7.000 Umat Islam Sumatera Barat tolak Pemurtadan

HTI Press. Di tengah ketiadaan Khilafah, 99 tahun sudah umat Islam pontang panting mempertahankan Harta, Jiwa, kehormatan, keturunan serta Aqidah mereka.

Group Lippo akan beroperasi di Padang dengan membangun Superblok berisi Sekolah Kristen, Rumah Sakit,Hotel, Mall. Pembangunan Superblok ini merupakan Investasi yang ditengarai berkedok pendangkalan akidah seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Pada hari ini kamis (28/11) 8 ribu umat Islam Minangkabau baik di ranah dan di rantau turun ke jalan menuju DPRD Padang untuk satu alasan yakni Aqidah. Spanduk dan Poster-poster agitasi diusung dengan gagah dengan maksud agitasi ini menjadi kabar pertakut bagi penghuni gedung Legislasi dan Eksekutif agar Raperda yang mereka sahkan dicabut izinya, sehingga pembangunan Superblok Lippo Group Siloam tersebut hanya dalam mimpi mereka

Menurut Buya Gusrizal Gazahar (MUI Sumatera Barat): kita bukanlah umat yang tidak pandai bertetangga. Kita buktikan saat ini, tidak ada satu batu melayang ,.. tidak satu larangan beribadah agama lain cukuplah ini sebagai bukti bagi masyarakat diseluruh negeri ini bahwa umat islam di negeri ini dan orang minang bisa menghargai umat lain. Tapi dengan catatan jangan ganggu akidah yang akan kami bawa mati, Jangan ganggu Falsafah hidup kami Abs Abk (Adat Besandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah).

Didepan DPRD Padang pakar Syariah MUI tersebut menambahkan. Tuntutan kita adalah tuntutan yang lahir dari aqidah, dan tuntutan kita hanya satu… apa? TOLAK LIPPO GROUP SILOAM… sambung ribuan massa..allahuakbar.!

Investasi yang ditanamkan dalam Superblok Lippo Group yang oleh James. T. Riadi berisi misi pendangkalkan dan mengganggu umat kami. Ada pihak yang menyampaikan bahwa aksi ini hanya segelitinr rakyat dan sekelompk saja, maka lihatlah segelintir itu serta dari beragamnya bendera dari anak umat islam ini maka lihatlah sekelompok itu. Harinilah kita menegakkan kalimat la illahaillalllah, hari ini kita gemakan takbir… tidak berhenti meninggikaan kalimat tauhid dan tahmid. Tegas Buya Gusrizal Gazahar dari MUI Sumatera Barat.

Menurut ketua Hizbut Tahrir Indonesia DPD 1 Sumatera Barat, Aksi ini merupakan aksi yang dilakukan umat Islam Minangkabau baik yang berada di Ranah dan dari Rantau, kita menolak Superblok Lippo Group ini karena, Pertama, berkenaan sosok pemilik Group ini yakni James T. Riadi mengingat dia merupakan Seorang Pendeta yang bergurukan Pat Robertson Missionaris garis keras Internasional yang pernah menghina dan melecehkan Islam.

Kedua paradigma Investasi sudah keliru sejak lahir, karena investasi hakikatnya berorientasi bisnis dan keuntungan para kapital. Bukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar rakyat. Harapan kepada para investor bukti tidak amanahnya pemerintah sebagai penanggungjawab utama urusan rakyat. Akibatnya visi bisnis dalam pengurusan umat akan menjadikan rakyat menderita, peleyanan kesehatan baik sebaik biayanya, pendidikan tinggi setinggi harganya. Rakyat semakin sulit memperoleh jaminan kebutuhan dasar/miskin. Dan kemiskinan inilah celah pemurtadan.

Ketiga, aksi Ini mengingatkan kita bahwa rakyat Minangkabau masih kuat menjaga Islam. Mudah-mudahan kesatuan yang utuh ini semakin menjadi-jadi serta harapan utama kita tumbuhnya rasa keislaman yang tampak pada hari ini sebagai titik tolak kembangkitan Ranah Minang dan umat Islam secara keseluruhan untuk mengokohkan keinginan bersatu dalam bingkai Syariah dan Khilafah
Sejak Reportase ini diturunkan 4 ribu Massa masih melakukan desakan agar perda yang telah ditetapkan, dibatalkan segera!.

Tepat dikumandang Adzan DPRD Sumbar resmi menarik rekomendasinya atas Pembangunan Superblok yang pernyataan DPRD dibacakan di depan ribuan peserta masyirah. DPRD berjanji dalam minggu ini untuk melakukan paripurna untuk membatalkan secara sempurna.[] deb/mi sumbar

One comment

  1. saya erman satria warga sumbar,menolak pembangunan tsb,sudah saatnya masarakat sumbar melawan pembiaran yang dilakukan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*