakan kepada Obama : “Praktek-praktek seperti ini harus dicegah secepatnya.”
Dengan mengesampingkan musuh-musuh Amerika, warga negara Amerika dan sekutu-sekutu Amerika di luar negeri harus bertanya-tanya kejahatan apa yang telah mereka lakukan sehingga mereka masuk secara luas dalam privasi mereka. Pemerintah Obama telah berusaha mengecilkan curahan kemarahan atas taktik NSA itu dengan menawarkan pembenaran yang lemah mulai dari pencegahan terorisme pada setiap negara yang dimata-matai hingga mengatakan pencegahan terorisme juga dilakukan di Amerika. Misalnya, Direktur NSA, Jenderal Keith Alexander, mengklaim pengawasan NSA telah berkontribusi dalam pencegahan 54 rencana teror. Namun, setelah adanya kehebohan media atas klaim-klaim itu, Wakil Direktur NSA mengakui bahwa hanya satu plot teror yang digagalkan karena pengawasan NSA.
Dampak dari program mata-mata Amerika telah langsung dan jauh jangkauannya. Raksasa teknologi Amerika seperti Microsoft, Google, Verizon, AT & T menghadapi masalah kredibilitas setelah tertangkap basah membantu dan bersekongkol dengan NSA, dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan kerjasama intelijen dengan AS. Sementara Brasil, Rusia, India dan China (negara-negaa BRIC) mempercepat rencana untuk menyelesaikan pembangunan sebuah internet baru.
Jadi jelas bahwa krisis bagi Amerika tidaklah terbatas pada menjungkirbalikkan kepercayaan dengan sekutu dan negara-negara lainnya. Sebaliknya, Amerika yang merupakan pelopor kebebasan dan demokrasi menghadapi ancaman yang jauh yakni perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka usung. Sudah banyak tokoh-tokoh terkenal Amerika yang memprotesnya. Misalnya, ketika Jimmy Carter ditanya tentang pemaparan Edward Snowden tentang sistim pengawasan rahasia global Washington, dia mengatakan, “Amerika tidak memiliki demokrasi yang berjalan hingga titik waktu ini.”
Islam telah menetapkan aturan yang jelas tentang negara Islam yang memata-matai warga negaranya.
Allah SWT berfirman dalam Alquran:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al – Hujurat , 49:12)
Sehubungan dengan ayat ini , Abdur Rahman bin Auf meriwayatkan: Suatu ketika ketika dia berkeliling kota pada malam hari bersama dengan Umar bin Al – Khattab, ra, mereka berjalan hingga melihat lampu dari sebuah rumah yang menarik perhatian mereka. Mereka mendekatinya hingga mereka mendengar suara-suara keras di dalam pintu rumah itu. Umar meraih tangan Abdur Rahman dan berkata, “Apakah anda tahu rumah siapa ini?” Dia berkata, “Tidak.” Kata Umar, “Ini adalah rumah Rabia bin Umayyah bin Khalaf dan mereka di dalam sedang minum anggur! Jadi bagaimana menurutmu? “Abdur Rahman berkata, “Memang, saya pikir kita telah melakukan apa yang Allah telah larang bagi kita, Allah Ta’ala berforman: . “Jauhilah prasangka…(49:12) dan kita telah berprasangka pada mereka.” Lalu, Umar berbalik dan dia meninggalkan mereka.
Kembalinya Khilafah Islam akan menetapkan patokan baru dalam pemerintahan dan bagaimana orang akan hidup dalam kedamaian dan keamanan. Mereka tidak akan takut dimata-matai oleh pihak berwenang atau menjadi sasaran pengawasan yang luas seperti yang disaksikan oleh Barat.
Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir
oleh Abed Mustafa
Sumber: www.khilafah.com (9/11/2013)