Forum Silaturahmi MHTI Bersama Umat: “Makna Hijrah Nabi Saw”
HTI Press. Tangerang Selatan. Selasa (6/11), Muslimah HTI Tangerang Selatan mengadakan acara Forum Silaturahmi MHTI Bersama Umat dengan Tema “MAKNA HIJRAH NABI SAW”. Acara yang dihadiri oleh ustadzah/mubalighah/ketua Majelis Ta’lim se-kelurahan Buaran berlangsung sukses. Seluruh peserta antusias mengikuti forum dan menyatakan diri untuk ikut dalam Liqa Muharram Mubalighah yang akan diadakan MHTI Tangerang Raya pada 24 November mendatang.
Ustadzah Nurbaeti (Pemilik dan Pengajar Rumah Tahfidz Al Azmi, Pondok Miri) selaku pembicara I menyampaikan tentang makna hijrah Rasul. Hijrah yang dilakukan Rasul menurut beliau bukan semata pindah secara fisik namun juga pindah dari keburukan menuju kebaikan yakni bertujuan untuk menciptakan kondisi dalam menerapkan Islam secara sempurna mulai dari masalah individu dalam ibadah mahdhah hingga masalah sosial kemasyarakatan dan bernegara. Kondisi yang dibangun Rasul kala itu adalah dengan dibentuknya Daulah Khilafah Islamiyah.
Pembicara ke-2, Ustadzah Nur Hayati (Muslimah HTI) memaparkan bahwa Islam sebagai agama yang dikaruniakan Allah ta’ala adalah dien yang sempurna. Agama Islam dijadikan agama ruhiyah dan siyasiyah. Artinya, dalam Islam tidak hanya mengatur ibadah shalat, puasa, berpakaian namun juga mengatur hubungan bertetangga hingga bernegara. Dua aspek akidah inilah yang menjadikan tujuan dilakukannya hijrah Rasul SAW.
Kemudian bagaimana dengan kondisi kita sekarang ini setelah 14 abad dari momentum hijrah tersebut? Nurhayati memaparkan tentang tiga kondisi masyarakat yakni kondisi masyarakat jahiliyah (sebelum hijrahnya Rasul), kondisi Daulah Khilafah Islamiyah (setelah hijrah Rasul) dan kondisi sekarang (setelah Daulah Khilafah runtuh). Kondisi kita sekarang ini tidak jauh beda dengan kondisi sebelum hijrahnya Rasul. Sebelum hijrah, kehidupan sosial kemasyarakatan diatur dengan aturan Arab Jahiliyah. Dalam kondisi kita saat ini, kehidupan kita juga diatur dengan aturan yang dibuat sendiri. Kedua kondisi ini sangat berbeda dengan kondisi setelah hijrah Rasul yakni adanya Daulah Khilafah Islamiyah yang mengatur seluruh aspek kehidupan.
Di akhir pemaparannya, Nurhayati menyampaikan peran penting peserta selaku mubalighah/ketua Majelis Ta’lim untuk turut serta aktif dalam menyampaikan kesempurnaan Islam dan berjuang untuk kembali menerapkan Islam kaaffah dalam bentuk Daulah Khilafah Islamiyah. []