Militer Pakistan telah frustrasi dengan apa yang dikatakannya merupakan pembicaraan damai yang tulus dengan perwakilan dari Taliban setempat, dan mengatakan akan melancarkan kampanye militer agresif ke utara, di wilayah tidak berpemerintahan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan.
Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai TTP, mengklaim merasa bangga pada minggu lalu karena melakukan eksekusi brutal 23 tentara angkatan darat Pakistan yang ditahan sejak tahun 2010, sementara itu secara bersamaan mempertahankan pembicaraan damai melalui delegasi dengan pemerintahan Perdana Menteri Nawaz Sharif. Seorang pejabat senior pemerintah Pakistan mengatakan tentara dan aset udara sudah di siap untuk memulai kampanye militer untuk menghadapi ancaman ini di Waziristan juga di tempat-tempat lain yang dianggap “diperlukan.”
Para ahli mengatakan pembicaraan dan serangan terbaru menjelaskan jeda dalam serangan pesawat tanpa awak AS di Pakistan, yang terakhir yang terjadi lebih dari 60 hari yang lalu dan menandai rekor yang jarang terjadi bagi pemerintahan Obama. “Kami akan lebih memilih penyelesaian yang dinegosiasikan.
Tapi hanya dalam kasus-kasus, sebagaimana yang dilakukan semua militer, dimana kami siap dengan kontingensi, ” kata pejabat Pakistan, yang tidak mau disebut namanya pada pertemuan hari Selasa dengan para wartawan di Washington, DC, yang diselenggarakan oleh Pusat Media dan Keamanan.
“Akan ada operasi-operasi militer. Tidak hanya di utara Waziristan tetapi di manapun jika diperlukan. ”
“Sesuatu harus dilakukan untuk mengatasi masalah terorisme ini di Pakistan, ” katanya.
Pasukan darat sudah ada di Waziristan untuk melakukan operasi, katanya menambahkan. Militer hanya perlu memberi mereka arahan tertentu. Karl Kaltenthaler, seorang ahli serangan drone dan konflik di Pakistan, meyakini baik militer dan jaringan Taliban Pakistan tahu bahwa negosiasi terbaru tidak akan mencapai apapun. Tindakan terakhir agresi Taliban, termasuk membunuh 23 tawanan, merupakan sinyal yang jelas bahwa mereka (Taliban) tidak serius mengenai perdamaian , katanya .
“Kedua belah pihak tahu konflik akan datang, dan bahwa ini akan diselesaikan secara militer, ” kata Kaltenthaler, seorang profesor di University of Akron. “Kedua belah pihak mengulur waktu . ” Pemerintahan Obama tampaknya membuka jalan bagi pemerintah Pakistan untuk melibatkan Taliban secara langsung, meskipun masalah utamanya adalah para pejuang yang terus mengancam pasukan sekutu di Afghanistan. [Sumber : USNews.com]