Ada Apa Dengan Valentine Day?
HTI Press. Bojonegoro. Ahad, 09 Februari 2014, Muslimah HTI DPD II Muslimah HTI Kab. Bojonegoro menyelenggarakan Acara Diskusi Remaja Muslimah yang bertema “Ada Apa dengan Valentine Day?”. Bertempat di Gedung Aula SMK Negeri Purwosari, sekitar 90 remaja muslimah yang duduk di bangku SMP/Mts dan SMA/SMK/MA hadir dalam diskusi tersebut.
Diskusi dibuka dengan Sambutan dari perwakilan SMK Negeri Purwosari, Drs. Subakir MPd.I. Sebagai Waka Humas Internal dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI), Subakir menyatakan bahwa Valentine Day bukanlah budaya Islam, jadi tidak patut kita sebagai orang muslim ikut-ikutan. Sambutan kedua dari Perwakilan DPD II Muslimah HTI Kab. Bojonegoro, Rohyati, S.Pd. Rohyati mengatakan, acara ini diselenggarakan berangkat dari kondisi remaja saat ini yang terkena virus liberalisme, sehingga banyak remaja yang terpengaruh budaya-budaya barat, salah satunya adalah budaya Valentine Day..
Rohmah sebagai pembicara menjelaskan kepada para Remaja Muslimah bagaimana menempatkan naluri nau’ (kasih sayang) sesuai dengan tempatnya, sebab apabila naluri itu tidak ditempatkan secara benar maka akan terjadi masalah yang besar, maka dari itu agar menyalurkan naluri nau’ (kasih sayang) secara benar maka harus sesuai dengan Islam. Rohmah langsung menjelaskan tentang valentine day, sejarah valentine day, serta fakta valentine day, bagaimana valentine day dalam pandangan Islam, yang ternyata valentine day bertentangan dengan Islam.
Diakhir penjelasannya, Rohmah mengajak remaja yang hadir untuk membina diri dengan tsaqofah islamiyah, membentuk diri menjadi pribadi Islam (dalam hal “pola pikir dan pola jiwa”). Dengan mengikuti pembinaan dan pengkajian Islam. sehingga menjadi remaja cerdas, sholihah, dan mampu membawa perubahan kepada masyarakat yang lebih baik.
Jelang akhir acara, salah seorang siswi dari SMK Negeri Purwosari, Fikriyyah Maimunah menyampaikan testimoni. Dia menyatakan bahwa ia mendapat banyak manfaat dari acara ini dan menghimbau kepada temen-temen untuk menjauhkan faham liberalisme yang merusak para remaja saat ini, serta selalu mengkaji Islam. []