HTI Press. Puluhan masa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD I Bangka Belitung, Selasa (26/11) sekitar pukul 12.30 WIB mendatangi dan melakukan aksi damai di depan kantor wilayah Perusahaan Listrik Negara (PLN) Babel, Jalan Soekarno Hatta / Jalan Raya Koba Desa Dul Kecamatan Pangkalan Baru, Bangka Tengah, memprotes pemadaman listrik yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Sebab, dinilai sangat mengusik dan merugikan masyarakat.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah HTI Babel Sofyan Rudianto, mengatakan aksi unjuk rasa dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap pemadaman listrik yang dianggapnya listrik mati terus rakyat menderita sebagai buah sistem Kapitalisme dan menuntut nyalakan dengan syariah dan Khilafah.
Lanjutnya, enam tuntutan HTI yang disampaikan saat orasi harus segera dipenuhi PLN Babel yakni, Tolak pemadaman listrik yang membuat rakyat menderita, Tolak liberalisasi energi, Tolak tata kelola kelistrikan yang buruk,
Usut tuntas pembangunan PLTU Air Anyir, Membuang kepitalisme sekular, kemudian menggantinya dengan sistem Islam dengan cara menerapkan syariah islam secara total dalam sistem khilafah, dan Listrik harus dikelola oleh sebuah badan milik negara yang statusnya adalah institusi pelayanan bukan dijadikan sebagai institusi bisnis.
“Beberapa minggu terakhir wilayah pulau Bangka mengalami pemadaman listrik secara bergilir, bahkan seperti tak kenal waktu, hingga kini PLN belum bisa memastikan sampai kapan pemadaman listrik bergilir ini berakhir,” kata Sofian Rudianto dalam orasinya.
Dikatakannya, PLN beralasan PLTU Air Anyir masih tanggung jawab kontraktor. “Apapun alasannya pemadaman listrik bergilir ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat dan menimbulkan kerugian, terutama yang dialami industri. Dan usaha kecil menengah,” tandasnya.
Ia juga meminta kepada jajaran PLN Babel agar memenuhi tuntutan masyarakat. “Kami rela berpanas- hujan, kami akan mendatangkan masa yang lebih banyak jika hal ini tidak juga ditanggapi, kami minta agar aspirasi masyarakat babel didengarkan, PLN tidak usah tegang HTI datang ke sini hanya untuk membuka mata hati anda masyarakat Babel bukan kambing congek yang dapat dibodohi dengan janji-janji palsu,”tegasnya.
Tidak satu pun perwakilan PLN yang bersedia menemui pengunjuk rasa. Dengan keras juga, Sofyan menyuarakan permasalahan klasik listrik yang tak kunjung tuntas sampai saat ini belum ada solusi, termasuk proyek besar-besaran PLTU Air Anyir yang disinyalir ada indikasi korupsi. “Bukan hanya kesalahan teknis PLTU tidak jelas, padahal rakyat Babel berharap banyak dan mendukung proyek PLTU mengantisipasi kelangkaan listrik, alokasi anggaran sangat besar dianggarkan,” tukasnya. (FH)