Muslimah HTI Memberikan Kritik Terhadap Pelaksanaan Peringatan Hari Ibu 2013

HTI Press. Jakarta. Ibu adalah pendidik pertama dan utama. Di tangan ibu terletak harapan bangkit atau tidaknya generasi sebuah bangsa. Di pundak ibu pula tersemat amanat untuk mencetak pemimpin masa depan. Bertepatan dengan momen Peringatan Hari Ibu 2013 itu, Muslimah HTI menyelenggarakan Kongres Ibu Nusantara (KIN) dengan tema, “Berjuang Mewujudkan Kehidupan Sejahtera Dalam Naungan Khilafah.”

Pratma Julia, (Ketua Pelaksana Kongres Ibu Nusantara 2013) menyatakan bahwa pelaksanaan kongres ini berlangsung sejak 20 hingga 23 Desember 2013 yang diselenggarakan di 30 kota besar di Indonesia.“Untuk di Jakarta dihadiri kurang lebih 3000 ibu dari kalangan buruh, TKW/keluarga TKW, penggerak PKK/ Posyandu/ Dasawisma, aktivis LSM/ Ormas/ Orpol, birokrat, tokoh perempuan dan kalangan yang terkait. Yaitu dari wilayah Jakarta, Bekasi, Depok, Karawang, Purwakarta, Bogor, Sukabumi dan Cianjur. Jika ditotal, untuk seluruh Indonesia kongres ini akan dihadiri lebih dari 30 ribu ibu,” papar Pratma yang juga Anggota DPP Muslimah HTI.

Dalam konferensi pers, Iffah Ainur Rochmah (Jurubicara Muslimah HTI) mengungkapkan bahwa diselenggarakannya Kongres Ibu Nusantara 2013 dengan tema ‘Berjuang Mewujudkan Kehidupan Sejahtera dalam Naungan Khilafah’ ini adalah kritik terhadap Peringatan Hari Ibu 2013. Jakarta (Sabtu, 21/12/2012).

Iffah melanjutkan, “Tema Hari Ibu 2013 ‘Peran perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan demokrasi yang parsitipatif dan pembangunan yang inklusif’, menunjukkan bahwa para ibu diberdayakan dibidang ekonomi dengan cara bekerja sama halnya dengan laki-laki.”

Konferensi pers yang diadakan di Balai Sudirman itu dihadiri oleh media cetak maupun online, yaitu Islampos.com, Media Indonesia, Tribun, Radio CWS juga dari Muslimah Media Center.

Soraya (Media Indonesia) menanyakan apa tindak lanjut dari pelaksanaan kongres ini. Juga Eva (Peneliti yang sedang studi di Jerman) juga menanyakan bagaimana Muslimah HTI akan membina majelis taklim dan perempuan-ibu lain yang beragam. Dan bagaimana kritik ini akan disampaikan ke pemerintah.

Dalam kesempatan itu, Iffah Ainur Rachmah menjelaskan bahwa aktivitas Muslimah HTI adalah mencerdaskan kaum ibu-perempuan tidak hanya melalui majelis-majelis taklim, namun berbagai komunitas dan kalangan. Muslimah HTI akan terus-menerus menyampaikan kepada umat bahwa permasalah pokok para ibu ini adalah karena diterapkannya sitem kapitalis sekuler. Dan sistem kapitalis inilah yang telah memperlakukan ibu dengan tidak layak.

“Bila ibu saat ini harus menanggung kemiskinan bangsa. Bahkan bila 100% sekalipun dilibatkan untuk bekerja. Maka, tidak akan mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan ini. Karena yang salah adalah tata kelola yang diambil dari kebijakan yang salah yaitu kebijakan korup yang lahir dari sistem kapitalis. Maka solusinya adalah ganti sistem yang melahirkan kebijakan korup itu yaitu dengan Syariah dan Khilafah,” imbuhnya. Diskusi berlangsung hangat. Bertepatan dengan berakhirnya kongres di ruang utama, konferensi pun ditutup. [Jakarta, 21/12/2012, Ayati Fa]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*