Kongres Ibu Nusantara MHTI DPD II HTI Surakarta

HTI Press. Muslimah Hizbut Tahrir DPD II Surakarta menggelar Kongres Ibu Nusantara  yang merupakan rangkaian kegiatan yang serempak dilaksanakan pada bulan Desember di seluruh wilayah Indonesia . Dengan mengusung tema “Berjuang mewujudkan kehidupan sejahtera dalam naungan daulah khilafah”. Peserta dari berbagai daerah berdatangan memenuhi gedung Syariah Surakarta, tercatat 67 perempuan yang terdiri dari para Penggerak PKK, Penggerak MT, Pekerja, Pengusaha Muslimah, Ibu rumah tangga dll, berkumpul di dalam gedung syariah mengikuti acara Kongres Ibu Nusantara ini.

Orator  pertama Ismiyati S.KM. Memaparkan bahwa saat ini kondisi masyarakat Indonesia tidak aman dan tidak sejahtera. Berbagai fakta; jumlah kemiskinan dan eksploitasi meningkat, kekayaan kita dikuasai asing, dirampok asing. Kondisi inilah yang memaksa perempuan akhirnya bekerja dan merelakan diri bekerja pada sektor industri dengan meninggalkan keluarga dan anak-anak mereka, demi mempertahankan kelangsungan hidup tetapi saat mereka mengorbankan itu semua para perempuan malah terjerat dalam kubang eksploitasi. Masyarakat Indonesia akan benar-benar sejahtera saat negara ini menerapkan syariah dalam bingkai khilafah, karena hanya sistem inilah yang bisa memuliakan perempuan.  

Orator kedua, Nawang Ratri Anggraini yang juga Ketua DPD II MHTI Surakarta memaparkan “Ibu korban perdagangan bebas dan penyebabnya”. Problem utama negeri ini adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh sistem Kapitalis, ditambah Perdagangan Bebas yang dipaksakan Kapitalisme pada negeri Islam termasuk Indonesia. Perdagangan  bebas membuat hancur pasar lokal dan ini membawa dampak yang beragam diantaranya angka pengangguran semakin tinggi dan naiknya harga. Untuk menanggulangi hal ini negara mendorong perempuan masuk bursa kerja untuk menjadi penopang persoalan ekonomi dengan berbagai program diantaranya gerakan pemberdayaan ekonomi perempuan, yang ternyata program ini adalah bentuk eksploitasi perempuan secara masal karena perempuan hanya menjadi object kapitalisasi. Ini sangat berbanding terbalik dengan masalah yang sebenarnya yaitu kemiskinan yang diakibatkan oleh  pasar bebas, maka solusi yang seharusnya diberikan adalah melepaskan negeri ini dari belenggu Kapitalisme dengan Perdagangan Bebasnya yang telah nyata merusak dan menyengsarakan, yaitu  dengan menegakkan sistem yang mejamin kesejahteraan masyarakat yaitu sistem khilafah islamiyah.

Orator ketiga, Dwi Puji Kuswardani A.md memaparkan “islam menjaga martabat perempuan dan menjamin kesejahteraannya”. Dalam orasinya, Dwi menjelaskan bagaimana islam menjaga kemuliaan dengan menjadikan ibu memiliki posisi yang strategis yaitu madrasah ula, sahabat bagi suami agar menjadi team yang saling menguatkan, menjadi tiang negara dan negara menjamin ibu agar dapat menjalankan fungsi keibuannya secara optimal dengan menjamin kesejahteraan bagi keluarga terutama ibu. Ibu berperan dalam perjuangan penegakan syariah islam karena dalam al qur’an ada seruan bahwa bagi orang yang beriman agar memenuhi seruan Allah dan Rasul. 

Acara dilanjutkan dengan Monolog Drama yang dipersembahkan Zulfiana yang membuat semakin jelas jeratan kapitalisme dan pasar bebasnya yang menjadikan Perempuan sebagai Korban.  Pembacaan Seruan MHTI Oleh  Tiwik DW dan Do’a oleh Thohiroh Diniyah (MHTI Surakarta), mengakhiri acara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*