Sebar Kondom Bukan Solusi Atasi HIV/AIDS

Dalam rangka memperingati hari Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Se-Dunia kemarin, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumatera Utara (Sumut) menggelar kampanye anti gaul bebas di Bundaran Majestyk, Medan.

Mereka menolak program sebar kondom yang dilakukan pemerintah. “Demi mengerem wabah penyebar virus HIV, pemerintah melalui Komisi Penanggulangan AIDS Nasional bersama Kementerian Kesehatan akan menggelar Pekan Kondom Nasional pada 1 Desember hingga 7 Desemberi ini.” “Ini jelas harus ditentang karena alih-alih menjadi solusi, program kondomisasi justru akan menyuburkan perilaku seks bebas. Para pelaku seolah justru mendapat pembenaran untuk melakukan perzinaan,” ujar Koordinator Aksi Lapangan Rahayu Mardasari.

Mereka melihat prilaku seks bebas di kalangan remaja makin memprihatinkan dan berimbas kepada meningkatnya jumlah Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) di kalangan remaja. Penyebab utamanya tak jauh adalah, pergaulan bebas. Untuk itu, pemerintah diminta dapat menghentikan pergaulan bebas tersebut, bukan memberikan kondom. HTI menganggap bahwa cara utama menghentikan penyakit HIV/AIDS adalah dengan menghentikan pergaulan bebas di dunia remaja, bukan malah menyebar alat pengaman, seperti kondom.

Oleh karena itu, tujuan ratusan muslimah HTI melakukan kampanye ini adalah untuk mengajak masyarakat untuk menjadikan pergaulan bebas sebagai musuh bersama. Karena tata pergaulan semacam itulah yang telah menimbulkan kerusakan pada remaja, seperti hamil sebelum nikah, putus sekolah hinga tingginya penderita HIVdan AIDS.

Menurut mereka, menyebar kondom bukan solusi mengatasi pergaulan bebas remaja, tetapi justru membiarkan seks bebas merajalela. Upaya yang harus dilakukan semestinya dengan menerapkan tiga pilar penopang gaul sehat atau gaul Islam. Pilar pertama, individu, harus dibangun dan diperkuat keyakinan hidup, iman dan takwa dan kepribadian di kalangan remaja dan pelajar. Kalau remaja sudah beriman kepada Allah, maka ia pasti akan bergaul secara sehat. P

ilar kedua adalah masyarakat harus dibiasakan saling menasehati, beramar ma’ruf nahyi munkar sebagai sebuah kewajiban. Danpilarketigaadalahnegara. Negara harus menumbuh kembangkan budaya gaul sehat dengan menetapkan aturan yang jelas dan tegas dalam tata pergaulan dan jangan ragu-ragu mengganjar para pelaku pergaulan bebas dengan sanksi yang setimpal.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sumut Hasban Ritonga sepakat stigma negatif terhadap penyakit ini masih membuat masyarakat enggan bersosialisasi, sehingga ODHA masih terdiskriminasi. (koran-sindo.com, 3/12/2013)

One comment

  1. saya setuju dengan penolakan HTI trhdp tindakan MENKES yang menggegerkan masyarakat indonesia saat ini,, menurut saya tindakan trsebut scra tidak langsung menyetujui aksi seks bebas yang mendarah daging pada kalangan anak muda zaman sekarang,, dan pnybran kondom merupakan bukan solusi yang tepat dlm pncghan virus HIV trbut,, krna virus trsbut bisa saja trtular dari jarum tato, transfusi darah, dsb….
    jadi intinya, harus di cari solusi yg paling efektif dlm pncgahan virus HIV trbut, malah mnurut saya, solusi trsbut akan memberikan dampak seks bebas yang makin kompleks.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*