Menanggapi pidato Presiden SBY tentang Gerakan Ekonomi Syariah pada Ahad lalu di Silang Monas, pengamat ekonomi syariah Arim Nasim tuding orang nomor satu di Indonesia tersebut sebagai seorang kapitalis tulen yang pura-pura pro syariah. “Jadi pernyataan dia hanya bualan atau pencitraan untuk menipu rakyat! Seolah-olah pro syariah padahal dia kapitalis tulen!” hardiknya kepada mediaumat.com, Kamis (21/11) melalui surat elektronik.
Untuk mendukung tudingannya, Arim menyebutkan tiga alasan. Pertama, pidato SBY dapat menimbulkan kesalahpahaman, karena terlalu menonjolkan perbankan syariah. Sehingga seolah-olah ekonomi syariah itu sama dengan perbankan syariah. Padahal konsep perbankan syariah hanyalah sebagian kecil dari sistem ekonomi Islam.
Salah satu yang penting dan memberikan dampak kepada kesejahteraan kepada rakyat adalah sistem ekonomi Islam adalah jika konsep kepemilikan sesusi dengan syariah. “Dalam sistem syariah harta milik umum seperti tambang migas, tambang emas dan perak, tambang batu bara dll. adalah milik umum yang wajib dikelola oleh negara dan haram diprivatisasikan,” beber Arim.
Kedua, kebijakan SBY berkebalikan dengan sistem ekonomi Islam yang terkait dengan konsep kepemilikan. “SBY justru sebaliknya. Dengan memposisikan sebagai sales person SBY adalah presiden paling neoliberal dengan mengobral SDA untuk dijual kepada swasta baik lokal maupun asing dan ini sesuai dengan ucapan dia pada saat pembukaan APEC yang menyatakan dia adalah sales person,” tuding Arim.
Ketiga, ekonomi syariah hanya bisa diterapkan secara sempurna kalau institusi politiknya sesuai dengan syariah. “Tapi selama ini kebijakan SBY selalu mengikuti tuannya AS dan negara-negara Barat lainnya yang memerangi kelompok yang ingin mewujudkan Islam dalam institusi politik dengan cap teroris!” pungkasnya. (Mediaumat.com, 24/11/2013)
bagi orang awam yang awam terhadap syari’at, khususnya ekonomi, pasti laku pencitraan sby tersebut,
so..harus disebarluaskan informasi ini agar umat tidak lagi membeli barang busuk pencitraan ini