Audiensi Ke P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Sumatera Selatan
HTI Press. Sumsel. Lajnah Fa’aliyah Muslimah HTI Sumsel, bersama Ketua DPD I Muslimah HTI Sumsel dan Tim Media Muslimah HTI Sumsel mengadakan audiensi ke Biro Pemberdayaan Sumatera Selatan yang sekarang berganti nama menjadi P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak ) Sumatera Selatan. Rombongan disambut oleh Ibu. Hj. Susna Sudarti, S.E., M.M. (Kepala Badan P2TP2A Provinsi Sumatera Selatan) bersama Kasubag Keuangan dan Kabid Tumbuh Kembang Anak. Dalam kunjungannya Qisthi Yetty Handayani, S.Pt. (Ketua DPD I Muslimah HTI Sumsel) menjelaskan perjuangan Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir berjuang melanjutkan kehidupan Islam. Untuk merealisasikan kehidupan Islam dibutuhkan institusi, yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah” . Perjuangan Hizbut Tahrir adalah pemikiran (Fikriyyun), politik (siyasiyah), berkelompok (jama’ah), dan tidak dengan kekerasan (laa madiyah), serta pencerdasan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir menyentuh ke seluruh elemen umat. Pada kesempatan ini ibu Susna menyampaikan bahwa butuh kerjasama antar semua pihak dan semua kalangan guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada perempuan. Susna juga sepakat apabila solusi yang digunakan untuk menyelesaikannya adalah dengan memakai Syari’at Islam. Koordinator Lajnah Fa’aliyah MHTI Sumsel Syafrida, S.H. menambahkan bahwasanya kita sebagai umat Islam harus bangga dengan status kita sebagai seorang muslim. Barat memiliki agenda untuk menghancurkan benteng terakhir umat Islam, yaitu keluarga dengan berbagai ide-ide yang menyesatkan salah satunya adalah pemberdayaan perempuan. Sistem yang tengah eksis saat ini, yaitu Kapitalisme-Sekuler, telah banyak mengeksploitasi perempuan, mengadu nasib di negeri orang berpisah jauh dari keluarga. Keadaan disanapun belum tentu terjamin, bahkan harus meregang nyawa. Padahal Indonesia negara yang kaya raya, hanya saja sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan negara telah membuat semua aset negara, berupa sumber daya alam diserahkan pada asing. Di akhir audiensi Susna kembali mengatakan bahwa kita harus bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan perempuan. []