Liqo’ Muharram Muballighoh 1435 H Tulungagung

HTI Press. Tulungagung. Sekitar 350 muslimah yang terdiri dari para muballighoh, nyai pemangku pondok pesantren dengan ustadzahnya, ibu-ibu ketua beserta pengurus dan penggerak majelis taklim, hadir dalam acara Liqo’ Muharram Muballighoh (LMM) yang diselenggarakan oleh MHTI DPD II Tulungagung. Acara digelar pada Hari Ahad, 17 Nopember 2013, bertempat di Gedung Pertemuan Kelurahan Jepun, Jalan Mastrip no. 1 Tulungagung.

LMM ini mengambil tema : Peran Politik Muballighoh Dalam Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah. Hadir sebagai pembicara adalah Ustadzah Nabila asy Syafi’i (DPP MHTI) dan Ustadzah Azzah Susilorini (MHTI DPD II Tulungagung).

Ustadzah Azzah, memaparkan tentang problematika umat saat ini ketika tidak ada institusi yang menerapkan syariat Allah dan institusi yang menaungi kaum muslimin, yaitu Khilafah Islam. Dimana saat ini terjadi krisis di semua aspek kehidupan, karena sistem demokrasi yang sudah jelas kerusakannya. Dalam demokrasi kedaulatan sejatinya bukanlah di tangan rakyat, tetapi kedaulatan di tangan pemilik modal. Sehingga negara menjadi instrumen kepentingan bisnis, dan keputusan politik mengabdi kepada pemilik modal. Akibatnya mayoritas rakyat menjadi sengsara. Azzah juga memaparkan bahwa khilafah adalah sebuah kewajiban, janji Allah, dan solusi atas berbagai masalah kehidupan manusia.

Pembicara kedua, Ustadzah Nabila memaparkan tentang peran politik muballighoh menuju khilafah. Beliau menjelaskan bahwa politik sebenarnya adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari seorang muslim. Yaitu politik yang bermakna mengurus kepentingan umat. Karena Allah dan Rasul-Nya memerintahkan setiap muslim untuk memikirkan urusan kaum muslimin, dan mencela dengan keras seorang muslim yang tidak mau memikirkan urusan kaum muslimin. Ketika kaum muslimin dijauhkan dari aktivitas politik, maka kemunduran dan keterpurukan yang terjadi pada kaum muslimin. Oleh karena itu para ulama dan muballighoh-lah yang diharapkan menjadi pelopor, yang memulai menyadarkan umat akan aktivitas politik yang shahih. Politik yang sesuai dengan pandangan Islam.

Selain acara inti berupa ceramah dan tanya jawab, ada pula sesi testimoni yang disampaikan oleh Ibu Hj Siti Ngaisyah atau yang dikenal dengan nama Mbah Ngaisyah. Beliau adalah seorang muballighoh di Tulungagung yang sudah berusia 75 tahun lebih. Mbah Ngaisyah yang beberapa tahun yang lalu  sudah memutuskan untuk belajar dan berdakwah bersama Hizbut-Tahrir itu, mengatakan akan menggunakan sisa usianya untuk berjuang dengan gigih bersama Hizbut-Tahrir. Hingga Syariat Islam bisa diterapkan secara kaffah dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Beliau juga mengajak para hadirin untuk ikut berjuang pula. Mumpung usia masih muda dan fisik masih kuat.

Acara diakhiri dengan pembacaan Mitsaq Muballighoh, oleh Ustadzah Ari Susanti (dari LKM Tulungagung), dilanjutkan dengan penandatanganan Mitsaq Muballighoh.  []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*