“Melindungi Generasi dengan Demokrasi, Mungkinkah?”
HTI Press. Surabaya. Ahad, 26 Januari 2014, DPD I MHTI Jatim mengadakan Forum Muslimah untuk Peradaban (FORMUDA) di Penginapan Remaja, Surabaya. Formuda di awal tahun 2014 ini mengangkat tema “Melindungi Generasi dengan Demokrasi, Mungkinkah?”. Di hadiri 100 tokoh dari berbagai latar belakang.
Pada Sesi Materi 1, Ustadzah Hanik Tri, (DPD Jawa Timur) memaparkan temuannya tentang “Potret Buram Generasi dalam Sistem Demokrasi” . Setidaknya ada beberapa potret buram dari kondisi generasi dewasa ini, penderita HIV AIDS di Surabaya saja mencapai 45.157, dan 48% diantaranya usia produktif. ABG surabaya menjadi korban trafficking (okezone.com 21/9/2013). Komnas perlindungan anak Januari-Juni 2008, mengadakan penelitian remaja SMP dan SMA di 33 propinsi, menghasilkan data bahwa 97% pernah menonton video porno. Maraknya prostitusi, bahkan prostitusi online, baik melalui BBM maupun sosial media. Solusi yang pernah ditawarkan adalah : Kondomisasi , UU Pornografi, Program Kespro, UU perlindungan anak, Kota layak anak dan penutupan lokalisasi
Pertanyaannya mengapa dari solusi-solusi yang telah ditawarkan oleh pemerintah tidak menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini? Tidak lain dan tidak bukan karena kebijakan-kebijakan tersebut, baik undang-undang maupun program-program yang ada dihasilkan dari sistem demokrasi. Sistem dimana manusia berhak membuat aturannya sendiri. Selain itu demokrasi tidak didesain untuk menyelamatkan dan menjaga generasi tapi untuk bisnis. Itulah kenyataan demokrasi. Berbeda dengan Khilafah yang di desain untuk mengurusi urusan manusia.
Pada sesi 2 Nurul Husna (DPD 1 Muslimah Hizbut Indonesia), menggambarkan bagaimana khilafah melakukan perlindungan kepada generasi “Perlindungan Generasi Hakiki dalam Pandangan Islam”
Diawali membaca terjemah surat Al Maidah ayat 3, Nurul Husna memulai penjelasannya “….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…”
Allah menjelaskan dalam surat Al maidah ayat 3 bahwa Islam merupakan agama yang sempurna. Kesempurnannya mampu untuk menjadi pemecah masalah atau jawaban terhadap seluruh permasalahan manusia. Termasuk persoalan generasi saat ini. Tidak seperti demokrasi yang jelas dari asasnya bertentangan dengan Islam. Demokrasi ini jelas tidak bisa menyelesaikan permasalahan manusia karena hukumnya dibuat oleh manusia itu sendiri.
Lalu, jika Demokrasi tidak layak untuk solusi, maka apa yang bisa menjadi solusi tuntas bagi problem generasi? Jelas, Islam sebagai agama yang sempurna telah menetapkan Khalifah sebagai penguasa yang diberi kewajiban untuk mengurusi urusan umat, termasuk melindungi generasi.
Penjelasan yang gamblang dari pemateri memunculkan rasa rindu terhadap tegaknya khilafah, Pertanyaan pada sesi Tanya jawab diantaranya bagaimana kita bisa menerapkan sistem Khilafah ini di Indonesia yang bukan merupakan negara agama tetapi negara yang berbasis demokrasi? Dan Pemimpin mana yang bisa saya pilih, yang bisa menegakkan Khilafah di Pemilu nanti yang akan kita lakukan di bulan April?
Faktanya, partai-partai yang ada sekarang termasuk partai Islam menyuarakan demokrasi. Padahal secara aqidah, demokrasi tidak sesuai dengan Islam. Dalam pandangan Islam, sebuah partai politik tugasnya adalah menyeru kepada Islam, melakukan dakwah Islam seperti yang tercantum dalam Al-Imron ayat 104. Sementara puncak kemungkaran dan kemakrufan ada di tangan penguasa. Maka jika penguasanya mau menerapkan Islam, itulah puncak kemakrufan. Jika sebaliknya, penguasanya tidak mau menerapkan islam, maka itulah puncak kemungkaran. Maka tugas parpol selanjutnya adalah memberikan koreksi terhadap penguasa (muhasabah lil hukam). Tugas ketiga adalah mencerdaskan dan membina masyarakat agar masyarakat memahami hukum syara’, mencakup hak dan kewajiban penguasa dan masyarakat. Sehingga gambaran parpol dalam islam, bukanlah untuk berebut suara, apalagi dalam sistem demokrasi. Maka cari saja pemimpin yang dengan lantang menyerukan bahwa dirinya akan menerapkan Islam. []