(Program Qadha Mashalih HTI Malang Raya untuk Korban Erupsi Gunung Kelud)
Begitu Allah SWT menetapkan musibah erupsi Gunung Kelud, seluruh elemen bangsa bahu-membahu membantu korban bencana, tak ketinggalan dengan para aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Malang Raya. Sejak hari pertama mereka membantu sesama. Berikut potret tiga hari pertama dalam kegiatannya yang menyalurkan bantuan, dari kebutuhan mandi hingga mental recovery pengungsi.
Hari Pertama: Salurkan Kebutuhan Mandi
Begitu mendengar berita Gunung Kelud meletus, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Malang Raya langsung membentuk tim relawan (qadha mashalih/QM) Gunung Kelud, Jum’at (14/2). Targetnya adalah membantu para pengungsi yang berada di sisi Malang, tepatnya di Kota Batu bagian utara.
Tim pun membentuk lima kelompok untuk menyurvei 19 posko pengungsian di kota tersebut. Setelah mendapatkan informasi yang cukup terkait medan dan apa yang diperlukan para pengungsi, tim pun menyalurkan alat-alat kebutuhan mandi lantaran semua posko yang disurvei telah mendapatkan logistik berupa makanan dan baju harian dari masyarakat, pemda, dan ormas setempat. Namun ada yang terlewat, yakni keperluan mandi.
Hari Kedua: Semua Posko Antusias untuk Mental Recovery
Pagi tiba. Berita terbaru terus kami pantau, mulai dari media elektronik, hingga setiap kontak person di setiap posko yang kami survey semalam. Hasilnya adalah ada peningkatan jumlah pengungsi, semakin tebal dan peluasan sebaran abu vulkanik Kelud.
Aktivis HTI di Kota Batu mendaftarkan tim relawan ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar menjadi relawan resmi dan mendapatkan segala info untuk mengetahui kondisi lapang secara utuh.
Sementara, aktivis HTI chapter kampus (UB, UM, UMM) masih berada di kota Malang untuk belanja logistik yang harus diantarkan ke posko di kota Batu sesuai kebutuhan mendesak pengungsi.
Pagi menjelang, suasana sibuk di sekretariat HTI Chapter Kampus UB. Relawan berkumpul membagi tim, koordinasi, belanja logistik hingga mengemasnya ke dalam beberapa paket logistik.
Siangnya, logistik serta perlengkapan pendukung pemulihan mental berupa sound system, LCD proyektor, Screen, dll, dibawa iring-iringan tim relawan ke lokasi pengungsian.
Liwa dan Royya berkibar, dengan penuh semangat rombongan iring-iringan motor dan mobil tim menuju basecamp tim di Kota Batu. Dari kejauhan terlihat Kota Batu dinaungi kabut gelap, persis seperti warna debu. Sesampainya di lokasi, tim shalat ashar kemudian mendistribusikan logistik.
Suasana Penyiapan Bantuan Logistik di Maktab HTI Chapter UB
Jumlah posko terus bertambah, kebutuhan meningkat, dan Alhamdulillah semua posko bersedia dan antusias dengan tawaran tim HTI untuk menawarkan program pemulihan mental (mental recovery/MR) dari pengajian umum sampai trainig dan fun games.
Masing-masing tim relawan HTI memberikan laporan kepada Ustadz Hadi (koordinator utama tim). Mereka begitu bersemangat apalagi ketika salah satu tim menyampaikan kondisi posko yang terletak di dalam Gereja dan Sekolah Katolik.
Seperti diketahui tahu kota ini gencar diserang kristenisasi. Namun kabar gembira, penanggung jawab posko beserta masyarakat bersedia mengadakan training dan pengajian umum. Apalagi ada posko yang bersedia untuk mengondisikan tempat, mengumpulkan pengungsi, menutup jalan raya untuk diadakan pengajian oleh tim HTI.
*berbagai kondisi pengangkutan logistik
berbagai suasana di beberapa posko
Posko meningkat di kisaran 30, dan tim memutuskan beberapa hal terkait kebutuhan pengungsi. Keterbatasan pemateri dan perlengkapan mengisi MR akan dipenuhi besok. Kebutuhan mendesak warga adalah kaos kaki untuk melindungi dingin malam, dan alat shalat.
Tim pun tak lupa fokus kontak beberapa tokoh yang biasa menjadi imam shalat di desa asal pengungsi. Semua direkap untuk dihubungi kedepan dalam kontak lanjutan dan pengurusan akidah dan ibadah umat selama di pengungsian.
Hari Ketiga: Mendapatkan Tenaga Baru
Ada perkembangan penurunan status Gunung Kelud, namun bantuan tetap dijalankan. Tim di Malang mempersiapkan logistik untuk diantar, sementara di Batu, di SMPK tim training dari HTI chapter Kampus UB dan UM tengah melaksanakan MR bersama remaja pengungsi.
suasana training MR di SMPK
Hari ini, tim pun mendapatkan puluhan tenaga baru dari HTI Lowokwaru. Dan jumlah posko pengungsi pun sudah 40 dengan total pengungsi dari kota Batu hingga kisaran 14 ribu orang. Jangkauan pendistribusian logistik dan mental recovery pun menjadi lebih luas.
Agenda untuk hari keempat
Esok hari tim bersiap, mempersiapkan pengajian umum yang akan dipimpin para asatidz. Dua tempat terjadwal dan bantuan dana dan logistik terus bertambah. Tim begitu bersemangat, list kebutuhan untuk dibawa Senin besok berupa terpal, mukena dan perlengkapan shalat lain, serta perlengkapan pendukung pemulihan mental.[] Farhadz Fadhillah Sandi/Joy
subhanallah….
smga Allah memberikan kemudahan