500 Ibu Hadir Dalam Kongres Ibu Nusantara MHTI Prov. Kepulauan Bangka Belitung
HTI Press. Pangkalpinang, 22 Desember 2013. MHTI Prov Kep. Bangka Belitung Menyelenggarakan Konferensi Ibu Nusantara 2013 di Gedung Sport Hall Kampus STMIK Atma Luhur Pangkalpinang. Dihadiri kurang lebih 500 orang ibu-ibu dari berbagai kalangan.
Orator pertama, Safiyyah, SE membicarakan tentang pemberdayaan dan ekspliotasi perempuan menghinakan kaum ibu. Safiyyah menjelaskan opini menyesatkan dari Kapitalisme yang menjerat umat, melalui pemberdayaan perempuan namun kenyataannya sangat menghinakan perempuan sebagai mahkluk yang dimuliakan Allah. Orator kedua, Baitri Oktari, SE menggambarkan posisi ibu dalam naungan Khilafah Islamiyah. Perempuan umumnya dan ibu khususnya memiliki posisi yang sangat dimuliakan. Perempuan tak diberi beban mencari nafkah untuk dirinya sendiri bahkan tidak pula untuk keluarganya. Dia mendapat posisi yang sangat diagungkan, nafkah harus ditanggung laki-laki yang menjadi muhrimnya.
Penampilan mahasiswa, pelajar dan anak-anak SD menggambarkan gelapnya dunia bagi perempuan berada dalam system kapitalisme menghangatkan acara. Kita butuh berjuang untuk mengubah keadaan yang gelap ini. Luar biasa peserta sangat terbawa emosinya saat melihat keburukan yang mendera ibu.
Orator ketiga disampaikan oleh Ari Susanti, S.Si yang menggambarkan islam memerintahkan kepada umatnya untuk memuliakan perempuan, terlebih ketika dia menjadi ibu, karena ditangannya lah akan lahir generasi yang akan mampu menghasilkan peradaban Islam yang gemilang. Islam tak pernah membebani ibu dengan tuntutan mencari nafkah yang akan menjadikan dirinya stress saat mendidik anak-anaknya. Namun dia boleh bekerja tanpa menghilangkan peran utamanya sebagai pendidik generasi. Orasi keempat disampaikan oleh Novita Ertiana, S.Si (Ketua DPD I MHTI Prov. Kep Babel). Novita, mengajak peserta yang hadir untuk menyepakati bahwa kondisi yang melanda perempuan saat ini harus diubah dan perubahan tersebut harus dilakukan bersama sesuai tuntutan Allah, mengajak ibu-ibu yang hadir untuk bergabung berjuang bersama Hizbut Tahrir dalam perjuangan menegakkan Khilafah. Sebelum pembacaan doa, puisi yang menggentarkan ibu untuk berjuang dibacakan oleh Najma Karimah, S.Pd.
Acara di tutup Doa yang dibacakan oleh Ustadzah Wiwid, dengan penuh haru, sehingga tak sedikit ibu-ibu yang mengucurkan air mata berharap keridhoan Allah dan petunjuk agar Khilafah segera tegak. Allahu Akbar!!!!