Kongres Ibu Nusantara (KIN) Bengkulu “Ibu Tangguh, Pencetak Generasi Unggul”

HTI Press. Sebagai rangkaian acara dari Kongres Ibu Nusantara (KIN), Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Bengkulu bekerja sama dengan BKMT Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu menyelenggarakan acara pada Ahad, 22 Desember 2013, bertempat di masjid Al Muhtadin (samping RRI) Kota Bengkulu.

Sebanyak 45 peserta dari kalangan Ibu-Ibu pengurus BKMT, Permata, Majlis Taklim dari Kota Bengkulu menghadiri acara ini. Pembicara pertama, Hj. Sukiyani Wahyu (Pemerhati generasi kota Bengkulu dan relawan HIV/AIDS) menyampaikan materi tentang “Generasi Muslim, antara Harapan dan Kenyataan.” Pembicara kedua, Indah Kartika Sari, SP (Ketua MHTI Bengkulu) menyampaikan materi tentang “Ibu Tangguh, Pencetak Generasi Unggul Melalui Sistem Yang Mensejahterakan.”

Dengan dipandu oleh moderator drg. Eka Dewi, acara dimulai dengan menyaksikan bersama tayangan tentang fakta generasi muslim saat ini. Pada penyampaian materi pertama, Sukiyani menyampaikan tentang kondisi generasi muslim saat ini. Mereka berada pada kondisi yang  memprihatinkan. Pergaulan bebas, narkoba, gaya hidup hedonis, konsumtif, split personality sangat dekat dengan kehidupan mereka. Fakta yang sangat mencengangkan pun diungkapnya, bahwa dari 44 murid SMP-SMA, hanya 12 yang negatif saat tes narkoba. Bahkan ada klienny yang masih berusia sekolah yang sudah melakukan pergaulan bebas. Inilah kondisi generasi muda saat ini, padahal merekalah yang akan menjadi generasi penerus. Merekalah yang akan membawa masa depan bangsa ini. Bagaimanakah 10 tahun kedepan jika kondisi seperti ini masih terjadi, atau bahkan mungkin akan lebih buruk?

Sementara, Indah menyampaikan tentang bagaimana cara untuk menjadi ibu tangguh sebagai pencetak generasi unggul. Ibu yang saat ini berada dalam naungan system kapitalis, ternyata tidak berada dalam kondisi yang membuat ibu sejahtera. Justru sebaliknya, karena system ini telah memaksa para ibu untuk tidak bisa menjalankan peran utamanya sebagai al umm warabbatul bayt. Ibu juga dihadapkan pada kondisi ekonomi yang serba sulit sehingga membuat peran ibu bertambah, yaitu juga sebagai pencari nafkah. Demi membantu peran suaminya untuk mencari nafkah, para ibu harus rela meninggalkan keluarganya yang jauhnya ribuan mil. Padahal negeri ini sangat kaya, namun kaum muslim tidak pernah merasakannya. Kebijakan ekononomi, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan lainnya tidak pernah berpihak pada ibu khususnya dan kaum muslim umumnya. Kondisi ini sangat berbeda dengan ketika system Islam dalam naungan Khilafah.

Dalam system Islam, perempuan sangat dimuliakan. Perannya sebagai al umm warabbatul bayt pun akan dengan sempurna ia jalankan. Bahkan, Khalifah akan melindungi perempuan. Distribusi kekayaan yang merata akan dilaksanakan, sehingga para ibu tidak akan berada dalam kondisi yang dihadapkan pada permasalahan ekonomi. Kewajiban pencari nafkan pada suami dan wali serta kewajiban pengasuham pada ibu, membuat para ibu akan semakin mulia. Maka untuk menjadi seorang ibu yang tangguh yang bisa mencetak generasi unggul, para ibu haruslah memiliki akidah Islam yang kuat sebagai bekal dalam pendidikan anak-anaknya. Ibu haruslah menyadari bahwa dirinyalah madrasah bagi anak-anaknya. Untuk itu, Indah pun menyeru kepada para ibu di Bengkulu untuk berjuang bersama mewujudkan sebuah system yang akan menjamin kesejahteraan bagi para ibu dan kaum muslimin, yaitu system Khilafah. (EDS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*