Liqa’ Muharram Muballighah (LMM) 1435 H Sampang
HTI Press. Sampang. Lajnah Khusus Muballighah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Sampang menyelenggarakan acara Liqa’ Muharram Muballighah (LMM), Ahad (17/11/2013) atau bertepatan tanggal 13 Muharram 1435 H. Kegiatan ini ditujukan untuk menegaskan bahwa perjuangan penegakan khilafah adalah perjuangan umat secara keseluruhan khususnya para muballighah sebagai tokoh dan pemimpin umat disamping untuk mengintegrasikan para muballighah dengan aktifitas Hizbut tahrir secara menyeluruh. Bertempat di gedung PKPN Karta Sampang, dihadiri oleh sekitar 70 orang peserta dari kalangan Muballighah, ustadzah, dan Ketua Majelis Ta’lim beserta anggotanya se-Sampang dan Bangkalan.
Acara yang bertajuk “Peran Politik Muballighah dalam Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah“ ini diawali dengan Seruan Tim BIRENA (Bina Remaja dan Anak) yang merupakan kumpulan anak-anak usia TK- SD Sampang lewat nasyid perjuangan yang dilantunkannya mengajak para peserta yang hadir untuk bersama-sama kokohkan perjuangan raih kemenangan dengan tegaknya khilafah islamiyah yang kan segera tegak kembali.
Acara inti Liqa’ Muharram Muballighah diawali dengan pengantar materi pertama yang disampaikan oleh Ustadzah Hanny Rizka Y.,S.Pi (LKM jatim) dengan tema “Perubahan Besar untuk Indonesia Lebih Baik”. Beliau menyampaikan bahwa saat ini kaum muslimin dibelahan dunia berada dalam kondisi menyengsarakan tak terkecuali muslim di Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah ternyata semuanya tidak lagi dapat dinikmati oleh rakyat. Kekayaan alam yang ada sudah berpindah tangan ke pihak asing. Ratusan juta hektar lahan yang ada, mayoritas dikuasai asing, tak terkecuali lahan minyak di Sampang sudah dikuasai Australia. Semua fasilitas bagus dibangun bukan untuk kepentingan rakyat akan tetapi untuk para pemodal. Seperti halnya dibangunnya jembatan suramadu yang tidak lain untuk kepentingan para pemodal. Inilah buah sistem demokrasi. Saatnya demokrasi dicampakkan menuju Indonesia lebih baik dengan Khilafah.
Pernyataan Ustadzah Hanny disambung oleh pemateri kedua, Ustadzah Dwi Kusumawati,S.Pd. Dipaparkan bahwa untuk menuju Khilafah dibutuhkan peran politik para Muballighah sebagai tokoh dan pemimpin umat. “Berpolitik wajib hukumnya dan bergabung menjadi anggota parpol yang berjuang melangsungkan kehidupan Islam dengan tegaknya syariah dan khilafah juga wajib hukumnya”. Oleh karenanya menurut ustadzah Dwi, “harus ada peran politik yang diambil oleh para muballighah selaku tokoh dan pemimpin umat demi tegaknya Syariah dan Khilafah”.
Acara ini mendapat dukungan dari salah satu tokoh majelis ta’lim di kabupaten Sampang Ibu Hj. Siti Sufiyah,S.Pd seperti dalam penyampaian testimoninya yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan Hizbut Tahrir patut disambut bersama oleh kaum muslimin karena aktifitasnya adalah Haq. Oleh karenanya beliau memiliki keinginan untuk tetap istiqomah belajar ide Hizbut Tahrir dan ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir menegakkan islam.
Sebelum acara ini berakhir dilakukan pembacaan mitsaq muballighah oleh Ustadzah Nurul Huzaimah dilanjut penandatanganan mitsaq oleh para muballighah atau tokoh majelis ta’lim. Pada bagian akhir ditutup dengan doa oleh Ustadzah Ir. Rofah Manshur. Tak lupa Host acara Ustadzah Hosnati mengingatkan bahwa setelah acara liqa’ Muharram kali ini akan diadakan forum lanjutan. Harapannya para peserta yang hadir turut andil dalam perjuangan penegakan syariah dan khilafah. []