HTI Press, Jatiwangi. Pagi jelang matahari terbit, saat orang-orang ramai menuju alun-alun untuk berolah raga atau sebatas jalan-jalan, para remaja LDSHTI melakukan aksi simpatik Kampanye Remaja Anti Gaul Bebas, Ahad, 01/12/2013.
Mereka membentangkan spanduk “Kampanye Remaja Anti Gaul Bebas”, di depan alun-alun Kecamatan Jatiwangi, Majalengka. Sementara yang lainnya membawa panji al-liwa dan ar-royah.
Mereka juga membagikan selebaran edukasi kepada masyarakat terutama para remaja dan pemuda yang lalu lalang di sekitar alun-alun tentang bahaya HIV/AIDS dan monster pergaulan bebas.
Silih berganti, para remaja calon pemimpin masa depan ini memberikan orasi mengajak para remaja lainnya untuk meninggalkan paham sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan serta kembali kepada Islam.
“Di dalam Islam, laki-laki dan perempuan itu dilarang berkhalwat, saling berdua-duaan,” ujar Asep Suryadi dalam orasinya sambil membacakan ayat al-Quran tentang larangan mendekati zina. Menurut pelajar yang masih duduk di bangku SMP ini menegaskan bahwa salah satu aktivitas mendekati zina itu adalah pacaran.
Remaja hari ini benar-benar digempur monster yang sangat keji, yakni gaul bebas itu sendiri. Pergaulan bebas yang merebak di kalangan remaja hari ini sebagai buah dari pencampakan Islam. Diawali dari pacaran, melebar ke pergaulan bebas sehingga timbul penyakit namanya AIDS.
“Di zaman dulu tidak ada penyakit AIDS, sekarang ada. Kenapa? Karena itu tadi, pergaulan bebas yang dianggap wajar, dianggap boleh-boleh saja. Ternyata apa? Dampaknya sangat besar. Maka hari ini, kenapa kami melakukan aksi seperti ini, karena kami peduli sesama teman-teman,” tegas Ahmad, pelajar LDS dalam orasinya.
Hari ini remaja, menurutnya, bahkan tak jarang orang tua banyak mengusap dada, karena banyak remaja hari ini jauh dari Islam. Hasilnya, menjadi remaja sampah bukan remaja sholeh. Ini terjadi karena sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan.
Untuk menuntaskan maraknya pergaulan bebas tersebut, menurut para pelajar Dakwah Sekolah, yaitu dengan membenahi dan menerapkan tiga pilar. Pertama, pilar individu yakni dengan membangun iman dan taqwa dengan menggencarkan kajian-kajian Islam.
Lalu, pilar masyarakat dengan dibiasakan saling menasihati, amar ma’ruf nahi munkar (dakwah). Serta pilar negara dengan menindak tegas setiap pergaulan bebas dalam bentuk apa pun. Hanya kembali kepada syariah dan Khilafah semuanya akan terwujud, Insya Allah. []MI HTI Majalengka