Kunjungan MHTI Aceh ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Aceh
HTI Press. Aceh. Audiensi tim Lajnah Fa’aliyyah MHTI Aceh dan Ketua DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Aceh ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Aceh (12/11) terkait Banda Aceh sebagai tuan rumah penyelenggaraan pemilihan Duta Wisata Nasional diterima dengan baik oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.
DPD I MHTI Aceh menjelaskan bahwa terdapat eksploitasi perempuan di dalam penyelenggaraan acara tersebut demi tujuan untuk mendongkrak pariwisata. Terdapat pula pelanggaran lain terhadap syari’at islam seperti tabarruj, ikhtilath, berpakaian yang tidak sesuai syari’at, dan lain-lain. Maka sikap Muslimah Hizbut Tahrir jelas menolak ajang tersebut karena bertentangan dengan syari’at dan terdapat eksploitasi terhadap kaum hawa di dalamnya.
Diskusi yang berjalan lancar dan saling mendengar pendapat masing-masing tersebut berjalan alot, dari Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menjelaskan “Ajang tersebut kami selenggarakan bukan semata-mata untuk promosi aceh, tapi yang mendasar adalah recovery image tentang Aceh. Reborn tentang Aceh. Atas semua persepsi yang selama ini berkembang di tengah-tengah masyarakat bahwa Aceh itu bringas, dan lain-lain”. Sudah terlanjur berkembang di tengah-tengah masyarakat bahwa Aceh dikenal sebagai daerah konflik dengan tingkat keamanan yang rendah.
Ustadzah Rifqiyya kemudian melanjutkan penjelasannya bahwa di dalam ajang tersebut sedikit banyak pasti tetap terdapat eksploitasi terhadap kaum perempuan. “Sedikit maupun banyak, eksploitasi tetaplah eksploitasi. Perempuan hanya dijadikan pendongkrak pariwisata. Pasti terdapat didalam ajang ini berbagai hal yang menjadikan wanita menjadi semenarik mungkin dari segi fisiknya untuk kemudian mampu mempromosikan pariwisata, ditambah lagi konsep peserta yang berpasang-pasangan dari berbagai daerah, ini merupakan pelanggaran terhadap syari’at”, jelasnya.
“Apa yang kami lakukan ini adalah muhasabah kami kepada pemerintah, dan pemerintah sebagai penanggungjawab utama di hadapan Allah atas apa yang dijalankan.” Lanjutnya
Hizbut Tahrir adalah satu-satunya kelompok yang perduli terhadap permasalahan ummat. Penyelenggaraan acara tersebut akan dievaluasi bersama dari berbagai pihak, termasuk pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, juga akan mengajak Muslimah Hizbut Tahrir untuk berdiskusi lebih lanjut. []