Fenomena Seks Bebas Remaja

HTI Press. Lampung. Akhir-akhir ini marak sekali terjadi tindakan asusila. Yang mencengangkan adalah bahwa mayoritas pelaku dan korbannya adalah anak remaja. Fenomena darurat ini senada dengan data yang diperoleh dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PT2TP2A) Jawa Barat, mendapatkan temuan ada sekitar 7000 remaja putri di bawah usia 18 tahun yang menjadi pelacur, 28 % diantaranya masih duduk di bangku SMP dan SMA, sebagian melacurkan diri karena gaya hidup ada pula yang memang karena terdesak ekonomi.

Kepedulian mengenai persoalan remaja ini menjadi pembahasan siaran Jum’at, 8 November 2013 dalam program Halo Lampung Radar TV. Tema yang diusung pada siaran kali ini adalah Fenomena Seks Bebas Remaja dengan nara sumber Alif Sholihah, S.TP (Komunitas Perempuan Peduli Keluarga DPD I MHTI Lampung).

Peran media massa seperti dalam tayangan televisi seharusnya mendidik masyarakat, namun kini lebih condong kepada kepentingan komersial. Masyarakat yang sedang ‘sakit’ dibuat semakin ‘sakit’ dengan tayangan-tayangan berbau porno dan membuat masyarakat menjadi terbiasa dengan suguhan televisi yang mengumbar pornoaksi dan pornografi.

 

Jargon masyarakat yang beragama, berbudi pekerti luhur seolah-olah tidak lagi mampu menangkal hal tersebut. Alif mengungkapkan bahwa fenomena seks bebas yang kini tengah ramai terjadi disebabkan oleh pemikiran sekulerisme yang tengah dianut masyarakat dan menyebabkan dipisahkannya agama dari kehidupan. Agama dipandang hanya dari sisi ibadah ritual saja, sehingga agama tidak akan ditemukan dimanapun kecuali dalam forum-forum pengajian.

“Sekulerisme yang berfondasi kepada paham kebebasan mengantarkan masyarakat menjadi berbudaya permisif. Adalah hal yang sah-sah saja ketika seseorang ingin mengekspresikan sesuatu (termasuk ungkapan rasa cinta yang melanggar norma seperti seks bebas) tanpa ada rasa khawatir karena melekatnya paham kebebasan tersebut,” jelas Alif.

Islam memiliki tatanan peraturan hidup yang menyiapkan remaja menjadi pemimpin bagi dirinya dan masyarakat di usia baligh. Fenomena seks bebas yang telah nyata-nyata disebabkan oleh sistem kapitalisme harus ditinggalkan. Sudah seharusnya masyarakat kembali kepada Islam, yang menyiapkan sistem pendidikan yang tidak hanya menjadikan remaja cerdas dari sisi pemikiran namun juga dari sisi ketaqwaan dan tanggung jawabnya. Oleh sebab itu Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia selalu mengajak masyarakat memperjuangkan syari’ah Islam untuk diterapkan dalam bingkai Negara Khilafah. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*