Hizbut Tahir Indonesia (HTI) DPD II Kabupaten Tuban pada Minggu lalu (16/3) menyelenggarakan aksi on the spot di depan gedung Bupati Tuban (alun-alun) dengan tema besar, Demokrasi Terbukti Mahal dan Tidak Menyejahterakan. Aksi yang dimulai pada pukul 06.00 WIB dan berakhir tertib pada pukul 07.30 WIB ini menjadi sorotan banyak warga masyarakat yang notabene sedang berlibur dan berolah raga di sekitar alun-alun.
Acara dibuka dengan pemutaran Nasyid dan sapaan kepada warga. “ Jangan takut kepada kami, karena kami di sini tidak lain adalah untuk menyerukan perintah Allah,” ujar MC, ustad Irfan Abu Jundi. Semangat menggelora tampak pada orator pertama, Ust. Kurdi Abu Jundi yang menjelaskan bahwa demokrasi terbukti menghabiskan uang negara, sedangkan cita-cita demokrasi untuk menyejahterakan rakyat tidak pernah tercapai.
“Triliyunan rupiah digelontorkan untuk Pemilu, Pilpres, Pilkada Propinsi dan Kabupaten / Kotamadya. Negara begitu mudah mengeluarkan dana itu untuk pemilu, tetapi ketika hal ini berkaitan dengan kepentingan rakyat seperti subsidi BBM atau Jaminan Kesehatan, malah dikatakan memberatkan APBN,” lanjutnya.
Orasi dilanjutkan oleh Ust. Abdul Kholiq yang tak kalah berapi-api menyampaikan kepada semua pengunjung alun-alun Tuban, bahwa Demokrasi tidak sesuai dengan Islam. Demokrasi justru menginjak-injak hukum Islam atas nama kedaulatan di tangan rakyat. Padahal dalam Islam, kedaulatan ada di tangan Allah, yang artinya, hak untuk membuat aturan dan hukum atas segala sesuatu adalah milik Allah. Sedangkan demokrasi justru menciptakan tandingan hukum Allah, dan telah terbukti bahwa demokrasi berani menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
“Contohnya adalah di legalkan perzinaan dan sistem ekonomi berbasis riba. Dalam Islam sudah jelas, bahwa zina dan riba dilarang, haram. Tetapi di negara demokrasi yang mayoritas umat Islam ini, perzinaan dilegalkan dengan hidupnya lokalisasi, dan riba tumbuh subur melalui perbankan,” tegasnya.
Orator ke tiga, Ust. Hanif Adnan selaku ketua DPD II HTI Tuban menyampaikan ajakan untuk menerapkan syariah / hukum Allah dalam bingkai Khilafah. Karena hanya Khilafahlah yang membawa kesejahteraan bagi seluruh alam dan sudah terbukti dengan tinta emas sejarah peradaban islam.
“Bagi warga non-muslim, tidak usah khawatir karena Daulah Khilafah akan menjaga harta, darah dan kehormatan setiap penduduk Negara asalkan ia tunduk terhadap hukum Islam,” serunya kepada seluruh pengunjung Alun-alun agar tidak termakan isu-isu miring tentang Islam.
Aksi ini juga diwarnai dengan penyebaran nasyrah pernyataan sikap resmi HTI tentang Demokrasi dan Pemilu. Di salah satu sudut, petugas penyebaran nasyrah bahkan tampak seru berinteraksi langsung dengan sepasang pengunjung yang berjalan-jalan di Alun-alun. Obrolan ini bahkan sempat diabadikan beberapa wartawan.
Acara kemudian di akhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustad Agung Firdaus yang di antara doanya melontarkan harapan agar umat segera mampu menegakkan Syariah dan Khilafah di muka bumi. Aamiin, semoga. (IAJ/Hanan/suaratuban.com)