Forum Silah Ukhuwah Pelajar Muslimah dan Mahasiswi Cirebon
HTI Press. Cirebon. Sekitar 200 Pelajar muslimah dan mahasiswi se-kota dan kabupaten Cirebon, menghadiri acara Forum Silah Ukhuwah Pelajar dan Mahasiswa (Forsipema) yang diselenggarakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Cirebon (Ahad, 09/02/2014). Acara berlangsung di ruang aula Masjid Sayyidin Panatagama SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon, yang diadakan dalam rangka kampanye edukasi selamatkan generasi dari budaya liberal. Tema yang diusung “Habisi Galaumu! It’s Time for Udah Putusin Aja”. Acara yang dikemas dalam bentuk Dialog interaktif ini dipandu oleh moderator Drh. Widhi Vinandhita dengan pembicara Sunimah, S.E, M.Si (Praktisi Pendidikan dan pemerhati remaja) dan Alfitriatussulus, S.Pi (Aktivis MHTI DPD II Cirebon).
Acara diawali dengan menampilkan teaterikal puisi yang menggambarkan kehidupan remaja saat ini yang terjebak pada budaya kebebasan. Atas nama kebebasan, remaja-remaja sudah berani melawan orangtua, berani melawan guru, berani meninggalkan sholat, berani berpacaran, bahkan berani berzina, Naudzubillah.
Dalam sesi dialog interaktif, Sunimah, S.E, M.Si menjelaskan tentang potret buram dan fakta kondisi remaja saat ini yang latah ikut-ikutan tren atau tradisi yang ada, seperti meniru istilah-istilah negatif tanpa tau artinya, berpacaran, berpakaian modis, membuka aurat, nge-druks, nge-gank sampe ikut-ikutan ngerayain V day. Remaja-remaja saat ini banyak yang galau karena tidak tau tujuan hidupnya. Sehingga terserang Penyakit SIPILIs (Sekulerisme, Pluralisme, dan Liberalisme) yang menjadikan kebebasan manusia melebihi apapun juga, bahkan sampai mengabaikan aturan dari Allah Sang Pencipta. “Budaya kebebasan telah membawa remaja pada jurang kehancuran dan kemaksiatan” tegasnya.
Sementara itu Alfitriatussulus, S. Pi menjelaskan bahwa remaja muslim tidak perlu malu dan ragu untuk menampilkan identitasnya sebagai seorang muslim sejati. Be yourself, Tidak perlu latah ikut-ikutan budaya Barat yang syarat dengan kebebasan. Jadikan Islam sebagai pedoman hidup, agar hidup terarah sehingga menjadi remaja-remaja yang cemerlang, gemilang di masa depan. Di akhir dialog, Alfi menegaskan bahwa untuk menyelamatkan remaja dari budaya liberal kuncinya adalah mengkaji islam, berkumpul dengan orang-orang yang sholeh dan berjuang menegakkan Syari’at Islam secara kaafah dalam bingkai Khilafah.
Acara semakin seru dan menarik ketika panitia membagikan doorprise kepada peserta. Erlis salah seorang pelajar dari SMA Jamblang merasa senang bisa menemukan kajian Islam yang berbeda dan membuatnya tercerahkan. Erlis juga membenarkan bahwa Islam telah memiliki solusi terhadap persoalan remaja dan kehidupan, dan sudah seharusnya pula remaja mulai mengkaji Islam. Erlis menyatakan “Marilah kita sama-sama mengkaji islam dan berjuang agar islam pun bisa ditegakkan dalam kehidupan”. Allahu Akbar!!! []