HTI Press, Banda Aceh. Jelang akhir tahun 2013, HizbutTahrir Indonesia (HTI) DPD II Banda Aceh mengadakan diskusi publik Kajian Strategis Masyarakat Aceh (KASATMATA) di Melon Cafe, Lamnyong, Banda Aceh pada hari Ahad (29/12).
KASATMATA edisi ini merefleksikan detik-detik keruntuhan Kapitalisme dan kebangkitan Islam.
Egi Fajlu al Misykat sebagai salah satu pemateri menjelaskan bahwa Kapitalisme sesungguhnya telah menjelang detik-detik kehancurannya. Hal ini dapat dilihat dengan timbulnya krisis ekonomi belum berakhir.
“Tahun 2008 terjadi krisis yang luar biasa di AS sejak 1929. Namun faktanya AS belum bisa bangkit. Pengangguran juga tidak bias dihilangkan akibat krisis. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana peristiwa shutdown-nya AS adalah salah satu tanda kegalauan ekonomi mereka”, ungkap Egi yang merupakan pegawai di kanwil Ditjen Pajak Aceh.
Salah satu penyebab terjadi krisis 2008, lanjutnya yaitu akibat dicabutnya UU glass steagal act, yakni UU yang melarang Bank untuk bermain di pasar saham. Selain itu, tentu saja akibat penggunaan sistem ribawi.
“Untuk menutupi krisis ini, AS lalu mencetak dolar 2 hingga 4 trilyun. Namun hal ini ditutupi oleh World Bank dan IMF,” ungkapnya lagi.
Sesi kedua, Ketua DPD II HTI Banda Aceh Rahmat Ibnu Umar menjelaskan bagaimana metode penegakan Khilafah sebagai solusi alternatif bagi keruntuhan Kapitalisme.
“Kita berada di periode mulkan jabariyyatan. Periode kelam dimana kita dipaksa bermaksiat kepada Allah, dipaksa membayar pajak. Ketika kita mau menerapkan syariat Islam, kita malah dipaksa memakai sistem kufur,” terangnya.
“Masihkah kita mau mempertahankan sistem sekarang atau sistem selanjutnya yang berasal dari Allah SWT, yakni Khilafah Islamiyah yang mengikuti metode kenabian”, ungkap Rahmat retorik kepada peserta.
Selain itu, Rahmat juga menjelaskan klaim-klaim keliru para penentang Khilafah dan mengajak seluruh peserta bersama-sama dengan Hizbut Tahrir untuk menegakkan Khilafah Islamiyah dengan mengikuti metode Rasulullah.[] MI HTI BANDA ACEH