Talkshow Mahasiswa Muslimah “Islam Menangkal Budaya Liberal”
HTI Press. Kendari. Sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan Liberalisme yang semakin hari semakin menjangkiti diri para muslimah saat ini, 30 November 2013 digelar Talkshow Muslimah yang mengangkat Tema “Islam Menangkal Budaya Liberal”. Dihadiri lebih dari 50 peserta dari kalangan mahasiswa. bertempat di Aula Akuntansi FEKON UHO, menghadirkan dua pemateri.
Titin Astina (aktivis LDK-BKLDM UHO) selaku pemateri pertama menerangkan “Liberalisme adalah suatu paham yang menjujung tinggi kebebasan. Jadi, mau berbuat apapun bebas saja ; bebas berpendapat, bertingkah laku, berpakaian, dll”. Ia juga memaparkan beberapa akibat yang timbul dari liberalisasi budaya ini seperti free sex, narkoba, miras, pornografi, pornoaksi, tawuran, dan masih banyak lagi yang hingga saat ini tak kunjung ada penyelesaiannya. “Dimulai dari arus globalisasi, di zaman yang serba canggih ini segala sesuatu bisa meluas dengan pesat melalui internet, Televisi, Radio dan media-media lain, dari sinilah budaya-budaya asing masuk ke dalam pemikiran-pemikiran kaum muslim tanpa memfilter apa yang boleh di ambil dan apa yang tidak sesuai syariat Islam. Liberalisasi budaya masuk melalui 3F, yaitu Food, Fun, and Fashion karena masyarakat Indonesia terkenal dengan sifat konsumtif yang tinggi” jelasnya.
Sesi kedua, Mustina Ningsih, S.si membahas tentang bagaimana Islam menangkal budaya Liberal. Pemateri menyebut istilah ‘solusi setengah hati’ dari pemerintah atau gerakan-gerakan yang ada saat ini. “Misalnya, Gerakan Anti Narkoba di sana-sini, tapi di sisi lain masih sangat banyak para pengedar narkoba yang bahkan dalam penjara pun mereka masih bisa mengedarkan narkoba. Contoh lain dalam mengatasi masalah aborsi, seks bebas, prostitusi, muncul gerakan kondomisasi. Hal ini seolah melanggengkan maksiat-maksiat seperti ini terjadi dengan syarat memakai kondom agar tidak hamil diluar nikah atau terkena virus HIV/AIDS. Bahkan pemerintah memfilter budaya asing dengan budaya lokal yang nyatanya budaya lokal itu sendiri tidak jauh beda dengan budaya asing” jelas pemateri panjang lebar.
Pemateri juga memaparkan langkah apa saja yang harus dilakukan, yang menjadi solusi terhadap masalah liberalisasi ini. “Dimulai dari ketakwan individu, kontrol masyarakat, dan kontrol negara, ketiga pilar inilah yang tidak bisa dipisahkan, dimana kontrol negara adalah adanya negara yang menerapkan sistem Islam secara kaffah yang bisa menjaga ketakwaan individu maupun kontrol dalam masyarakat dari perilaku menyimpang”. []