MHTI DPD II Tulungagung: Talkshow Counter Valentine Day
HTI Press. Tulungagung. MHTI DPD II Tulungagung mengadakan acara talkshow remaja muslimah. Acara yang diselenggarakan pada hari Ahad, 9 Februari 2014 ini dilaksanakan di dua tempat yang sejuk dan asri. Yakni di SD Alam Mutiara Umat Tulungagung yang dihadiri sekitar 125 remaja muslimah, dan di Mushola Sumeleh Kauman yang dihadiri sekitar 80 remaja muslimah. Narasumber di SD Alam adalah Heni Satika, S.Pd.I dan Evi Khoirun Nisa, S.Pd. Sedangkan narasumber di Mushola Sumeleh adalah Cahya Rukti. Ketiganya dari MHTI DPD II Tulungagung.
Acara yang digelar dalam rangka Kampanye Edukasi : Selamatkan Remaja dari Budaya Liberal, yang dimotori oleh MHTI DPD II Tulungagung tersebut mengambil tema: “Secret” dan “Merah Jambu Yang Merenggut”. Tujuan diselenggarakan talkshow ini adalah untuk meng-counter budaya valentine day yang banyak diperingati oleh para remaja di dunia.
Ketiga narasumber yang sangat akrab dengan dunia remaja di Tulungagung tersebut menyampaikan kepada peserta talkshow yang berasal dari berbagai SMP dan SMA se-Tulungagung, bahwa Valentine Day termasuk budaya yang tidak boleh diambil, karena Valentine Day merupakan budaya yang mengandung pemahaman tertentu yakni pemahaman kaum pagan yang menginjak kemuliaan wanita dan merusak kehormatannya.
Disamping itu perayaan hari Valentine ini telah melancarkan bisnis para kapitalis. Perayaan tersebut memberikan omset yang sangat besar bagi para pebisnis. Hasil penjualan pernak-pernik ValentineDay seperti kartu ucapan Valentine Day, coklat, bunga, bahkan sampai penjualan kondom telah memberikan keuntungan yang menggiurkan bagi para kapitalis. Maka sebagai Remaja Smart jangan sampai tergiur untuk ikut-ikutan menjadi korban bisnis Valentine Day.
Para narasumber berpesan supaya para remaja mempelajari Islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna) sehingga mereka bisa tahu apa saja yang diperbolehkan oleh Syariat Islam dan apa saja yang tidak diberbolehkan (termasuk merayakan Valentine Day). Kemudian narasumber juga berpesan kepada para peserta untuk menyampaikan kepada teman-teman mereka akan bahaya perayaan V-day tersebut. Agar proses menyeru kepada saudara yang lain itu lebih mudah, maka kita harus bergabung dalam suatu jama’ah dakwah shahih yang istiqomah memperjuangkan Islam.
Semoga derasnya arus liberalisasi budaya yang menggempur masyarakat, tidak menyurutkan niat para penerus generasi ini untuk mengikuti pembinaan Islam dan terjun bersama-sama memperjuangkan Syariah dan Khilafah. []