LMM, Kampanye HTI Memasuki Pemilu 2014?
HTI Press. Surabaya. Ahad, (01/12/2013) DPD II Surabaya Muslimah HTI mengadakan acara LMM –Liqo’ Muharram Mubalighah- di gedung Bir Ali Asrama Haji Surabaya. Dihadiri 500 mubalighah dari berbagai penjuru Surabaya. Ustadzah Imaroh selaku moderator membawa forum menjadi hangat. Suasana juga semakin serius saat di tayangkan film berdurasi singkat tentang kondisi Indonesia saat ini.
Ustadzah Nikmah Aliyah (DPD I Jatim MHTI) sebagai pembicara pertama menyitir surat al-Baqarah: 22. Dilanjutkan dengan menggambarkan betapa kekayaan negeri ini sangat besar tapi masyarakat banyak yang miskin. Ustadzah Nikmah melihat bahwa semua ini disebabkan kesalahan dalam mengelola kekayaan negara dan ketidakamanahan penguasa. Penguasa membuat aturan yang dibuat-buat sendiri yang akibatnya, mereka menyerahkan kekayaan kita kepada asing dan inilah yang membuat kita miskin. Aturan yang dibuat-buat sendiri inilah yang disebut dengan demokrasi. Demokrasi yang diterapkan inilah yang memiskinkan rakyat. Bandingkan dengan aturan pemerintahan yang diturunkan Allah yaitu Khilafah ternyata mampu membawa manusia kepada kesejahteraan selama berabad-abad, tegasnya.
Pembicara kedua, Ustadzah Atikah Hamim menjelaskan makna politik yang sebenarnya. Politik menurut Islam adalah memelihara dan memperhatikan urusan umat. Dari makna tersebut menunjukkan siapapun mampu berpolitik. Maka, rakyat dan penguasa harusnya sama-sama mengetahui hak dan kewajiban masing-masing. Dari sinilah dibutuhkan peran mubalighah untuk menunjukkan hak dan kewajiban rakyat sehingga akan muncul kesadaran politik di tengah-tengah rakyat. Dari kesadaran politik inilah akan muncul keinginan untuk mengubah kondisi rusak saat ini yang diakibatkan oleh system demokrasi menuju Khilafah Islamiyyah.
Pada sesi Tanya jawab, para muballighah antusias mendengar jawaban dari pertanyaan mereka. Salah satu pertanyaan yang mendominasi adalah, apakah acara ini merupakan petunjuk bahwa HT akan mengikuti pemilu. Maklum saja, tema yang diangkat MHTI kali ini memang beda yaitu mubalighah dan politik. Pembicara menggambarkan untuk menegakkan Khilafah bukan dengan jalan masuk system demokrasi yang sudah rusak tapi membangun kesadaran ditengah-tengah umat tentang hak dan kewajiban rakyat dan penguasa. Jika umat paham akan hak dan kewajibannya maka akan kesadaran untuk berubah dari kondisi buruk ke kondisi terbaik akan muncul. Dan upaya memahamkan ini sangat membutuhkan peran mubalighah karena mereka adalah pihak yang bersentuhan langsung dengan umat.
Forum diakhiri dengan testimony dan penandatanganan mistaq oleh mubalighah. MasyaAllah… para muballighah menyatakan kesiapannya untuk memahamkan umat bersama-sama dengan muslimah HTI. []
Demokrasi, pilihan terburuk untuk umat Islam. Tinggalkan ! Pilih Islam dan Sistem Khilafah !