بسم الله الرحمن الرحيم
Jawab Soal
Perkembangan Mutakhir di Ukraina
Pertanyaan:
Media massa pada 20/2/2014 melaporkan, sedikitnya 17 orang tewas dan sejumlah korban luka-luka dalam bentrokan antara demonstran anti pemerintah dengan aparat keamanan Ukraina yang menarik diri dari Independence Square di Kiev. Sementara para demonstran bergerak maju ke arah parlemen yang telah dievakuasi dan gedung perdana menteri… Otoritas Ukraina pada 19/2/2014 telah mengumumkan dimulainya aksi kontra terorisme yang menyasar para demonstran yang mereka sifati sebagai militan yang menyebabkan tewasnya 26 orang. Sampai-sampai Independence Square tampak seperti medan perang! Akan tetapi, kemarin 21/2/2014 diumumkan bahwa presiden Ukraina dan oposisi telah sepakat atas solusi kompromi… Kemudian hari ini 22/2/2014, diumumkan bahwa parlemen Ukraina mengambil suara memecat presiden dan dilakukan pemilu presiden segera pada 25/5/2014… Pertanyaannya, apakah insiden-insiden ini bersifat lokal antara oposisi dan pemerintah saja? Ataukah ini merupakan insiden bersifat internasional melibatkan Amerika, Uni Eropa dan Rusia di sana dan dalam pergerakannya? Apakah itu merupakan revolusi Oranye baru yang mencabut pengaruh Rusia secara final dari Ukraina demi kemenangan pengaruh Barat, seperti yang terjadi pada revolusi pertama? Dan apakah bisa diprediksi adanya reaksi Rusia seperti yang terjadi pada 2010 silam? Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik.
Jawab:
Jawaban semua itu akan menjadi jelas dari beberapa perkara berikut:
1. Ukraina punya sejarah panjang persaingan antara Rusia dan Eropa memperebutkan Ukraina. Sepanjang sejarah Ukraina terbagi oleh negara-negara lain seperti Rusia, Khilafah Utsmani khususnya di Crimea dan Polandia … Pasca PD I, Barat dan anteknya berkonspirasi menghancurkan Khilafah Utsmani sehingga pengaruhnya berakhir. Lalu muncullah Uni Soviet … kemudian pasca PD II, Amerika menjadi pemimpin sekutu yang memenangi perang. Begitulah, negara-negara bersaing atas Ukraina: Barat, Uni Soviet pasca Polandia bergabung ke republiknya, Ukraina juga bergabung. Ukraina adalah republik terpenting dari 15 republik yang dahulu menjadi anggota Uni Soviet… Pasca runtuhnya Uni Soviet negara-negara yang bersaing atas Ukraina adalah: Rusia, Amerika, Uni Eropa. Masing-masing negara ini memiiki perhatian kuat terhadap Ukraina:
Rusia, Ukraina termasuk negeri paling penting bagi Rusia. Jika Rusia kehilangan Ukraina maka Barat menjadi berada di tapal batas Rusia secara langsung. Jadi Ukraina menjadi seperti tameng bagi Rusia dari sisi Eropa. Hal itu selain urgensi Ukraina secara ekonomi di mana di situ membentang jalur pipa gas Rusia menuju barat. Ukraina juga sangat penting bagi Rusia dalam sektor industri, pertanian dan energi. Ukraina dan Rusia dalam hal ini saling melengkapi. Ukraina juga menjadi zona penyangga antara Rusia dan Eropa. Karena itu, jika Rusia kehilangan Ukraina, akan secara riil menempatkan Eropa di depan pintu Rusia; di mana Ukraina hanya sejauh 300 kilometer saja dari Moskow. Ini adalah sebab terjadinya intervensi Rusia di Ukraina. Juga ada faktor lain yang membuat Rusia memandang sangat penting Ukraina. Hal itu karena mayoritas penduduk timur Ukraina meyakini aliran Ortodoks Rusia dan berbicara menggunakan bahasa Rusia. Ini dari satu sisi. Dari sisi lainnya, di Ukraina ada pangkalan militer laut hitam milik Rusia.
Eropa, Ukraina bagi Eropa menjadi tembok pemisah antar Eropa Timur dengan Rusia. Dari wilayah Ukraina, 80 % gas Rusia mengalir ke Eropa yang memenuhi 25% konsumsi gas Eropa. Karena itu, Ukraina sangat penting bagi Eropa. Setelah Polandia menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2004, kemudian Rumania dan Bulgaria juga bergabung ke Uni Eropa pada tahun 2007, Ukraina menjadi bertetangga dengan negara-negara Uni Eropa dan memiliki urgensi besar bagi Uni Eropa. Di satu sisi Ukraina dianggap sebagai jembatan antara Rusia dan Eropa, dan dari sisi lain dianggap sebagai zona penyangga di antara Rusia dan Eropa.
Amerika, Ukraina memiliki nilai strategis vital bagi Amerika yang berusaha mengepung pengaruh Rusia. Demikian juga, pelabuhan-pelabuhan Ukraina sangat penting bagi NATO dan armadanya pada saat masuk ke Laut Hitam. Pengaruh Amerika di Ukraina ibarat pendarahan terus menerus bagi Rusia dan sebagai sarana penekan Rusia agar tidak ada hambatan bagi proyek Amerika di kawasan, khususnya Timur Tengah.
2. Upaya Amerika agar Ukraina menjadi anggota NATO, dan upaya Eropa agar Ukraina menjadi anggota Uni Eropa, menunjukkan Barat secara penuh berada di belakang revolusi Oranye pada tahun 2004 dan pada pemilu tahun 2005… Sementara Rusia belum lepas total dari dampak runtuhnya Uni Soviet … Karena semua itu, Barat bisa berhasil mengantarkan revolusi Oranye untuk bisa mencapai tujuan-tujuannya, di mana Yanukovych calon Rusia jatuh (kalah) dalam pemilu 2005, dan calon Barat, khususnya Amerika, Yushchenko berhasil duduk di kursi kepresidenan. Maka pengaruh Rusia hilang digantikan oleh pengaruh Barat.
3. Eskalasi peristiwa makin meningkat mengusung proyek penggabungan Ukraina ke NATO dan Uni Eropa. Amerika benar-benar memanfaatkan kesempatan yang ada. Rusia kehilangan pemerintahan yang pro Rusia pada pemilu 2005. Sementara Eropa sangat konsern untuk menggabungkan Ukraina ke Uni Eropa. Akan tetapi Uni Eropa masih terus dilanda berbagai problem negara Eropa Timur yang telah digabungkan ke Uni Eropa… Begitula, situasinya terbuka bagi Amerika dari hasil pemilu 2005 dan keberhasilan anteknya Yushchenko. Karena itu. Amerika benar-benar memanfaatkan masa pemerintahan Yuschenko untuk mempercepat penggabungan total Ukraina dengan Barat. Selama masa pemerintahannya, Yuschenko mengancam mengusir Armada Laut Hitam Rusia dari Sevastopol pada akhir masa sewa militer Rusia pada tahun 2017. Yuschenko tidak menyembunyikan keinginannya untuk menggabungkan Ukraina secara penuh dalam lembaga Barat seperti Uni Eropa dan NATO. Kiev telah melakukan beberapa perundingan kerjasama dengan Uni Eropa dan meminta rencana kerja untuk keanggotaan NATO… Atas dasar itu kita lihat bagaimana Amerika mengerahkan usaha dalam revolusi Oranye yang berhasil mengantarkan Yushchenko ke pemerintahan. Dalam konteks itu Ukraina menjadi partner strategis utama bagi Amerika Serikat. AS memberikan bantuan-bantuan ekonomi kepada Ukraina, sampai bantuan kepada Ukraina hampir menempati urutan ketiga setelah Israel dan Mesir dalam daftar bantuan Amerika. Hal itu agar Amerika bisa memutus ketergantungan Ukraina secara ekonomi kepada Rusia…
4. Kondisi ini memiliki pengaruh besar terhadap Rusia. Akan tetapi ini merupakan provokasi terhadap Rusia dan sekaligus memukul kepentingan-kepentingannya. Pasca terjadinya revolusi Oranye di Ukraina tahun 2004, hubungan Ukraina dengan Rusia mengalami ketegangan akibat usaha Ukraina mendapatkan keanggotaan di Uni Eropa dan NATO. Begitu juga disebabkan sikap Ukraina terhadap Armada Laut Hita Rusia yang bersandar di Sevastopol. Juga disebabkan perbedaan-perbedaan seputar gas alam. Akan tetapi, Rusia tidak mampu menentang kondisi yang muncul hasil pemilu 2005 itu dikarenakan dua hal: Pertama, Rusia belum pulih benar dari dampak keruntuhan Uni Soviet. Kedua, Amerika dan Eropa tidak mengalami problem-problem sulit dalam situasi politik dan ekonominya, tambahan lagi tidak ada perbedaan besar di antara keduanya dalam hal perhatian keduanya: Amerika ingin Ukraina di NATO dan Eropa ingin Ukarina di Uni Eropa. Pada saat itu tidak ada perbedaaan besar diantara dua keinginan itu… Dua faktor ini membuat Eropa dan Amerika bekerja bersama untuk menjauhkan Ukraina dari Rusia pada waktu di mana Rusia tidak mampu menentang dikarenakan kondisi yang sedang dialaminya…
5. Hanya saja situasi berubah sejak akhir 2007 dan khususnya pada 2008, di mana Amerika dan Eropa tenggelam dalam krisis ekonomi, pada waktu yang sama Rusia justru mulai stabil secara politik dan ekonomi sampai batas tertentu. Situasi ini sesuai bagi Rusia untuk menekan pemerintah baru di Ukraina pasca revolusi Oranye, khususnya secara ekonomi melalui gas. Rusia yakin Amerika dan Eropa sibuk dengan krisis yang dihadapi. Karena itu, Rusia mengerahkan usaha besar memanaskan suasana menentang pemerintahan Yushchenko, khususnya di daerah-daerah timur Ukraina dan beberapa daerah lain di Ukraina yang pro kepada Rusia… Kenaikan harga gas atau penghentian aliran gas akhirnya menjadi senjata berpengaruh pada pemerintah yang pro kepada Barat di Ukraina. Ini di samping mobilisasi orang-orang yang loyal kepada Rusia di timur Ukraina. Sampai ketika tiba pemilu 2010, mayoritas masyarakat di Ukraina pada tingkat tertentu merasakan buruknya pemerintah yang pro kepada Barat. Maka hasil pemilu itu menguntungkan Rusia, di mana Yanukovych kembali lagi ke tampuk pemerintahan. Dan berikutnya Rusia pun bernafas lega dimana Yanukovych menandatangani sejumlah perjanjian dengan Moskow dalam masalah energi, menguatkan kerjasama ekonomi di antara keduanya, dan mengembangkan hubungan-hubungan dalam masalah jurnalisme, penerbitan, pendidikan, bahasa dan kebudayaan. Yanukovych mengisyaratkan dimungkinkannya dilakukan kesepakatan baru berkaitan dengan Armada Laut Hitam Rusia, sebagai kompensasi penurunan harga gas alam dan itulah yang kemudian terjadi. Begitulah, hasil-hasil pemilu menguntungkan Rusia, meski perbedaan suaranya tidak besar. Hasil pemilu itu mengungkapkan kesempitan masyarakat terhadap Yushchenko. Putaran pertama pemilu hasilnya menampakkan angka moderat yaitu untuk Yushchenko (5,33%), Yulia Tymoshenko sekitar (25%) dan Viktor Yanukovych meraih suara 35,5% suara pemilih. Lalu pemilu diulang pada putaran kedua antara dua orang sehigga Yanukovych menang meraih suara 49% selisih 3% dari Yulia Tymoshenko calon Barat yang meraih suara 46%. Begitulah, Rusia pada Februari 2010 berhasil mengembalikan orangnya di Ukraina Viktor Yanukovych ke tampuk kekuasaan. Dia adalah presiden keempat Ukraina, seorang pendukung kuat untuk Rusia. Sejak itu pengaruh Amerika mengalami kemunduran dan Ukraina berorientasi ke arah normalisasi hubungan dengan Rusia.
Meskipun selisihnya kecil, namun Rusia berhasil mengail hasil berpengaruh. Presiden Yanukovych bertemu dengan presiden Rusia Medvedev di Kharkiv kurang dari dua bulan setelah Yanukovych menduduki jabatannya, yaitu pada 21/4/2010. Dalam pertemuan itu Yanukovych setuju memperpanjang kontrak sewa Armada Laut Hitam untuk 25 tahun tambahan sehingga akan berhenti pada tahun 2042, sebagai ganti masa akhir sebelumnya 2017. Dan kompensasinya, perusahaan gas Rusia Gazprom setuju menurunkan harga gas alam ke angka US 100 dolar per 1.000 meter kubik selama sisa masa kontrak gas yang telah ditandatangani tahun 2009.
6. Yanukovych terus berlanjut dalam orientasi yang makin cepat ke arah Rusia. Tampak dia tidak paham bahwa selisih kecil suara yang hanya 3% berarti para pendukung Barat di Ukraina tetap memiliki bobot sebagaimana para pendukung Rusia yang juga memiliki bobot… Kemudian ia menduga bahwa apa yang ia pandang sebagai keserasian Amerika dan Rusia dalam masalah-masalah global lainnya akan menghalangi dukungan Amerika untuk Eropa jika ia memutar badannya dari Eropa dalam perjanjian perdagangan yang pembicaraannya sedang terjadi. Tentu saja dugaannya itu salah, dan dugaannya itu menjerumuskannya. Amerika, meskipun selaras dengan Rusia, akan tetapi pada waktu yang sama, Amerika mementingkan agar bukan hanya punya batu pijakan di Ukraina akan tetapi ada pangkalan NATO di sana! Artinya, Amerika meski seandainya menentang Eropa agar Ukraina tidak bergabung ke Uni Eropa, hal itu bukan demi kelangsungan pengaruh Rusia di Ukraina, melainkan agar Ukraina sepenuhnya untuk Amerika! Seandainya Yanukovych memiliki kesadaran politik, niscaya ia memperhitungkan itu, akan tetapi ia tidak demikian … Begitulah krisis pun mulai terjadi.
7. Sebelum membahas awal krisis kemudian terjadinya korban tewas kemudian sampainya ke kondisi kompromi … dan berikutnya keputusan parlemen mencopot presiden … dan sebagainya, kami jelaskan sikap tiga negara yang berkepentingan dengan Ukraina untuk menampakkan dengan jelas bahwa ketiga negara itu memiliki peran dalam insiden-insiden di Ukraina meski tingkat peran masing-masing berbeda sesuai situasi yang ada bagi masing-masingnya, dan tuntutan kepentingan setiap negara itu. Sikap ketiga negara itu adalah sebagai berikut:
A. Rusia: Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik Uni Eropa dalam KTT Uni Eropa Rusia pada tanggal 25 Januari 2014. Putin mengkritik Uni Eropa yang mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Ukraina selama terjadinya protes yang makin meningkat kepada pemerintah. Putin mengatakan, “Itu bisa diartikan sebagai intervensi politik.” Ia mengatakan di akhir KTT di Brussel: “Saya bisa membayangkan reaksi partner kami orang-orang Eropa, jika di tengah krisis di Yunani atau negara lain, hadir menteri luar negeri kami di tengah para demonstran yang memprotes Uni Eropa dan mendorong masyarakat melakukan sesuatu.” (Yahoo News, 18/1/2014). Interfax mengutip ucapan menlu Rusia Lavrov: “Ketika John Kerry mengatakan … adalah hak Ukraina untuk memilih dengan siapa ia berada, apakah bersama seluruh dunia atau bersama satu negara saja, bahwa John Kerry –dengan pengalaman dan penginderaannya yang sehat- adalah orang terakhir yang saya perkirakan mengeluarkan propaganda semacam itu.” Dalam siaran BBC tentang kekacauan Ukraina pada tanggal 1/2/2014 dikatakan bahwa menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov berkata: “Apa hubungan mobilisasi protes keras di jalanan dengan promosi demokrasi?… kenapa banyak politisi senior Eropa benar-benar mendorong aksi-aksi ini, akan tetapi mereka di negerinya sendiri segera saja menjatuhkan sanksi keras terhadap suatu pelanggaran undang-undang apapun?” Rusia menganggap apa yang terjadi di Ukraina sebagai upaya kudeta kekuasaan. Menlu Rusia Sergey Lavrov menimpakan tanggungjawab kepada negara-negara Barat atas insiden-insiden berdarah di Ukraina. Ia menyeru Barat untuk tidak memainkan peran sebagai mediator dalam krisis terebut (Aljazeera, 19/2/2014). Reuters mengutip Glazyev, penasihat presiden Rusia dan penanggungjawab hubungan-hubungan dengan Ukraina, dalam pernyataan persnya tanggal 6/2/2014, ia menegaskan bahwa “intervensi” Amerika mencederai perjanjian yang diteken tahun 1994, di mana Washington dan Moskow menjamin keamanan dan kedaulatan Ukraina dan keduanya berkomitmen melakukan intervensi ketika meletus pergolakan dari jenis ini. Hal itu setelah Kiev melucuti arsenal nuklirnya peninggalan Soviet. Pejabat Rusia menilai bahwa “apa yang dilakukan oleh orang-orang Amerika sekarang berupa intervensi sepihak pada urusan-urusan dalam negeri Ukraina sebagai pelanggaran jelas terhadap perjanjian yang menyatakan jaminan-jaminan kolektif dan aksi kolektif” (Reuters, dikutip Aljazeera, 6,7/2/2014).
B. Uni Eropa: menlu Polandia Radoslaw mengumumkan bahwa ia sedang menuju Kiev dengan tugas dari Uni Eropa dalam upaya menghentikan krisis di sana. Piotr Serafin deputi menlu Polandia mengumumkan telah dicapainya kesepakatan implisit Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat Ukraina. Dan berikutnya Kanselir Jerman Merkel dalam konferensi pers bersama presiden Perancis Francois Hollande menyatakan “kementerian luar negeri Eropa harus membahas pada Kamis 20/2/2014 suatu bentuk sanksi yang wajib dijatuhkan untuk menampakkan bahwa Eropa ingin kembalinya proses politik di Ukraina.” Uni Eropa berjanji memberikan paket bantuan kepada Ukraina untuk menghentikan berbagai protes yang mendukung untuk mendekat ke Eropa yang berlangsung sejak dua bulan sebelumnya. Hal itu terungkap dalam pembahasan-pembahasan yang dilakukan oleh penanggungjawab politik luar negeri Uni Eropa Catherin Ashton di Kiev dengan presiden Yanukovych dan pemimpin oposisi yang bersikukuh dengan tuntutan lengsernya presiden.
Pemimpin oposisi, Vitaly Klitschko, mendorong Uni Eropa untuk memediasi krisis politik yang dalam mendera Ukraina. Klitschko menambahkan bahwa Ashton menegaskan kepadanya bahwa Uni Eropa siap untuk mengirimkan mediator tingkat tinggi untuk terjadinya negosiasi antara para pemimpin oposisi dan pemerintah (Aljazeera, 5/2/2014). Masalah Ukraina telah mendominasi KTT keamanan di Munich Jerman pada 31 Januari 2014. Ketua Dewan Uni Eropa Herman Van Rompuy mengatakan: “tawaran tetap berlaku, dan kami mengetahui bahwa waktu menguntungkan kami. Masa depan Ukraina konsern kepada Uni Eropa.” Reuters mengutip bahwa menteri luar negeri Jerman, Polandia dan Perancis melakukan pembahasan bersama presiden Ukraina dan mereka belum meninggalkan negeri sesuai apa yang dibicarakan oleh sumber-sumber diplomasi. Reuters mengutip sumber diplomasi yang mengatakan “bahwa mereka sekarang sedang bertemu dengan presiden Ukraina”. Hal itu dalam upaya mereka mengadakan jalan keluar bagi krisis yang mendera Ukraina sejak berbulan-bulan lalu. (Reuters, 20/2/2014).
Dalm konteks yang berhubungan, Arseny Yatsenyuk -sejawat pemimpin oposisi yang ditangkap dan mantan perdana menteri Yulia Tymoshenko- dan oposisi senior dan mantan juara dunia tinju Vitaly Klitschko bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin. Klitschko menyebutkan bahwa Jerman dan Uni Eropa harus memainkan peran kepemimpinan untuk solusi krisis di Ukraina. Klitschko menekankan pentingnya agar tekanan barat terhadap Yanukovych harus disertai dengan apa yang ia sebut sebagai program positif untuk rakyat Ukraina melalui bantuan finansial dan penghapusan atau penurunan sistem tarif dengan Eropa. Sebaliknya Merkel menyeru Kiev membentuk pemerintah baru dan mereformasi konstitusi. Merkel mengatakan dalam keterangan pers bahwa “kesepakatan amnesti terhadap para demonstran merupakan langkah positif dan harus dilakukan langkah lebih pada orientasi ini.” (Aljazeera, 18/2/2014).
C. Amerika: Reuters pada Jumat 7/2/2014 mengutip dari Washington: “terungkap pembicaraan yang tersebar di You Tube antara pejabat di kementerian luar negeri Amerika dan duta besar AS di Ukraina tentang perubahan yang jelas dalam strategi Amerika selama masa transisi politik di Ukraina.” Reuters menambahkan: “dalam pembicaraan yang tersebar di You Tube pada hari Selasa, 4/2/2014 deputy menlu Amerika Victoria Noland menyampaikan kepada dubes AS di Kiev Jeffrey Bayat bahwa ia tidak yakin bahwa Vitaly Klitschko, mantan juara dunia tinju yang beralih menjadi politisi dan menjadi pemimpin oposisi, harus berada di pemerintahan baru.” Meskipun Klitschko mendapat sambutan di Eropa, khususnya delegasi Eropa yang bertemu dengan presiden Ukraina dan oposisi dimana salah satu pemimpinnya adalah Klitschko, namun deputy menlu AS Victoria Noland dalam pembicaraannya dengan dubes AS tidak dibuat takjub oleh pandangan Uni Eropa. Ia mengatakan dalam pembicaraannya “biarlah uni Eropa pergi ke neraka.” Noland mengisyaratkan untuk menyertakan PBB dalam solusi politik untuk krisis di Kiev. Meski Noland meminta maaf atas pernyataan itu, namun pernyataannya itu mengungkap bahwa orientasi Amerika tidak identik dengan orientasi Eropa.
Sebelumnya Obama telah mengecam keras aksi-aksi kekerasan yang meletus di Ukraina dan menimpakan kepada pemerintah Kiev tanggungjawab atas tindakan membungkam para demonstran. Ia meminta pemerintah untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan militer dalam mengatasi masalah yang wajib diselesaikan dengan jalan sipil. Hanya saja presiden Amerika pada saat yang sama menegaskan bahwa para demonstran harus tetap damai dan paham bahwa kekerasan bukan jalan yang wajib mereka tempuh. Hal itu datang pada waktu dimana Gedung Putih mengumumkan bahwa Gedung Putih memonitor situasi di Ukraina. Pada saat itu Ben Rhodes, penasihat keamanan nasional presidensial untuk pemerintah Amerika, mengatakan tengah berlangsung diskusi dengan Uni Eropa seputar langkah-langkah ke depan yang wajib diambil termasuk penerapan sanksi terhadap Ukraina (Gate News from ASHA, Kamis, 20/02/2014).
Demikian juga menlu AS John Kerry mengatakan: “Tidak ada perjuangan demi masa depan Eropa yang demokratis yang lebih penting hari ini dari apa yang terjadi di Ukraina. Amerika Serikat dan Uni Eropa berdiri bersama rakyat Ukraina dalam medan itu” (reportase BBC, Ukrainian Unrest, 1/2/2014).
- Jelas dari sikap-sikap dan pernyataan-pernyataan itu hal-hal berikut:
Rusia menilai Ukraina sebagai agenda vital Rusia. Rusia mengerahkan segenap usahanya dalam mendukung presiden dengan kuat secara ekonomi. Selama berlangsung protes, Rusia bersama Ukraina pada hari Selasa 17 Desember menandatangani kesepakatan pemberian diskon 33% atas suplay gas alam dari harga US 400 dolar menjadi US 268 dolar per seribu meter kubik. Moskow juga sepakat membeli senilai 15 miliar dolar utang Ukraina (Yahoo News, 18/1/2014). Dan untuk menunjukkan betapa pentingnya Ukraina dalam pandangan Rusia, perwakilan Rusia tidak menghadiri penandatanganan kesepakatan yang dilakukan pada Jumat 21/2/2014 padahal kesepakatan itu terjadi dengan keridhaan Rusia sebab Yanukovych tidak bisa melakukan kesepakatan tanpa keridhaan Rusia. Akan tetapi di balik penarikan perwakilannya itu, Rusia ingin untuk memberikan gambaran yang tegas bahwa Rusia tidak memandang ada solusi untuk Ukraina kecuali Ukraina itu untuk Rusia…! Disamping bahwa penarikan diri itu menjadi cara menyenangkan para pendukung Rusia di Ukraina yang tidak terpesona dengan kesepakatan itu…
Adapun Uni Eropa, puncak batu dalam masalah tersebut, delegasi Uni Eropa datang dan pergi ke Kiev… Mereka mensupervisi pengaturan kesepakatan dan penandatanganannya. Hubungan mereka jelas sekali dengan oposisi sampai oposisi meminta bantuan Eropa secara jelas, bahkan sebab protes-protes adalah Yanukovych menolak menandatangani perjanjian perdagangan dengan Eropa.
Adapun Amerika maka jelas dari sikapnya, AS berusaha menyenangkan kedua pihak: Eropa dan Rusia. AS ingin Ukraina tetap di luar Uni Eropa akan tetapi yang benar-benar diinginkan AS adalah Ukraina bersama NATO. Tetap mempertahankan Ukraina bukan negara anggota Uni Eropa akan mempermainkan emosi Rusia. Pada saat yang sama, Ukraina menjadi wasilah penekan bagi Amerika untuk menjamin kelangsungan kerjasama Rusia dalam proyek-proyek Amerika khususnya di kawasan Timur Tengah.
8. Adapun tentang krisis dan bagaimana bermula, apakah itu merupakan revolusi Oranye baru yang menjungkalkan pengaruh Rusia demi kepentingan Barat, seperti yang terjadi pada revolusi Oranye 2004-2005, di mana Barat menghegemoni atas pengaruh di Ukraina? Dan apakah diprediksikan pegaruh Rusia akan kembali lagi seperti yang terjadi di pemilu 2010? Masalah ini bisa dipahami begini:
a. Ukraina telah dijadwalkan menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa dalam KTT Kerjasama Timur (Eastern Partnership summit) pada 21 November di Fellneo Lithuania. Akan tetapi pemerintah Ukraina menolak menandatangani perjanjian tersebut dan menawarkan pengganti berupa pembentukan komite perdagangan tripartit antara Ukraina, Uni Eropa dan Rusia yang tugasnya adalah menyelesaikan masalah-masalah perdagangan di antara pihak-pihak tersebut. Penolakan itulah yang memicu protes-protes besar di jalanan Kiev… Kemudian meletuslah krisis paling akhir, di mana sekitar 200.000 orang berkumpul pada 15 Desember 2013, lalu di ibukota Ukraina Kiev dan masalah pun terus memanas …
b. Kemudian protes makin memuncak: protes-protes terus berjalan … menguasai dan mendirikan kemah di Independence Square… Beberapa gedung pemerintah di duduki demonstran … menuntut pengunduran diri presiden atau pelucutan kewenangannya… kembali ke konstitusi 2004 yang mentransfer wewenang presiden ke Parlemen … pembebasan orang-orang yang ditangkap khususnya Yulia Tymoshenko… Kemudian terjadilah insiden pada 18, 19 dan 20 berupa insiden kekerasan, korban tewas dan terluka… Otoritas Ukraina pada Rabu 18/2/2014 mengumumkan dimulaikan aksi kontra terorisme yang menyasar para penentang yang mereka sifati sebagai militan. Pada waktu yang sama pasukan keamanan menyergap pusat protes di Kiev dimana mengakibatkan 26 orang tewas…
Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang darurat kemudian melarang demonstrasi. Kemudian pemerintah berusaha menyertakan oposisi di dalam pemerintahan dengan menawarkan posisi perdana menteri yang menjamin pemerintahan presiden… Kemudian upaya pembubaran Indepence Square yang menyebabkan korban tewas dan terluka sampai diumumkan pada 21/2/2014 sampainya pemerintah dan oposisi pada dialog yang menghasilkan solusi persetujuan yang mengharuskan pelaksanaan pemilu dini dan amandemen konstitusi… Media massa pada Jumat, 21/2/2014 mengumumkan bahwa tiga orang pemimpin oposisi Ukraina telah menandatangani perjanjian penghentian krisis dengan presiden Viktor Yanukovych di dalam istana presiden dengan dihadiri mediator Uni Eropa, setelah perwakilan Moskow di dalam perundingan meninggalkan Ukraina dan tidak menghadiri upacara penandatanganan perjanjian … Kemudian hari ini, 22/2/2014 Parlemen mengumumkan pencopotan presiden dan dilaksanakannya pemilu dini…
Yang menarik adalah meski Uni Eropa adalah yang mengendalikan pertemuan-pertemuan dialog dan perjanjian-perjanjian dengan mediasi dari Uni Eropa, namun komunikasi pertama dengan Putin setelah penandatanganan perjanjian itu dilakukan oleh Obama. Pejabat senior kementerian luar negeri Amerika mengatakan bahwa kedua kepala negara Obama dan Putin melakukan kontak telepon “konstruktif” menegaskan pentingnya implementasi perjanjian damai Ukraina dengan segera dan menekankan pentingnya perealisasian kestabilan ekonomi Ukraina. Pejabat Amerika itu menjelaskan kepada para jurnalis dalam onferensi pers melalui telepon bahwa kedua pihak sepakat atas pentingnya implementasi dengan segera perjanjian yang telah dicapai dan bahwa adalah sangat penting mendorong masing-masing pihak untuk mencegah kekerasan, dan bahwa ada kesempatan hakiki untuk sampai pada hasil yang damai (Aljazeera, 22/2/2014 pagi pukul 3.03 GMT).
c. Adapun apakah protes ini merupakan revolusi Oranye baru seperti yang terjadi pada 2004-2005? Dan apakah diperkirakan reaksi Rusia seperti pada 2010? Untuk menjawab pertanyaan ini harus diperhitungkan bahwa kondisi-kondisi sekarang berbeda dari 2005 dan 2010. Tidak mungkin satu dari ketiga pihak bisa memegang konrol penuh dan sendirian mengadakan solusi untuknya. Supaya deskripsinya menjadi jelas kami kembali sebutkan sebagai berikut:
– Pada waktu revolusi Oranye, Rusia masih mengalami dampak keruntuhan Uni Soviet. Rusia waktu itu belum stabil betul secara ekonomi dan politik sebagai negara besar. Pada waktu yang sama, Eropa dan Amerika bergabung dalam mendukung revolusi Oranye. Yang penting bagi Amerika dan Eropa kala itu adalah melepaskan Ukraina dari cengkeraman Rusia kemudian setelah itu skala di Ukraina condong ke pihak yang lebih kuat “Amerika dan Eropa”. Amerika yakin bahwa agennya Yushchenko akan menguatkan skala ke Amerika tanpa pesaing. Karena itu pertarungan saat itu antara “Amerika dan Eropa” pada sisi yang kuat, dan Rusia pada sisi lemah, sehingga Rusia tidak bisa mendukung presiden yang pro kepada Rusia sehingga kalah dalam pemilu 2005 dan akhirnya Yushchenko orangnya Amerika menjadi presiden Ukraina…
– Sedangkan pada 2010, Rusia telah pulih sampai batas tertentu. Di Rusia bisa diperhatikan adanya kestabilan politik dan ekonomi yang bisa diterima. Pada saat yang sama, Amerika dan Eropa tenggelam dalam krisis ekonomi, dan hampir-hampir keduanya bisa dipadamkan pengaruhnya oleh pesaingnya. Maka pada situasi itu Rusia mampu menenggelamkan pemerintah yang pro barat di Ukraina dalam krisis-krisis ekonomi khususnya gas, di samping Rusia juga bisa menggerakkan secara efektif orang-orang yang pro Rusia di Ukraina. Oleh karena itu, orangnya Rusia di Ukraina yaitu Yanukovych bisa menang dalam pemilu, meski selisih suaranya kecil hanya 3%, namun Rusia bisa mengembalikan pengaruh di Ukraina sampai batas tertentu ke tangan Rusia.
– Adapun sekarang, tiga kekuatan itu semuanya memiliki krisis dalam dan luar negeri… ini di samping bahwa Amerika tidak ingin agar Ukraina tunduk kepada Eropa, akan tetapi AS ingin Ukraina menjadi sentral pengaruhnya, sementara Ukraina tetap berada di luar Uni Eropa sehingga AS akan menggunakan Ukraina sebagai sarana penekan dan pemikat untuk Rusia agar terus bekerjasama dengan Amerika dalam proyek-proyek Amerika, khususnya Timur Tengah. Tidak bergabungnya Ukraina ke Uni Eropa menyenangkan Rusia, meskipun bagian lebih besar di Ukraina adalah milik Amerika dan bukan milik Rusia!
– Karena itu, tidak diprediksikan salah satu dari tiga pihak itu bisa mengambil Ukraina secara penuh ke sisinya, minimal dalam waktu yang bisa diperkirakan. Akan tetapi, solusi persetujuan adalah yang mungkin, seperti presiden sekarang mengundurkan diri “atau dikatakan” dan atau dilakukan pemilu presiden dini yang menghasilkan presiden yang bersifat konsensual dengan wewenang yang dikurangi sesuai konstitusi 2004 atau konstitusi yang diamandemen, dan solusi semacamnya berdasarkan metode kapitalisme yaitu kompromi. Dengan ungkapan lain, jauh kemungkinannya situasi baru di Ukraina akan murni untuk satu pihak dari ketiga pihak ini. Dan berikutnya presiden siapapun yang akan diangkat di Ukraina akan terikat dengan simpul yang dihasilkan oleh ketiga pihak tersebut, setidaknya selama jangka waktu yang bisa diperkirakan…
– Hanya saja solusi ini tetap menjadi hulu ledak yang siap meledak kapan saja ketika situasinya memungkinkan bagi salah satu pihak dari ketiga pihak itu untuk menguasai pengaruh secara penuh di Ukraina. Sebab ketiga pihak ini mengadopsi kapitalisme dan ia tegak di atas asas utilitarianisme. Mereka tidak memiliki nilai-nilai yang baku, sebaliknya berubah-ubah berada pada sisi yang paling banyak, paling keji dan paling bengis.
– Karena itu, solusi kompromistis ini tidak lebih dari obat penenang yang didektekan oleh situasi sekarang bagi ketiga pihak. Setiap kali situasi efektif berubah maka ketegangan baru pun muncul lagi. Situasi di Ukraina tidak akan stabil kecuali jika tegak daulah Khilafah untuk kaum Muslimin yang mengembalikan kekuasaannya di Crimea dan sekitarnya dan berikutnya berbagai perkara akan stabil dan kebaikan akan menyebar di penjuru dunia. Islam adalah rahmat untuk semesta alam. Tidak ada seorang pun yang terzalimi di bawah kekuasaan Islam dan tidak ada yang kelaparan ataupun telanjang, dengan izin Allah. Akan tetapi semua akan tetap mulia, tidak dihinakan dan tidak dilanggar. Seluruh rakyat negara memiliki hak dan kewajiban sesuai hukum syara’ baik mereka rakyat muslim atau non muslim.
﴿وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ﴾
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (TQS Yusuf [12]: 21)
22 Rabiuts Tsani 1435 H
22 Februari 2014 M