HTI Press. Sekitar 70 remaja memadati balai desa Guyangan, kecamatan Trucuk kabupaten Bojonegoro untuk mengikuti acara bertema “Kupas Tuntas Budaya Valentine” pada Minggu, 23 Februari kemarin.
Acara tersebut bertujuan untuk mengupas budaya Valentine Day yang saat ini tengah marak diikuti oleh banyak kalangan remaja di berbagai belahan dunia, tak terkecuali remaja Muslim. Acara ini dimaksudkan untuk menyadarkan remaja khususnya yang ada di desa Guyangan tentang hakikat Valentine Day. “Katanya Valentine Day itu hari kasih sayang. Apakah benar seperti itu tapi kita tidak tahu. Karena itu sekarang kita adakan acara ini supaya kita tahu bagaimana sebenarnya Valentine Day itu dalam pandangan Islam, karena kita adalah umat Islam,” jelas Samsul dalam sambutannya selaku ketua penyelenggara acara tersebut.
Dalam kesempatan itu, Kang Puji membeberkan kejelekan budaya Valentine Day dan bahwa budaya tersebut tidak pernah dikenal dalam ajaran agama Islam. “Valentine Day, kalau kita membaca sejarah, budaya tersebut berasal dari bangsa Romawi yang menyembah dewa-dewa. Ada juga yang mengatakan Valentine adalah nama pendeta yang dihukum mati karena menikahkan para pemuda dan itu melanggar hukum yang berlaku saat itu. Dan masih banyak lagi versi lain yang tidak jelas kebenarannya,” papar Kang Puji.
Berikutnya, aktivis HTI Bojonegoro tersebut rmengupas habis tentang budaya pacaran dan kerugian yang didapatkan orang-orang yang berpacaran, selain tentu saja mendapatkan murka dari Allah Sang Pencipta.
Kang Puji yang juga berprofesi sebagai guru di SMKN 1 Kasiman itu juga menghimbau agar para remaja tidak mengikuti begitu saja budaya Barat yang merusak. “Tidak semua yang berasal dari Barat itu buruk, tapi juga tidak semuanya baik. Jika kita ingin belajar teknologi maka boleh saja kita belajar kepada orang-orang Barat. Tapi dalam masalah kebudayaan, atau pergaulan, kita tidak boleh mengikuti karena budaya mereka bertentangan dengan ajaran Islam,” tuturnya.
Peserta acara begitu semangat dalam mengikuti jalannya acara. Hal itu terlihat ketika 9 peserta begitu antusias bertanya di sesi tanya jawab.
Acara diakhiri dengan pembacaan do’a oleh Kang Puji yang diikuti oleh semua yang hadir dengan khidmat.[]