Audiensi DPD MHTI Surabaya Ke Dinkominfo
Tim DPD MHTI Surabaya melakukan audiensi ke Dinkominfo Surabaya. Audiensi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan pada kampanye pekan kondom nasional yang menjadi salah satu agenda Menkes. Kunjungan diterima hangat oleh Ibu Rini Endrin Nindarti dan Ibu Tita (staf bagian Media Center Pemkot).
Faizah (DPD MHTI Surabaya) mengucapkan terima kasih telah disambut dengan hangat, dan menjelaskan maksud kunjungan kepada perwakilan Dinkominfo Surabaya. Diskusipun berjalan dengan seru, Atikah (ketua DPD I MHTI Jatim) menyampaikan tentang kondisi pergaulan bebas di kalangan remaja sudah sangat memprihatinkan, hampir semua di semua lini, dan upaya pemerintah yang tidak kunjung selesai dalasi persoalan ini. Atikah juga menjelaskan, bahwa HT memiliki pandangan yang utuh terhadap persoalan pergaulan bebas dan solusi yang solutif. Salah satunya dengan memutus mata rantai dari pergaulan bebas itu sendiri, bukan malah difasilitasi dengan kondom gratis. HT senantiasa melakukan upaya untuk mencerdaskan masyarakat. Selain itu, agenda yang dilakukan HT adalah audiensi kepada lembaga-lembaga terkait termasuk dinkominfo untuk bersama-sama memandang bahwa persoalan masyarakat adalah persoalan bersama.
Rini merespon dengan menggambarkan bahwa memang betul saat ini kondisi pergaulan bebas di kalangan remaja sangat memprihatinkan. Pemerintah pun telah berupaya untuk mengatasi persoalan ini, termasuk Bu Risma (Wali Kota Surabaya) melakukan upaya menutup 3 titik lokalisasi di Surabaya.
Nikmah (DPD MHTI Surabaya) menambahkan bahwa beliau secara pribadi menghargai upaya yang tengah dilakukan oleh Bu Risma. Namun masih perlu upaya lebih untuk menghentikan permasalahan pergaulan bebas. Ditambah saat ini cara pandang masyarakat telah berubah, HIV AIDS dianggap hal yang biasa saja. Seharusnya pemerintah fokus pada memutus penularan virus HIV. Dan tidak bisa jika penyelesaiannya diserahkan hanya pada individu, sementara akses untuk melakukan gaul bebas masih terbuka lebar. Bu Rini menyepakati hal ini.
Terakhir, Atikah menegaskan kembali solusi yang ditawarkan HT: pemerintah harus menghentikan liberalisasi, perlunya menanamkan ketaqwaan individu dan tidak menganut pemahaman sekuler. Solusi tuntas atas seluruh persoalan gaul bebas adalah dengan penerapan Syariat Islam di seluruh aspek kehidupan, semua ini tidak akan terwujud tanpa ada benteng dari negara.