Setelah putaran eskalasi baru-baru ini di Jalur Gaza, Yahudi mengumumkan tentang peran para penguasa Mesir dalam mediasi yang biasa dilakukan untuk mengembalikan gencatan senjata. Itu semua dilakukan antara gerakan jihad dan entitas Yahudi, dikecualikan dari kontak dengan Hamas, dan yang tidak mengumumkan keikutsertaannya dalam merespon pemboman Yahudi.
Peran rezim Mesir dalam beberapa tahun terakhir terbatas hanya menjadi “pemadam kebakaran” untuk agresi Yahudi yang terus berulang pada Gaza, dalam rangka untuk menjaga keamanan Yahudi, dan bukan untuk menjaga keamanan rakyat Palestina. Peran ini terintegrasi dengan peran yang dirancang oleh Amerika bagi rezim Mesir, terutama setelah perjanjian Camp David, di mana Amerika memainkan rezim Mesir dengan peran sebagai penjaga keamanan bagi Yahudi, dan kepentingan Amerika dari setiap bahaya yang mengancamnya sekalipun sangat kecil.
Dalam menghadapi peran memalukan ini, apakah rezim Mesir mengucapkan terima kasih atas peran ini, yang biasanya diberikan dalam rangka untuk kepentingan entitas Yahudi?! Atau apakah kewajiban rezim Mesir adalah mengirim tentara Kinanah untuk melenyapkan entitas Yahudi, serta melakukan kewajibannya terhadap tanah yang diberkati dan warganya?
Para pemimpin faksi-faksi Palestina merasa puas dengan kondisi ini, di mana sikap rezim Mesir yang justru melecehkannya itu diterima oleh mereka, yaitu peran yang berubah-ubah kadang-kadang memainkan peran “Bulan Sabit Merah” yang memberikan bantuan medis untuk mereka yang terluka, dan kadang-kadang terbatas menjadi “tukang pos” antara Yahudi dan faksi-faksi!
Kewajiban kita adalah mengekspos peran memalukan ini, dan meminta tentara Mesir agar bergerak untuk mengakhiri pemblokadean dan membebaskan tanah yang diberkati, daripada rezim Mesir terus memblokade rakyat Gaza, seperti blokade yang dilakukan entitas Yahudi, dan bahkan tidak sedikit anak-anak Gaza yang meninggal akibat blokade rezim Mesir terhadap Gaza!
Dan untuk menghadapi situasi yang dibuat oleh rezim Mesir melalui faksi-faksi Palestina, maka kewajiban faksi-faksi ini dan para pemimpin mereka, jika mereka bersungguh-sungguh untuk membebaskan Palestina, mereka harus mempertimbangkan kembali sikap mereka terhadap rezim dan bekerja sama dengannya, dan kembali membuat seruan untuk membangkitkan para tentara yang hanya ditempatkan di barak-barak, termasuk tentara Mesir yang mampu membebaskan Palestina, dan mengakhiri entitas Yahudi, daripada rezim menciptakan situasi yang memaksa tentara masuk dalam peperangan yang tidak jelas dengan dalih memerangi terorisme. Padahal dalih itu hanya pepesan kosong yang dijadikan alat kekuatan global untuk memerangi Islam.
Sumber: pal-tahrir.info, 14/3/2014.