Muslimah Hizbut Tahrir Meluncurkan Kampanye yang Menyoroti Genosida terhadap Perempuan dan Anak-Anak Muslim di Republik Afrika Tengah (CAR)
Issue No : 1435 AH /020 Monday, 24 Rabii II 1435 AH 24/02/2014 CE
Siaran Pers
Muslimah Hizbut Tahrir Meluncurkan Kampanye yang Menyoroti Genosida terhadap Perempuan dan Anak-Anak Muslim di Republik Afrika Tengah (CAR)
Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir telah meluncurkan serangkaian aksi untuk meningkatkan kesadaran internasional tentang nasib mengerikan yang dihadapi oleh perempuan dan anak-anak Muslim di Republik Afrika Tengah (CAR), yang merupakan bagian dari kampanye global berjudul, “Siapa yang akan Mendukung Kaum Muslim Afrika Tengah“. Sejak 1 Februari 2014, propaganda genosida yang kejam dan sistematis telah dilancarkan terhadap kaum Muslim yang tak berdaya di wilayah ini, namun media dan komunitas internasional justru mencoba menutupi tingkat kekejaman sebenarnya yang dihadapi oleh mereka yang teridentifikasi sebagai Muslim. Perempuan dan anak-anak kaum Muslim yang tinggal di daerah Bangui telah menjadi target tindakan barbar yang tidak terbayangkan. Pejabat UNICEF di wilayah tersebut “merasa takut dengan kekejaman dan kekebalan hukum, dimana anak-anak dibunuh dan dimutilasi”. Pada 14 Februari, sebuah laporan PBB menyatakan bahwa 133 anak-anak telah dibunuh dan menjadi cacat. Pada 3 Januari 2014, kantor berita internasional melaporkan peristiwa pemenggalan kepala 2 anak diantara sekian banyak laporan terdokumentasi atas tindakan-tindakan serupa terhadap umat Islam. Para pejabat UNICEF telah menyatakan bahwa anak-anak “menjadi sasaran langsung dalam serangan balas dendam yang mengerikan hanya karena agama mereka,” (seperti yang dilaporkan oleh Manuel Fontaine, Souleymane Diabate). Direktur Human Rights Watch Emergency, Peter Bouckaert mengungkapkan kepada BBC World Service pada tanggal 9 Februari, bahwa seluruh lingkungan telah “benar-benar dikosongkan dari penduduk Muslim. Rumah mereka telah menjadi sasaran penghancuran sistematis….. sehingga bukti apapun tentang keberadaan mereka di negeri ini sedang dihapuskan.” Amnesty International melaporkan peristiwa pembantaian pada tanggal 10 Februari di Bouguere, Bangui sebelah barat dimana seorang gadis Muslim berusia 11 tahun ditemukan. Donatella Rovera, Penasehat Senior Tanggap Krisis Amnesty International menjelaskan bahwa “gadis itu meringkuk di pojok…. ketakutan dan hampir tidak bisa berbicara…… dia tidak minum atau makan apa-apa (selama empat hari)…… dia adalah satu-satunya Muslim yang selamat Muslim di desa itu.” Menurut perkiraan, perempuan dan anak-anak menunjukkan persentase terbesar dari orang-orang yang terkena dampak krisis yang intensitasnya meningkat di Republik Afrika Tengah ini.
Para pemimpin dunia Muslim, seperti kebiasaan khas mereka sepanjang sejarah, selalu menanggalkan unsur kewajiban moral untuk melindungi warga sipil Muslim yang tak bersalah, seperti yang terjadi di Bosnia, Myanmar, Suriah, dan lain-lain. Absennya kemauan politik mereka ini yang terjadi secara konsisten, sesungguhnya menampakkan status mereka sebagai budak kepentingan-kepentingan Barat dan mencerminkan kesenjangan yang dahsyat antara pemikiran dan sentimen penduduk Muslim internasional dan para diktator yang memerintah mereka.
Muslimah Hizbut Tahrir tidak akan tinggal diam terhadap kejahatan besar terhadap saudari-saudari kita dan keluarga mereka ini. Selama minggu-minggu mendatang, Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir akan terlibat dalam kampanye media yang intensif untuk mengekspos kejahatan terhadap perempuan dan anak-anak Muslim CAR, dan akan menuntut pertanggungjawaban kepemimpinan Muslim yang cacat saat ini atas kelalaian mereka untuk bertindak tegas dan cepat, padahal melindungi darah umat Islam secara internasional adalah tanggung jawab mereka. Kami, muslimah Hizbut Tahrir, akan memperkuat pesan tegas kami bahwa hanya dengan pembentukan kembali Khilafah – sistem politik Islam – umat Islam dapat diselamatkan dari pertumpahan darah dan kekerasan yang sistematis. Khilafah yang dipimpin oleh Khalifah yang independen dan adil, bebas dari belenggu perbudakan Barat, tidak akan membiarkan tentaranya berdiri diam sementara darah umat Islam ditumpahkan. Sebagaimana pemerintahan Khilafah di tangan Utsman (ra) yang menyatukan dan memobilisasi sumber daya dunia Muslim dalam jumlah yang luar biasa untuk melindungi wilayah Afrika Utara yang sebelumnya tidak stabil, yang rentan terhadap serangan dan eksploitasi oleh kolonial Bizantium dan Kekaisaran Persia yang ambisius. Hanya pembentukan kembali Khilafah saja, yang akan memberikan tempat berlindung yang aman untuk semua Muslim tertindas dan teraniaya di seluruh dunia.
﴿وَإِنِ ٱسۡتَنصَرُوكُمۡ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيۡڪُمُ ٱلنَّصۡرُ﴾
“…jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan…” [TQS al-Anfaal (8]: 72]
Divisi Muslimah
Kantor Media Pusat
Hizbut Tahrir