1000 Peserta Aksi Surabaya Menuntut Pengusiran AS dari Indonesia
HTI Press. Surabaya. Suasana pagi tanggal 9 Nopember 2013 sudah mulai panas tapi tidak demikian dengan jalan di depan kedutaan besar Amerika Serikat yang sangat rindang. Peserta yang sudah mengawali aksi dengan pawai mobil dari Taman Makam Pahlawan Surabaya ke kedutaan besar AS, sudah mulai merapikan barisan. Peserta putra di barisan depan, diikuti dengan peserta putri yang tidak kalah banyak di belakang dan disampingnya.
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Pekik peserta aksi memenuhi angkasa di bawah komando ustadz Nafis. Pada orasinya, beliau mengingatkan bahwa pada tanggal 29 Oktober 2013 sebuah harian Australia “Sidney Morning Herald” telah mengatakan bahwa AS telah memata-matai lingkungan kita melalui kedutaan besar mereka. AS telah menyadap Negara lain dalam semua percakapan telepon, internet dan lain-lain.
Nafis menambahkan di depan 1000 peserta aksi, jika yang di sadap adalah penjual ayam maka itu bukanlah masalah besar tapi jika yang disadap adalah presiden maka urusannya menjadi lain karena berkaitan dengan kedaulatan Negara. Sudah barang tentu penyadapan tersebut adalah upaya menjajah Negara tersebut.
“Apakah kita akan diam saja?” tanya Nafis
“Tidaaak” jawab peserta lantang dan bersamaan.
Nafis menambahkan bahwa HTI berkali-kali mengingatkan betapa bahayanya bagi Indonesia pembangunan kedubes AS di Jakarta. Dengan berdirinya kedubes AS, penjajahan ekonomi dan politik akan terus berjalan. Maka jika kita adalah muslim, sudah seharusnya kita menempatkan AS sebagai musuh bukan sahabat karena permusuhan mereka yang sangat keras kepada kaum muslimin.
Terakhir, Nafis meneriakkan pada AS “Anda (AS) mungkin bisa memata-matai kami sekarang, tapi anda (AS) tidak akan bisa menghentikan tegaknya Khilafah.”
“Usir Amerika… Usir Amerika… Usir Amerika…”
“Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar…” pekik 1000 peserta aksi. []
America, OUT !!!