Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, para ulama menggelar Mudzakarah Ulama. Forum ulama ini mengingatkan masyarakat khususnya umat Islam di Indonesia, agar tidak salah memilih dalam pemilu nanti.
Mudzakarah Ulama sebagai bentuk iktiar para ulama untuk terlibat secara aktif dalam memberikan solusi problem multi dimensional bangsa, yang tujuannya menyelematkan Indonesia dengan perspektif keilmuan para ulama sebagai pewaris para nabi.
“Ulama dalam pemilu akan mengarahkan umat dan masyarakat kepada haknya masing-masing. Jadi segenap ulama mengenai pemilu ini, insyaAllah termasuk saya, akan mengarahkan umat dan masyarakat kepada hak mereka. Ada hak memilih, ada hak dipilih dan ada hak tidak memilih,” ujar KH Abdul Qoyum, Ulama Jawa Timur saat jumpa pers di sela acara Mudzakarah Ulama di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Sabtu (8/4/2014).
Ia menerangkan, demokrasi di negeri ini adalah salah satu sistem yang sejak dulu tidak pernah teruji kebenarannya. Sistem demokrasi mulai dunia politik, ekonomi, sosial, budaya, sampai sekarang makin hancur dengan sistem demokrasi yang ada selama ini.
“Coba kita lihat para politikus di sana hanya berorientasi kepada kepentingan individu dan golongan. Dari segi ekonomi hanya membuka peluang kepada asing, di mana yang punya modal di situ yang menang. Sehingga harta kita terampas, itu kan gara-gara biang keroknya dari sistem demokrasi ini,” ujarnya.
Abdul Qoyum mengatakan, tugas dirinya maupun para ulama di Jawa Timur di dalam menghadapi setiap jalannya pemilu selama ini, ulama hanya melaksanakan tugas memberikan nasehat kepada masyarakat yang terbaik.
“Seharusnya masyarakat dan bangsa cerdas menilai mana yang jelek dan mana yang tidak. Bagaimanapun sesuatu yang jelek yang dilapisi dengan sesuatu agar tidak kelhatan jeleknya, tetap saja kelihatan jeleknya,” tuturnya.
Pemilu katanya hanya sebagai casing demokrasi, sehingga seolah-olah tampak dunia pemilu sesuatu yang sangat adil, karena dari rakyat untuk rakyat. Namun tegasnya, rakyat Indonesia menginginkan hukum keadilan bukan kedzoliman.
Ia mengingatkan kembali ke masyarakat, bahwa jangan salah pilih dan jangan mau digelincirkan di pemilu nanti. Karena dalam Islam terdapat dosa dan pahala investasi.
“Dalam Islam ada namanya dosa investasi. Kalau kita memilih seseorang, lalu orang itu benar tindakannya, maka selama orang itu berbuat benar, berbuat adil dalam menjalankan hukum itu, kita tetap dapat pahalanya,” katanya.
“Tapi kalau orang yang kita pilih berbuat kedzoliman, berbuat menggelincirkan hukum, menyelewengkan aturan umat, maka yang memilih ini selama 5 tahun kebagian dosa investasi yang memilih itu. Itu catatan yang paling penting,” tegasnya.
Abdul menegaskan, solusi yang cocok untuk umat tidak lain adalah ala minhajj an-nubuwah yang dicontohkan oleh Rasulullah yaitu sistem Khilafah, yang ada dalam Al Quran dan Sunnah rasul.
“Dan saya beritahu kepada orang di luar Islam, itu tidak usah khawatir dengan adanya sistem Islam ini, karena Islam melindungi umat. Orang kafir, orang di luar Islam yang siap rukun dengan umat Islam itu dilindungi oleh umat Islam. Kata Rasullah, membunuh mereka adalah haram,” tandasnya. (detik.com, 8/3/2014)