Menteri Kesehatan RI (Menkes) Nafsiah Mboi menggebrak publik di awal jabatannya dengan kebijakan yang menuai kontroversi, kampanye kondom.
Komisi IX DPR sebagai mitra kerja merasa belum pernah mendapat penjelasan dari pihak Kemenkes tentang kebijakan tersebut. Namun, anggaran APBN 2012 untuk program pengadaan kondom itu telah ada sebesar Rp 25,2 miliar.
Bahkan, lelang untuk pengadaan kondom Tahun Anggaran 2012 sudah selesai dilakukan dan penandatanganan kontrak pengadaan barang kondom itu sudah dilakukan pada 7 hingga 17 Februari 2012.
Adalah PT Kimia Farma Trading & Distribution yang berkantor pada Jl Budi Utomo No 1 Jakarta Pusat, menjadi pemenang tender senilai Rp 24,8 miliar.
“Dan alokasi dalam Pagu Anggaran APBN Tahun 2012 sebesar Rp 25,2 miliar,” kata Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi, Senin (25/6/2012).
Menurut Uchok, dengan rampungnya proses lelang pengadaan kondom, maka langkah pemerintah selanjutnya adalah kampanye dan pembagian kondom gratis untuk para remaja.
Tapi sangat disayangkan, Nafsiah Mboi tidak pernah memberitahu kepada publik tentang tempat-tempat Kemenkes akan membagi atau kampanye pengunaan kondom dengan sasaran kalangan dengan kelompok seks berisiko sebagaimana klaimnya.
Apalagi, kalau melihat alokasi anggaran untuk kampanye, baik melalui televisi, radio, dan cerdas cermat di televisi hanya akan membuang-buang anggaran sebesar Rp 28,4 miliar dari alokasi anggaran APBN yang disediakan sebesar Rp 30,2 miliar.
“Sekali lagi, Menteri Kesehatan jangan sesumbar kalau tidak punya data daerah atau tempat mana masyarakat dengan perilaku seks berisiko,” tandasnya.
Bagi FITRA, cara kampanye seperti ini tersirat bahwa sasarannya bukan saja orang-orang yang berperilaku seks berisiko, tapi juga untuk masayarakat umum.
Hal ini bisa dilihat dari alokasi anggaran kampanye Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (tribunnews.com, 25/6/2012)