Rusia Tidak Berdaya di Ukraina, Akankah Mendominasi di Suriah?

Kepemimpinan Ukraina yang baru memperingatkan adanya sinyal serius tentang kecenderungan untuk membagi negara menyusul penggulingan Presiden Viktor Yanukovich. Sementara hari ini, di saat pintu pencalonan untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan pada tanggal 25 Mei mendatang, Parlemen Ukraina meminta agar Yanukovich disidang di Pengadilan Kriminal Internasional.

Presiden sementara Ukraina Alexandre Turchinov mengatakan bahwa ia akan segera bertemu dengan para pemimpin aparat keamanan untuk membahas apa yang disebut sinyal serius yang mengarah pada pembagian negara, dan perpecahan di beberapa wilayah Ukraina.

Kemarin, Kementerian Luar Negeri Rusia mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan yang diambil dalam beberapa hari terakhir yang akan menghapuskan bahasa Rusia sebagai bahasa resmi kedua di beberapa daerah.

Dalam perlombaan sikap diplomatik mengenai perkembangan di Ukraina, Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton menegaskan dukungan Uni Eropa terhadap pendekatan yang dipilih oleh rakyat, dan pada saat yang sama memahami kekhususan hubungan antara Ukraina dan Rusia.

**** **** ****

Ukraina adalah wilayah dengan pengaruh Rusia dan menjadi halaman rumah Kremlin, karena beberapa alasan, terutama bahwa wilayah timur Ukraina dianggap sebagai benteng bagi mereka yang berbahasa Rusia dan pro-Moskow, belum lagi alasan historis, geografis, strategis, ekonomi dan alasan lainnya, artinya bahwa Rusia menganggap masa depan Ukraina dan sekarang terkait erat dengan keamanan nasional Rusia. Oleh karena itu, Rusia selalu mendukung rezim penguasa yang tercermin pada presiden yang digulingkan dalam rangka menjaga kepentingan vitalnya.

Melalui semua ini terlihat dengan jelas kelemahan Rusia dalam mengatasi peristiwa Ukraina, dan sejumlah upayanya yang tidak berhasil dalam menuntut solusi politik, gencatan senjata dan negosiasi sebagai alternatif bagi penggulingan presiden, penangkapan, dan penumbangan pemerintahannya.

Sementara tanda-tanda kemunafikan politik Barat terlihat sangat telanjang yang bereaksi dengan begitu cepat secepat meteor untuk mendukung para pemberontak di Ukraina melalui sikap politik yang mengutuk rezim sebelumnya, serta mendukung pro-perubahan. Semua ini mencerminkan fakta politik luar negeri Barat, dan khususnya Amerika Serikat, yang hanya melihat dengan kaca mata kepentingan, hegemoni dan penjajahan, tanpa mempedulikan hak asasi manusia atau yang lainnya di antara kebohongan-kebohongan yang selalu dinyanyikan oleh para politisi Barat.

Insiden di Ukraina juga dengan jelas menunjukkan pada fakta peran lembaga-lembaga internasional, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang terkadang berjalan lambat seperti kura-kura, dan terkadang di waktu yang lain berjalan cepat seperti meteor, khususnya yang sejalan dengan kepentingan Amerika. PBB itu sebenarnya sponsor bagi sistem internasional yang brutal, di mana PBB melalui pernyataan pemimpinnya menyatakan tentang kepuasannya dengan apa yang terjadi, yaitu perubahan kekuatan yang berkuasa dalam beberapa jam setelah kudeta.

Sungguh berita ini menjadi bukti seberapa besarnya kekuatan Rusia sebenarnya dalam politik internasional. Dalam hal ini, meski Rusia adalah superpower negara regional, dan secara regional sangat diperhitungkan, namun demikian sejauh ini ia tidak berdaya membela sekutunya dalam kekuasaan di Ukraina. Sehingga Rusia terlihat gemetar dan sempoyongan tidak memiliki daya dan kekuatan. Lalu, bagaimana ia mampu memperlihatkan dirinya sebagai raksasa politik pada masalah-masalah lainnya, khususnya yang berada dalam lingkup pengaruh Barat dan Amerika Serikat, seperti halnya masalah Suriah, masalah nuklir Iran, dan bahkan yang terhangat masalah Sisi dan dukungan politik simboliknya, yang mengingatkan kami pada hari-hari berakhirnya tiran Abdel Nasser!

Insiden Ukraina benar-benar menunjukkan fakta ketidakberdayaan pengaruh Rusia dalam masalah yang berada di halaman rumahnya sendiri. Lalu bagaimana, ia ingin meyakinkan dunia tentang kekuatan pengaruhnya di wilayah-wilayah yang berada di bawah pengaruh Barat dan Amerika seperti Suriah, Iran dan Mesir! Amerika negara penjahat dunia adalah pemelihara sebenarnya bagi rezim Assad, rezim mullah Teheran, dan rezim Mesir. Amerika berusaha memunculkan Rusia sebagai negara aktor terdepan untuk semua masalah ini. Dalam hal ini, Amerika sebenarnya bermain di belakang Rusia, dan memberinya lampu hijau untuk muncul sebagai seorang aktor sebenarnya, dan sebagai penghambat perubahan. Sehingga semua ini murni kebohongan, kepalsuan, dan penyesatan politisi.

Sungguh, telah tiba waktunya bagi runtuhnya imperium busuk, utamanya imperium jahat, Amerika. Insya Allah, abad ini akan menjadi abad kemenangan Islam yang akan menaungi lima benua. Dan insya Allah, kekalahan mereka akan berawal di pusat negara Islam di Syam. Allah SWT berfirman:

وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنقَلَبٍ يَنقَلِبُونَ

Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” (QS. Asy-Syu’ara [26] : 227). [Abu Basil]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 2/3/2014.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*