Muslimah HTI Manado Peduli Banjir Bandang Manado

HTI Press. Manado. Banjir Bandang sepekan lalu yang melanda manado sudah surut. Namun sisa lumpur dibeberapa tempat masih berbekas hingga sebetis orang dewasa. Kerugian materi dan guncangan psikologis masih dirasakan oleh masyarakat terlebih lagi banyak isu yang beredar tentang banjir bandang susulan dan isu tsunami.

Tim relawan Aktivis Muslimah HTI Kota Manado berusaha untuk menyalurkan bantuan hasil penggalangan logistik dan dana dari umat. Tim membentuk posko peduli banjir bandang Manado yang bertempat di Masjid Texas, Pasar 45, dengan program give foods and supplies, mental recovery, dan health monitoring yang sudah berlangsung sejak tanggal 20 Januari 2014 di dua lokasi yang berpusat di Masjid An-Ni’ma, Kombos, dan Masjid KH.Arsyad Thawil, Komo Luar, Lingkungan Dua.

Saat tiba di Masjid An-Ni’ma, Kombos, yang pertama kali dilakukan oleh tim adalah menemui tokoh masyarakat untuk menyampaikan maksud kegiatan serta mendata ibu dan anak-anak yang menjadi korban banjir. Tim bersama warga berinisiatif mengadakan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan.

“Waktu banjir torang kasiang ada mengungsi di lantai dua masjid, air so nae sampe leher, memang torang nyanda makan sampe hari ketiga” tutur Ibu Yanti, salah satu warga yang menjadi korban banjir.

Tim relawan mengantarkan bantuan berupa bahan makanan, air mineral, pakaian, dan susu bayi. Di sekitar masjid terdapat dua panti asuhan (An-Nur dan Al-Ikhwan). Panti asuhan An-Nur kondisinya masih sangat memprihatinkan. Saat tim di lokasi, anak-anak masih mengungsi di Lantai II SD Muhammadiyah sambil membersihkan lumpur sisa banjir.

“Waktu banjir torang ada tabawa arus, kong kakak-kakak ada tolong. Air sampe lewat kepala,” curahan salah satu anak di Panti Asuhan Al-Ikhwan saat dilakukan mental recovery.

Lain halnya di Masjid KH.Arsyad Thawil, Komo Luar, banjir mencapai lantai dua rumah warga. Tampak lemari es terapung hingga di atap rumah. Tempat ini memang langganan banjir tiap tahunnya, tetapi tidak pernah separah ini. Untuk makan mereka masih mengharapkan bantuan makanan jadi dari relawan dan sanak keluarga.

“Ada makanan di posko, di lingkungan satu, tapi torang di dalam sini so nyanda dapa,” pengakuan salah satu warga yang ditemui.

Kegiatan hari Kamis ini (23/01/2014) ditutup dengan doa bersama agar umat Islam khususnya di Manado tabah dengan bencana banjir, diberikan keikhlasan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Doa dipimpin oleh Ustadzah Aisyah, salah satu warga yang menjadi korban banjir. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*