Gathering Tokoh Peduli Ibu Banyumas
HTI Press. Di tangan ibu terletak harapan akan bangkit dan tidaknya sebuah bangsa. Di pundak ibu juga bisa terproyeksi, seperti apa pemimpin masa depan bangsa ini. Sebuah keharusan untuk mengembalikan kedudukan dan peran ibu pada porsinya. Juga menopang terlaksananya peran itu dengan memberikan kondisi sejahtera sebagai hak setiap ibu.
Berangkat dari paradigma tersebut Muslimah HTI DPD II Banyumas pada Senin, 23 Desember 2013 menyelenggarakan Gathering Tokoh Peduli Ibu. Mengambil tema “Meniti Jalan Mewujudkan Kehidupan Sejahtera dalam Naungan Khilafah”. Acara ini selain menjadi ajang sharing masalah perempuan juga sekaligus ikut serta menguatkan gaung opini terselenggaranya Kongres Ibu Nusantara baik di Jakarta 21 Desember 2013 maupun di kota-kota besar seluruh Indonesia tanggal 22 Desember 2013.
Acara yang dihadiri oleh 22 tokoh perwakilan PKK, Posyandu, Majlis taklim, Mubalighot, LSM Migran care Seruni, mantan TKW, Media radar Banyumas, Mafaza Fm dan Pengurus lajnah Muslimah HTI Banyumas berlangsung di RM Leko Komplek Gor Satria Purwokerto.
Acara yang dipimpin oleh Ketua DPD II MHTI Banyumas, Ummu Rayyan, SP dan dipandu oleh Host Salma Nafisat, S.Si, dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama, mengangkat topik : Gurita Perdagangan Bebas Menjerat Ibu Nusantara dan sesi kedua dengan topik “Ibu dalam Naungan Khilafah: Mulia dan Sejahtera”. Pada sesi pertama digambarkan, jeratan kapitalisme sekularisme telah mendorong perempuan memasuki bursa kerja untuk menjadi bumper krisis ekonomi barat. Di sesi pertama ini banyak tanggapan tokoh yang membenarkan jika sistem kapitalisme telah membuat perempuan/ibu sengsara. Sedangkan di sesi kedua, tanggapan tokoh sepakat jika Islam harus diperjuangkan tidak hanya dalam ranah ritual ibadah namun juga sebagai sebuah sistem kehidupan.
Dalam sesi tanya jawab, banyak tokoh yang ingin bekerjasama dengan Muslimah HTI Banyumas dalam program pembinaan ketaqwaan berbasis aqidah Islam. Acara ditutup dengan doa dan komitmen bersama tokoh untuk berjuang menuju kehidupan yang lebih baik dibawah naungan khilafah.