1300 Ibu Hadir Dalam Konggres Ibu Nusantara Lampung

HTI Press. Jum’at 20 Desember 2013, DPD I MHTI Lampung menyelenggarakan Kongres Ibu Nusantara (KIN) dengan tema “Berjuang Mewujudkan Kehidupan Sejahtera dalam Naungan Khilafah”. Kongres yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Ernawan Khua Jukhai, Pahoman, Bandar Lampung ini dihadiri sekitar 1300 peserta dari berbagai daerah di Lampung. Peserta KIN  berasal dari kalangan Ibu Rumah Tangga, Penggerak Perempuan, Aktivis LSM/Ormas/Orpol, Tokoh Perempuan dan kalangan terkait lainnya.

Pada orasi pertama oleh Nurani Pasaribu (Aktivis MHTI Lampung)  memaparkan fakta liberalisasi saat ini yang merajalela dimana-mana, termasuk dalam ranah ekonomi dan politik. Kebijakan pasar bebas yang tidak bisa dibendung ‘kebebasannya’ oleh pemerintah sendiri, kini mulai menjadi bumerang bagi rakyat Indonesia. Kaum Ibu sebagai bagian dari rakyat, akhirnya nestapa menjadi korban bumerang liberalisasi. Kebutuhan primer yang semakin tak terjangkau, membuat para Ibu sebagai manajer rumah tangga terpaksa ikut banting tulang.

Acara semakin syahdu ketika peserta dan pembicara menitikkan air mata saat mendengar lantunan lagu “Ibu” dibawakan oleh Iin Mustanginah dan anak-anak shoehah Lampung. Sebuah tayangan tentang “Fakta Buruk : Ibu Korban Pedagangan Bebas membuat peserta KIN semakin khusyu.  Orasi kedua oleh Rakhmawati S.Pi., M.Si (Ketua Lajnah Fa’aliyah DPD I MHTI Lampung) menyampaikan tentang “Pemberdayaan atau Eksploitasi Perempuan”.

Rakhma memaparkan bagaimana sekarang jargon pemberdayaan perempuan begitu laku di kalangan masyarakat. Perempuan diharapkan mandiri secara ekonomi, perempuan diharapkan tak lagi bergantung pada suami, hingga kebutuhan hidup mereka berhasil tercukupi sendiri. Rakhma mengatakan bahwa kesejahteraan yang akan didapat ketika ada kesetaraan pendapatan antara laki-laki dan perempuan nyatanya tak berbukti “Kembalilah kepada peran kita sebagai pengasuh dan pencetak generasi masa depan yang siap melanjutkan estafet perjuangan Rasulullah SAW”.

Ida Ul Hasanah (Ketua Lajnah Khoshshoh Lil Muballighoh DPD I MHTI Lampung), kepada 1300 peserta yang hadir di Acara Kongres Ibu Nusantara menyampaikan seperti apa sesungguhnya status dan peran utama perempuan. “Hukum asal perempuan adalah sebagai Ibu dan pengatur rumah tangga dan ia adalah kehormatan yang harus dijaga”. Ini bukan berarti Islam tidak memberikan ruang kepada kaum Ibu untuk ikut berperan di ranah publik. Islam memfasilitasi eksistensi perempuan tanpa membuat mereka tereksploitasi. Di sela-sela kongres, suguhan teatrikal  “Tekad Ibu untuk keluar dari kungkungan kapitalisme” turut menyemarakkan jalannya acara.

Usai teatrikal, Orasi penutup disampaikan oleh Deasy Rosnawati, S.T.P (Komunitas Perempuan Peduli Keluarga DPD I MHTI Lampung) tentang “Islam Memposisikan Ibu dalam Kemuliaan”. Deasy dengan lantang mengatakan seharusnya syari’ah Islam ditegakkan kembali dalam bingkai Khilafah. “Penegakkan Islam, bukan hanya tanggung jawab para ulama saja namun tanggung jawab seluruh kaum muslimin dunia ini. Di akhir acara, Ade membacakan Press Release tentang tekad ibu berjuang mewujudkan kehidupan sejahtera dalam naungan Khilafah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*