Tahun 2013 telah berakhir. Bagi kita tentu sangat menyusahkan hati, melihat berbondong-bondongnya masyarakat datang ke pusat-pusat keramaian di kota. Datang merayakan pergantian tahun. Berbagai acara yang kental dengan kemaksiatan pun digelar. Bahkan dengan biaya yang sangat mahal. Pemda DKI kabarnya telah menganggarkan 1 milyar untuk menggelar pesta semalam suntuk.
Namun, ada pelajaran penting dari pergerakan masyarakat di malam tahun baru. Berkaitan dengan pentingnya opini umum yang memobilisasi masyarakat. Lihatlah, meskipun tanpa diminta satu persatu, tanpa dikomandoi dan dipaksa, masyarakat bergerak ke pusat-pusat keramaian. Bahkan dengan segala pengorbanannya.
Bayangkan, kalau hal yang sama terjadi. Tentu bukan opini tentang tahun baru, tapi kita berjaya membentuk opini umum tentang kewajiban tegaknya syariah dan Khilafah. Kita bisa bayangkan umat pun kemudian bergerak serantak untuk melakukan gerakan politik, menuntut perubahan. Bentuknya bisa beragam. Bisa dalam pawai politik (masirah), unjuk rasa, atau rapat-rapat politik akbar. Mereka maju dengan tuntutan yang sama yaitu tegaknya Khilafah yang akan menerapkan seluruh syariah Islam.
Namun opini umum (ra’yul ‘amam) yang ingin kita bangun ditengah masyarakat, bukanlah didasarkan kepada dorongan syahwat atau hawa nafsu. Tapi kesadaran umum (wa’yul ‘am) untuk sebuah perubahan yang berbasis pada Islam. Kesadaran akan kewajiban menerapkan seluruh syariah Islam sebagai konsekuensi dari kepada aqidah Islam. Kesadaran tentang wajib dan pentingnya khilafah untuk menerapkan syariah Islam.
Agar opini umum yang berbasis kesadaran ini terjadi kita perlu meningkatkan dakwah tanpa henti. Ada beberapa bentuk kesadaran yang perlu kita bangun. Pertama, kesadaran bahwa umat ini sedang bermasalah. Perubahan tidak akan terjadi kalau, umat tidak menyadari bahwa ada yang salah dalam kehidupan mereka. Disinilah letak penting kita menyampaikan kepada umat berbagai problematika yang melilit umat saat ini seperti kemiskinan, kebodohan, perampokan kekayaan negara, kemaksiatan,korupsi, kriminalitas dan lain-lain.
Kedua, kesadaran tentang apa penyebab dari persoalan umat yang multikompleks itu. Yaitu kesadaran bahwa penerapan ideolog kapitalisme dan tidak diterapkannya seluruh syariah Islam-lah yang menjadi pangkal persoalan dari berbagai derita umat. Mengetahui akar persoalan ini sangatlah penting, untuk memberikan solusi yang tepat. Salah menentukan penyakit, salah pula menentukan obat. Alih-alih penyakit akan hilang, malah bisa bertambah parah.
Ketiga, kesadaran tentang apa solusinya. Yaitu menerapkan syariah Islam dalam naungan negara Khilafah-lah. Perubahan menuju ke arah yang lebih baik tidak akan terjadi kalau kita hanya mengkritik tapi tidak memberikan solusi. Umat harus terus menerus disadarkan bahwa syariah Islam adalah solusi berbagai masalah mereka. Sementara Khilafah merupakan institusi politik satu-satunya yang sah secara syar’i untuk bisa menerapkan seluruh syariah Islam, mempersatukan dan melindungi umat. Sehingga umat sampai pada satu titik , bahwa tidak ada solusi yang lain kecuali syariah dan khilafah.
Namun kesadaran ini tidak cukup. Umat perlu diberikan kesadaran yang keempat, yaitu bagaimana jalannya. Tahu tujuan tapi tidak tahu jalan, akan gampang tersesat. Atau bahkan tidak pernah sampai pada tujuan. Jalan itu untuk menegakkan Khilafah tentu saja wajib merujuk kepada thoriqoh (metode) Rosulullah SAW. Tidak boleh menyimpang sedikitpun. Karena hanya dengan mengikuti Rosulullah SAW-lah kita akan berhasil dan meraih kemenangan.
Perlu kita tegaskan sistem demokrasi tidak akan pernah akan bisa menghantarkan kepada penegakan syariah Islam secara menyeluruh, apalagi menghantarkan pada tegaknya Khilafah. Mengingat sistem demokrasi ini merupakan sistem kufur yang justru wajib ditolak oleh kaum muslimin.
Jalan demokrasi pun penuh tipu daya yang tidak akan pernah berpihak kepada kaum muslimin. Seperti yang terjadi di Mesir , meskipun presiden Mursi telah menang secara demokratis, partainya menguasai mayoritas parlemen, namun Barat tetap saja lewat kaki tangannya jenderal as Sisi menjatuhkannya. Bahkan mencap Ikhwan sebagai teroris. Tuduhan yang mengada-ada. Hal yang sama terjadi pada partai FIS di Aljazair.
Jalan satu-satunya adalah dengan da’wah politik. Mencetak para kader da’wah, membangun opini umum yang dibangun dari kesadaran umat tentang wajibnya syariah dan Khilafah. Disertai dengan amal tholabun nushroh dengan cara mendakwahkan Islam yang sesungguhnya kepada ahlul quwwah (yang memiliki kekuasaan yang ril) seperti militer. Hingga lewat kesadaran yang muncul dari keimanan dan ketaqwaan, mereka menjadikan kekuasaan yang mereka miliki bagi penegakan Khilafah.
Kesadaran yang kelima yang tak kalah penting adalah kewajiban untuk ikut dalam perjuangan dan kerelaan berkorban. Perubahan tidak akan terjadi kalau tidak ada yang memperjuangkannya. Sementara perjuangan pastilah membutuhkan pengorbanan. Karena itu, seluruh komponen umat, siapapun mereka harus terlibat dalam perjuangan ini. Tidak boleh sekedar menjadi penonton apalagi menjadi penghalang.
Dengan kristalisasi lima kesadaran ini, kita optimis di tahun 2014 ke depan perjuangan akan semakin mengarah pada keberhasilan. Tentu saja semua ini sangat tergantung kepada nashrullah (pertolongan Allah). Sebagai seorang muslim tentu saja kita berharap dan senantiasa berharap saatnya pertolongan Allah akan datang.
Kita berharap dengan keyakinan bahwa janji Allah dalam surat an Nur:55 yang akan memberikan kekuasaan dan kemenangan kepada umat Islam pasti terwujud. Bagi kita persoalan pentingnya, bukanlah bertanya kapan pertolongan Allah akan datang. Namun bertanya pada diri kita: apa yang sudah kita lakukan untuk perjuangan ini. Karenanya, yang kita harus lakukan adalah berjuang terus berjuang sesuai hingga kemenangan itu datang. Allahu Akbar !(Farid Wadjdi)