Muslimah Cerdas, Tolak V-Day Tolak Gaul Bebas
HTI Press. Probolinggo. Pekikan takbir dan yel-yel turut menyemarakkan ruang multimedia SMK Negeri 1 Probolinggo. Tempat dilaksanakannya acara BINCANG REMAJA “Menjadi Remaja Super: Muslimah Cerdas, Tolak V-Day Tolak Gaul Bebas!!”. Sekitar 150-an pelajar tingkat SMP/MTS,SMA/SMK/MA dan mahasiswi Kota Probolinggo hadir memadati acara tersebut. Beberapa guru pun turut hadir mendampingi siswinya dan antusias mengikuti acara yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Probolinggo (Ahad, 09/02/2014).
Priska Rizky Khalifa, mahasiswi semester 6 anggota Kemenag BEM UNESA menuturkan bahwa remaja cerdas adalah remaja yang memahami statusnya sebagai  remaja dan muslimah. “Karakter remaja yang masih berusia belasan, memiliki banyak potensi, akalnya masih fresh, tubuhnya sehat dan bugar, tenaganya kuat, semangatnya tinggi, menjadikan statusnya teristimewa sebagai ‘agent of change”ujarnya.
Sementara itu Vinda sebagai pemateri kedua menjelaskan dari mana sejarah valentine day berasal serta ritual-ritual apa saja yang dilakukan oleh pasangan muda-mudi ketika ikut merayakan valentine day yang tentunya jauh dari budaya Islam dan jelas-jelas melanggar syariat Islam. Sehingga para peserta semakin yakin dan paham bahwasanya budaya Valentine Day adalah budaya yang bukan berasal dari Islam dan sebagai remaja muslim wajib untuk tidak mengikutinya.
“Hasil survey yang dilakukan panitia sebelum acara kepada 380 responden pelajar tingkat SMP/MTS, SMA/SMK/MA dan mahasiswi  menunjukkan 28% remaja probolinggo ikut merayakan Valentine’s day. Lima puluh delapan persen merayakannya bersama pacar mereka dan 16% diantaranya merayakan dengan melakukan hubungan sex pranikah atau zina” ujar Rini Darwati kepada wartawan Harian Kabar Probolinggo dan Radio Suara Kota Probolinggo 101,7 FM yang hadir meliput kegiatan ini. “Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan pemahaman yang benar bahwa V Day adalah budaya yang bukan dari Islam, muslimah harus cerdas supaya tidak terbawa arus pergaulan bebas dan memberikan pemahaman bagaimana pergaulan dalam Islam diatur”, tuturnya. []